A. Pendahuluan
Novel merupakan bentuk kajian sastra yang di sebut fiksi. Novel ini adalah salah satu
karya sastra bersifat kreatif imajinatif yang mengemas persolan kehidupan sehari- hari
secara kompleks dengan adanya berbagai alur cerita, sehingga pembaca memperoleh
kehidupan,menjelaskan bahwa novel berasal dari kata novella,secara harfilah, novella
berarti sebuah barang baru yang kecil dan kemudian diartikan sebagai cerita pendek
bebentuk prosa.( Nurgiantoro,1995:5)
Novel merupakan bentuk karya sastra yang sekaligus disebut fiksi. Novel adalah salah
satu karya sastra bersifat kreatif imajinatif yang mengemas persoalan kehidupan
manusia secara kompleks dengan berbagai konflik, sehingga pembaca memperoleh
pengalaman-pengalaman baru tentang kehidupan. Novel dapat mengemukakan sesuatu
secara bebas,
menyajikan sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci, lebih detil, dan lebih banyak
melibatkan berbagai permasalahan yang lebih kompleks (Nurgiyantoro,1995:11).
Bluestone (dalam Eneste, 1991:18) menyatakan, film merupakan gabungan dari
berbagai ragam kesenian, yaitu musik, seni rupa, drama, sastra ditambah dengan unsur
fotografi. menyatakan bahwa film merupakan hasil kerja kolektif atau gotong royong.
Baik dan tidaknya sebuah film akan sangat bergantung pada keharmonisan kerja unit-unit
yang ada di dalamnya (produser, penulis skenario, sutradara, juru kamera, penata artistik,
perekam suara, para pemain, dan lain-lain). Oleh karena itu, film merupakan medium
audio visual, suarapun ikut mengambil peranan di dalamnya. (Eneste 1991:60).
1).Pembahaan
Seiring perkembangan penelitian dalam dunia sastra, unsur pembangun pada sebuah
karya sastra dikenal sebagai unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik
berfokus pada pembahaan berupa tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut
pandang, gaya bahasa, serta amanat. Sedangkan unsur ekstrinsik berisi tentang
aspekaspek yang mempengaruhi isi karya sastra, hal tersebut dapat berupa aspek sosial,
aspek biografi pengarang, aspek psikologi dan sebagainya (Noor, 2010: 34)
Dengan menggunakan teori struktural penulis dapat mengetahui apa saja unsur-unsur
pembangun yang terdapat pada novel dan film Imperfect karir,cinta dan timbangan
sehingga nantinya penulis dapat menemukan perbedaan apa saja yang terjadi di antara
keduanya.
2). Teori Sastra Bandingan
Alihwahana merupakan bagian dari sastra bandingan. Alih wahana adalah perubahan
dari satu jenis kesenian ke jenis kesenian lain. Dalam hal ini tidak hanya berupa
terjemahan suatu karya sastra, tetapi juga dapat berupa perubahan dari dongeng ke
drama, puisi ke cerpen, hingga novel ke film atau yang bisa di sebut ekranisasi.
Kegiatan alih wahana ini bermanfaat bagi pemahaman lebih mendalam tentang sastra
bandingan yang merupakan bukti bahwa karya sastra tidak hanya berupa satu kesenian
tetapi juga bisa bergerak sesuai medianya (Damono, 2013: 118).
3). Teori Ekranisasi
Menurut Eneste (1991:65), ekranisasi memungkinkan terjadinya variasi-variasi tertentu
antara novel dan film. Variasi di sini bisa terjadi dalam ranah ide cerita, gaya
penceritaan, dan sebagainya. Terjadinya variasi dalam transformasi dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain media yang digunakan, persoalan penonton, durasi waktu
pemutaran.
4). Pengurangan
Salah satu langkah yang ditempuh dalam proses transformasi karya
sastra ke film adalah pengurangan. Pengurangan adalah pengurangan atau
pemotongan unsur cerita karya sastra dalam proses transformasi. Eneste
(1991:61) menyatakan bahwa pengurangan dapat dilakukan terhadap unsur
karya sastra seperti cerita, alur, tokoh, latar, maupun suasana. Dengan
adanya proses pengurangan atau pemotongan maka tidak semua hal yang
diungkapkan dalam novel akan dijumpai pula dalam film. Dengan demikian
akan terjadi pemotongan-pemotongan atau penghilangan bagian di dalam
karya sastra dalam proses transformasi ke film.
Penambahan
Penambahan adalah suatu dalam perubahan dalam karya sastra ke bentuk film.seperti
halnya dalam kreasi penganguran, dalam proses ini bisa terjadi karena alur cerita dalam
novel dengan ke film, seperti kreasi penganguran yang dilakukan dalam proses
ekranisasi ini memiliki tentunya memiliki alasan . dalam hal ini menyatakan bahwa
seseorang sutradara dan penulis memiliki alasan tertentu dari melakukan sebuah
penambahan dalam filmnya karena dalam suatu projek film itu penting dari sudut film.
