x

Iklan

Dini Dwi Pratiwi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 6 Juli 2022

Sabtu, 16 Juli 2022 05:48 WIB

Ekranisasi Novel ke Bentuk Film Imperfect Karir dan Cinta; Timbangan Karya Meria Anatasia dan Ernst Prakarsa

Dari artikel ini menjelaskan ekranisasi dalam sebuah novel dan diln

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses ekranasi, alur, tokoh dan perbedaan novel ke bentuk film dalam bentuk katagori aspek penciutan, penambahan aspek perubahan bervariasi pada novel dan film imperfect karir, cinta dan timbangan ini mengunakan metode penelitian ini yang di gunakan dalam penelitian deskripttif kuantitatif. Sumber dan data dalam penelitian ini adalah novel imperfect karir, cinta dan timbangan fokus pada penelitian berupa proses Ekranisasi alur tokoh , dan latar dalam segi novel dan film. Data yang di peroleh dengan Teknik membaca, Teknik menonton dan Teknik mencatat. Hasil analisis novel dan film Imperfect: A Journey to Self-Acceptance menunjukan adanya perubahan berupa penambahan, pengurangan serta perubahan variasi dari unsur intrinsik pembangun novel dan film yang dia adaptasi oleh novel tersebut yang menjadi nama film ini Imperfect, Karir, Cinta Dan Timbangan. Kata kunci : Novel, Film Ekranisasi

A. Pendahuluan

 Novel merupakan bentuk kajian sastra yang di sebut fiksi. Novel ini adalah salah satu

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

karya sastra bersifat kreatif imajinatif yang mengemas persolan kehidupan sehari- hari

secara kompleks dengan adanya berbagai alur cerita, sehingga pembaca memperoleh

kehidupan,menjelaskan bahwa novel berasal dari kata novella,secara harfilah, novella

berarti sebuah barang baru yang kecil dan kemudian diartikan sebagai cerita pendek

bebentuk prosa.( Nurgiantoro,1995:5)

 Novel merupakan bentuk karya sastra yang sekaligus disebut fiksi. Novel adalah salah

satu karya sastra bersifat kreatif imajinatif yang mengemas persoalan kehidupan

manusia secara kompleks dengan berbagai konflik, sehingga pembaca memperoleh

pengalaman-pengalaman baru tentang kehidupan. Novel dapat mengemukakan sesuatu

secara bebas,

 menyajikan sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci, lebih detil, dan lebih banyak

melibatkan berbagai permasalahan yang lebih kompleks (Nurgiyantoro,1995:11).

 Bluestone (dalam Eneste, 1991:18) menyatakan, film merupakan gabungan dari

berbagai ragam kesenian, yaitu musik, seni rupa, drama, sastra ditambah dengan unsur

fotografi. menyatakan bahwa film merupakan hasil kerja kolektif atau gotong royong.

Baik dan tidaknya sebuah film akan sangat bergantung pada keharmonisan kerja unit-unit

yang ada di dalamnya (produser, penulis skenario, sutradara, juru kamera, penata artistik,

perekam suara, para pemain, dan lain-lain). Oleh karena itu, film merupakan medium

audio visual, suarapun ikut mengambil peranan di dalamnya. (Eneste 1991:60).

Ekranisasi, menurut Eneste (1991:60) adalah pelayar putihan atau pemindahan sebuah novel ke dalam film. Ekranisasi adalah suatu proses Pelayar putihan atau pemindahan atau pengangkatan sebuah novel ke dalam film. Pemindahan dari novel ke layar putih mau tidak mau mengakibatkan timbulnya berbagai perubahan. Oleh karena itu, ekranisasi juga bisa disebut sebagai proses perubahan bisa mengalami penciutan, penambahan (perluasan), dan perubahan dengan sejumlah variasi.menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi dalam ekranisasi adalah sebagai berikut. . Eneste (1991:61:66)

1).Pembahaan

Seiring perkembangan penelitian dalam dunia sastra, unsur pembangun pada sebuah

karya sastra dikenal sebagai unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik

berfokus pada pembahaan berupa tema, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut

pandang, gaya bahasa, serta amanat. Sedangkan unsur ekstrinsik berisi tentang

aspekaspek yang mempengaruhi isi karya sastra, hal tersebut dapat berupa aspek sosial,

aspek biografi pengarang, aspek psikologi dan sebagainya (Noor, 2010: 34)

Dengan menggunakan teori struktural penulis dapat mengetahui apa saja unsur-unsur

pembangun yang terdapat pada novel dan film Imperfect karir,cinta dan timbangan

sehingga nantinya penulis dapat menemukan perbedaan apa saja yang terjadi di antara

keduanya.

2). Teori Sastra Bandingan

Alihwahana merupakan bagian dari sastra bandingan. Alih wahana adalah perubahan

dari satu jenis kesenian ke jenis kesenian lain. Dalam hal ini tidak hanya berupa

terjemahan suatu karya sastra, tetapi juga dapat berupa perubahan dari dongeng ke

drama, puisi ke cerpen, hingga novel ke film atau yang bisa di sebut ekranisasi.

Kegiatan alih wahana ini bermanfaat bagi pemahaman lebih mendalam tentang sastra

bandingan yang merupakan bukti bahwa karya sastra tidak hanya berupa satu kesenian

tetapi juga bisa bergerak sesuai medianya (Damono, 2013: 118).

3). Teori Ekranisasi

Menurut Eneste (1991:65), ekranisasi memungkinkan terjadinya variasi-variasi tertentu

antara novel dan film. Variasi di sini bisa terjadi dalam ranah ide cerita, gaya

penceritaan, dan sebagainya. Terjadinya variasi dalam transformasi dipengaruhi oleh

beberapa faktor, antara lain media yang digunakan, persoalan penonton, durasi waktu

pemutaran.