Eneste ( 1991:64). Dalam hal ini pembahasan yang terjadi terhadap tokoh dan alur
cerita film imperfect ini ada di bagian adengan film tersebut tokoh yang merupakan
sahabat Debby Tokoh-tokoh tersebut adalah Nora, Monik dan Magda dimana pada
awal adegan tokoh-tokoh ini telah dimunculkan dan menjadi tokoh penting sebab
kemunculan tokoh-tokoh ini akan selalu di jumpai dalam film. Tokohtokoh tersebut
juga sering kali membanding-bandingkan Rara dengan Lulu (adik Rara). Dimana Lulu
terlahir dengan wajah yang cantik, putih dan langsing sementara Rara terlahir dengan
bentuk tubuh hitam dan gendut sehingga Rara kerap kali mendapat komentar yang
tidak enak dari tokoh-tokoh tersebut.
6). Perubahan bervariasi
Pada pembahasan sebelumnya, bahwa proses ekranisasi terdapat bentuk perubahan
variasi yang dapat terjadi Bentuk perubahan variasi tersebut dapat ditemukan pada
tokoh dalam sebuah novel ketika di filmkan. Perubahan variasi pun terjadi pada tokoh
utama dalam novel Imperfect ketika difilmkan. Dimana dalam novel, tokoh utama
memperkenalkan dirinya sebagai Meira atau biasa di panggil mamak, namun dalam
film Imperfect peneliti menemukan adanya perubahan nama pada tokoh utama tersebut.
dimana dalam filmnya nama tokoh utama mengalami perubahan menjadi Rara. Tidak
hanya pada nama, pada kisah hidup tokoh utama pun berubah dimana dalam novelnya
tokoh utama dikisahkan menjadi seoang istri dari Ernest Prakasa (visualisasi tokoh
Dika) dan telah memiliki dua orang anak bernama Sky dan Snow sementara dalam film
tokoh Rara dikisahkan masih lajang dan belum memiliki seorang anakpun
Mengenai perubahan variasi pada tokoh, peneliti menemukan pada novel Imperfect
karya Meira Anastasi ke film Imperfect karya Ernest Parakasa. Kesenjangan tersebut
dapat ditemukan dalam kutipan berikut:
“Namaku Meira Anastasia, kamu boleh panggil aku Meira atau Mei. Atau, panggil saja
Mamak.” (Imperfect, 2018:7)
Berdasarkan kutipan data di atas, pada awal perkenalan tokoh utama dalam novel yang
berjudul Imperfect, tokoh utama memperkenalkan dirinya sebagai Meira atau biasa di
panggil mamak
Maka dengan demikian, ekranisasi juga dapat dikatakan sebagai proses perubahan dari
sesuatu yang dihasilkan secara individual menjadi sesuatu yang dihasilkan secara
bersama-sama.
Imperfect karir, cinta dan timbangan adalah di angkat dari novel Alasan kenapa
Imperfect diadaptasi menjadi sebuah film, Meira menjawab bahwa isu yang diangkat
di sini memang sudah harus segera disebarluaskan. Menurut Meira, film adalah salah
satu medium yang bisa diterima untuk menyampaikan pesan semacam ini ketimbang
seminar yang akan lebih mudah dilupakan oleh pesertanya.
Berdasarkan penjelasan di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
cerita novel imperfect journey to self acceptance karya Meira anatasia dan film
imperfect karir cinta dan timbangan karya Ernest Prakasa
Dalam kajian ekranisasi, pengubahan dalam setiap karya sastra novel ke film ini
berpengaruh adanya perubahan di setiap alur ataupun tokoh- tokoh di di produksikan
dalam gambar atau visiual. Jika dalam novel ilustrasi dan dalam pengambaran yang di
lakukan di media masa atau kata- kata , dalam suatu produksi film semua diwujudkan
melalui gambar- gambar bergerak dan audiovisual yang di tampilkan dalam suatu film
Berdasarkan penjelasan di atas, tujuan penelitian ini untuk menjelaskan (1) segi cerita
dari novel imperfect journey to self acceptance ke bentuk film yang menjadi imperfect
karir, cinta dan timbangan, (2) dengan menjelasan bagaimana cerita film imperfect
karir, cinta dan timbangan karya ernest prakasa, (3) Mendeskripsikan bagaimana
perbedaan cerita film imperfect karir, cinta dan timbangan dengan novel imperfect
imperfect journey to self acceptance karya Miera Anatasia.
Tokoh dan Penokohan
Dalam sebuah cerita, tokoh merupakan unsur pembangun yang sangat penting.
Hadirnya tokoh membuat cerita terlihat nyata karena terdapat pemeran di dalamnya.
Pada proses ekranisasi dari novel ke film imperfect , tokoh yang mengalami
pengurangan yaitu tokoh Rara sebagaai karyawan kantor, dika sebagai pacar rara yang
merupakan seorang photo grafer.
Perubahan Variasi Alur
Proses pengalihwahanaan novel Imperfect karya Meira Anastasia ke film.
Imperfect karya Ernest Prakasa, peneliti menemukan adanya perubahan variasi
alur pada tokoh tokoh utama. Hal tersebut digambarkan melalui kutipan
berikut:
“Tapi aku nyaman kok menyebut diriku dengan sebutan “Mamak”, karena aku
memang seorang mama dari dua anak, yaitu Sky Tierra Solana (perempuan, 8 tahun)
dan Snow Auror Arashi (laki-laki, 3 tahun).” (Imperfect, 2018:7).
“Dan aku, adalah istri dari seorang komika/aktor/penulis/sutradara, Ernest Prakasa.”
(Imperfect, 2018:7).
Berdasarkan kutipan data di atas menunjukan alur dalam novel Imperfect,
dimana tokoh utama (Meira) merupakan istri dari Ernest Prakasa. Sementara Ernest
Prakasa merupakan tokoh dalam novel yang di visualisasikan menjadi tokoh Dika dalam filmnya.
B. Metode Penelitian
Di dalam penelitian ini, adalah penelitian kuantitatif karena di setiap data penelitian
ini berupa kalimat lisan dengan menggunakan metode deskriptif, bagaimanapun
setiap segi cerita alur di dalam novel maupun di dalam film ini akan ada di jelaskan
menyatakan bahwa data yang dikumpulkan dalam metode deskriptif adalah berupa
kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal itu disebabkan oleh adanya
penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan.
menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Penelitian ini memaparkan dan
menjelaskan ekranisasi novel ke film imperfect karir, cinta dan timbangan.
Dari penjelasan di atas, data penelitian ini adalah sebuah cerita novel dan film
imperfect karir, cinta dan timbangan, sedangkan adaptasi film ini tidak keseluruhan
sama dengan novel yang ada novel imperfect journey to self acceptance menjadi
adapatasi ke bentuk film ini , sedangkan novel imperfect journey to self acceptance
ini di terbitkan sudah lama pada tahun 2018 di tulis oleh Meira Anatasia.dan Film
Imperfect Karir, Cinta dan Timbangan karya Ernest Prakasa di produksi oleh
Starvision tahun 2019 dengan durasi 113 Menit.
C. Pembahasan
Dalam penelitian ini,di dalam novel maupun film di dalamnya akan di jabarkan
bagaimana dari segi cerita novel Imperfect Journey To Self Acceptance Karya Meira
Annatasia dengan film Imperfect Karir, Cinta Dan Timbangan karya Ernest Prakasa,
novel ini mempunyai 216 halaman yang mempunyai porsi cerita yang bagus dan di
film ini novel ini di adaptasi dari inti sari terhadap cerita novel ini. Menjadi Sebuah
karya sastra yang dengan dibuat film ini akan menimbulkan berbagai macam
persamaan dan perbedan cerita, dalam segi cerita novel dan film imperfect karir, cinta
dan timbangan Pengurangan pada proses ekranisasi tidak dapat terhindarkan. Proses
pengurangan memungkinkan adanya pemotongan atau penciutan unsur dari cerita asli
menjadi unsur cerita hasil adaptasi. Alasan dilakukannya pengurangan pada unsur
cerita di antaranya ada anggapan bahwa terdapat beberapa adegan atau tokoh tertentu
yang dianggap tidak terlalu penting dan tidak dibutuhkan, adanya anggapan suatu halyang dapat mengganggu isi cerita, serta keterbatasan teknik berupa durasi film. Novel
imperfect journey to self acceptance ini dengan film.
Persamaan alur
film imperfect karir cinta dan timbangan ini memiliki persamaan dari segi cerita
sebagai berikut, pertama mengambarkan bagaimana ada seorang perempuan
kegelisahan, insencure yang dia alami setiap orang, dan dalam film ini menjelaskan
bagaimana orang bisa menerima ketidak kesempurnaan tersebut, yang ke dua Rara
(Jessica Mila) yang terlahir dari rahim seorang model sukses di era 90-an bernama
Debby (Karina Suwandi), harus menjalani hidup penuh tekanan perundungan, celaan
fisik, dan bias standar kecantikan lantaran memiliki fisik yang berbeda dengan
adiknya, Lulu (Yasmin Napper). Rara bertubuh gendut dan berkulit legam warisan
gen sang ayah, Hendro (Kiki Narendra), sementara Lulu begitu langsing dan berkulit
putih mulus mengikuti gen ibu mereka.yang ketiga
perbedaan alur
Di dalam novel imperfect journey to self acceptance ini memiliki perbedaan ,yaitu
sebagai berikut pada di segi cerita, Imperfect ke film Imperfect dapat ditemui pada
beberapa tokoh cerita pada novel ketika tokoh utama.
Meira sedang menggendong anak keduanya yang baru berumur satu tahun, dimana
peristiwa tersebut tidak terdapat di dalam film. Selanjutnya, peristiwa
yang mengalami adalah peristiwa yang menggambarkan awal
tokoh utama dan saudaranya dilahirkan di antaranya tokoh Sky Tierra Solana dan
tokoh Snow Auror Arashi yang merupakan anak dari tokoh utama dalam novel, tokoh
seorang bapak-bapak yang di jumpai tokoh utama di minimarket, tokoh Adi yangmerupakan mantan pacar tokoh utama di SMA, tokoh supir taksi, tokoh Audrey
Sebuah novel, saat akan di angakat dalam sebuah film ini dengan judul yang sama,
tidak sama dengan napa yang dengan di novel tersebut. Perubahan dalam setiap
peristiwa alur cerita dalam novel ini, adalah perubahan dari nama tokoh sky dan
snow yang di ganti menjadi rara dan dika dalam sebuah film ini.
Novel dan film ini merupakan hasil harya yang berbeda. Jika sebuah novel di angkat
dalam film ini sudah pasti ada perbedaan dalam segi cerita.di bandingkan dengan
novel, film ini juga ini mengajarkan kita untuk bersyukur apa yang kita miliki selama
ini dalam film ini kita menjadikan cerita baru, kalou di novel ini untuk menjelaskan
inti sari terhadap cerita tersebut, akan tetapi dalam setiap dialog atau apapun dalam
film ini adalah juga merupakan karya seni yang memiliki kepentingan dalam setiap
produksinya. Biasanya terhadap biaya produksi dan kebutuhan lainnya dalam setiap
sebuah karya film. Pemindahan novel ke layar lebar ini disebut ekranisasi.
Dalam proses penggarapannya,ekranisasi mengalami perubahan, seperti
pengurangan, penambahan, dan perubahan bervariasi. Oleh karena itu,
proses ekranisasi ini harus disikapi terbuka dengan tidak mempertentangkan
maupun membanding-bandingkan novel dengan film hasil adaptasi karena
novel dan film adalah dua karya yang berbeda.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis ini data dan pembahasa novel dan film imperfect ini dengan
menggunakan kajian ekranisasi, yaitu penambahan dan pembahasan dalam novel imperfect
karya Meira anatasia ke film imperfect karya ernest prakasa adanya pengurangan pada unsur
pembangun berupa tokoh, latar dan peristiwa dalam proses ekranisasi. Berbagai
pengurangan atau penciutan yang terjadi pada film mempertimbangkan durasi dalam film
yang terbatas. Tokoh, latar dan alur yang dihapuskan sebagai proses ekranisasi merupakan
unsur pendukung yang keberadaannya tidak terlalu berpengaruh pada cerita inti.
Perubahan novel Imperfect karya Meira Anastasia ke Film Imperefect karya Ernest Prakasa
terjadi pada tokoh dan alur cerita yang di kembangkan dalam novel tersebut. Tokoh yang
mengalami perubahan variasi dalam novel ke film yaitu tokoh Meira mejadi Rara, tokoh
Ernest menjadi Dika dan tokoh Lulu yang dalam novel di ceritakan sosok laki-laki namun
mengalami perubahan menjadi sosok perempuan ketika di filmkan. Perubahan variasi yang
terjadi pada alur dalam novel Imperfect ke film Imperfect yang digambarkan melalui
beberapa cerita yang dihadirkan dalam adegan pada film.
DAFTAR PUSTAKA
Anastasari, Risma Ayu Anggraini. 2019. Deretan film Indonesia dengan jumlah penonton
terbanyak, mulaidari Warkop DKI Reborn: JangkrikBoss! Part 1 hingga Suzzanna.
https://tirto.id/10-film-indonesia-dengan-jumlah-penonton-terbanyak-2007-2019-efTj. Diakses
pada 8 Agustus 2019
Donty,2008 pengertian film http://bahasfilmbareng.blogspot.com/2008/04/pengertian-film.html.
Diunduh 2 Agustus 2012.
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitan Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Damono, S.D. 2009. Sastra bandingan. Editum.Cirendeu.
Eneste, P. 1991. Novel dan Film. Penerbit Nusa Indah: Jakarta
Nurgiyantoro, B. 2015. Teori pengkajian fiksi (edisi revisi). Yogyakarta:
Mada University Press.
Muhardi dan Hasanuddin WS. 1992. Prosedur Analisis Fiksi. Padang: IKIP
Padang Press.
Ikuti tulisan menarik Dini Dwi Pratiwi lainnya di sini.