 4). Pengurangan

Salah satu langkah yang ditempuh dalam proses transformasi karya

sastra ke film adalah pengurangan. Pengurangan adalah pengurangan atau

pemotongan unsur cerita karya sastra dalam proses transformasi. Eneste

(1991:61) menyatakan bahwa pengurangan dapat dilakukan terhadap unsur

karya sastra seperti cerita, alur, tokoh, latar, maupun suasana. Dengan

adanya proses pengurangan atau pemotongan maka tidak semua hal yang

diungkapkan dalam novel akan dijumpai pula dalam film. Dengan demikian

akan terjadi pemotongan-pemotongan atau penghilangan bagian di dalam

karya sastra dalam proses transformasi ke film.

Penambahan

Penambahan adalah suatu dalam perubahan dalam karya sastra ke bentuk film.seperti

halnya dalam kreasi penganguran, dalam proses ini bisa terjadi karena alur cerita dalam

novel dengan ke film, seperti kreasi penganguran yang dilakukan dalam proses

ekranisasi ini memiliki tentunya memiliki alasan . dalam hal ini menyatakan bahwa

seseorang sutradara dan penulis memiliki alasan tertentu dari melakukan sebuah

penambahan dalam filmnya karena dalam suatu projek film itu penting dari sudut film.

Eneste ( 1991:64). Dalam hal ini pembahasan yang terjadi terhadap tokoh dan alur

cerita film imperfect ini ada di bagian adengan film tersebut tokoh yang merupakan

sahabat Debby Tokoh-tokoh tersebut adalah Nora, Monik dan Magda dimana pada

awal adegan tokoh-tokoh ini telah dimunculkan dan menjadi tokoh penting sebab

kemunculan tokoh-tokoh ini akan selalu di jumpai dalam film. Tokohtokoh tersebut

juga sering kali membanding-bandingkan Rara dengan Lulu (adik Rara). Dimana Lulu

terlahir dengan wajah yang cantik, putih dan langsing sementara Rara terlahir dengan

bentuk tubuh hitam dan gendut sehingga Rara kerap kali mendapat komentar yang

tidak enak dari tokoh-tokoh tersebut.

6). Perubahan bervariasi

Pada pembahasan sebelumnya, bahwa proses ekranisasi terdapat bentuk perubahan

variasi yang dapat terjadi Bentuk perubahan variasi tersebut dapat ditemukan pada

tokoh dalam sebuah novel ketika di filmkan. Perubahan variasi pun terjadi pada tokoh

utama dalam novel Imperfect ketika difilmkan. Dimana dalam novel, tokoh utama

memperkenalkan dirinya sebagai Meira atau biasa di panggil mamak, namun dalam

film Imperfect peneliti menemukan adanya perubahan nama pada tokoh utama tersebut.

dimana dalam filmnya nama tokoh utama mengalami perubahan menjadi Rara. Tidak

hanya pada nama, pada kisah hidup tokoh utama pun berubah dimana dalam novelnya

tokoh utama dikisahkan menjadi seoang istri dari Ernest Prakasa (visualisasi tokoh

Dika) dan telah memiliki dua orang anak bernama Sky dan Snow sementara dalam film

tokoh Rara dikisahkan masih lajang dan belum memiliki seorang anakpun

Mengenai perubahan variasi pada tokoh, peneliti menemukan pada novel Imperfect

karya Meira Anastasi ke film Imperfect karya Ernest Parakasa. Kesenjangan tersebut

dapat ditemukan dalam kutipan berikut:

“Namaku Meira Anastasia, kamu boleh panggil aku Meira atau Mei. Atau, panggil saja

Mamak.” (Imperfect, 2018:7)

Berdasarkan kutipan data di atas, pada awal perkenalan tokoh utama dalam novel yang

berjudul Imperfect, tokoh utama memperkenalkan dirinya sebagai Meira atau biasa di

panggil mamak

Maka dengan demikian, ekranisasi juga dapat dikatakan sebagai proses perubahan dari

sesuatu yang dihasilkan secara individual menjadi sesuatu yang dihasilkan secara

bersama-sama.

 Imperfect karir, cinta dan timbangan adalah di angkat dari novel Alasan kenapa

Imperfect diadaptasi menjadi sebuah film, Meira menjawab bahwa isu yang diangkat

di sini memang sudah harus segera disebarluaskan. Menurut Meira, film adalah salah

satu medium yang bisa diterima untuk menyampaikan pesan semacam ini ketimbang

seminar yang akan lebih mudah dilupakan oleh pesertanya.

Berdasarkan penjelasan di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan

cerita novel imperfect journey to self acceptance karya Meira anatasia dan film

imperfect karir cinta dan timbangan karya Ernest Prakasa

Dalam kajian ekranisasi, pengubahan dalam setiap karya sastra novel ke film ini

berpengaruh adanya perubahan di setiap alur ataupun tokoh- tokoh di di produksikan

dalam gambar atau visiual. Jika dalam novel ilustrasi dan dalam pengambaran yang di

lakukan di media masa atau kata- kata , dalam suatu produksi film semua diwujudkan

melalui gambar- gambar bergerak dan audiovisual yang di tampilkan dalam suatu film

Berdasarkan penjelasan di atas, tujuan penelitian ini untuk menjelaskan (1) segi cerita

dari novel imperfect journey to self acceptance ke bentuk film yang menjadi imperfect

karir, cinta dan timbangan, (2) dengan menjelasan bagaimana cerita film imperfect

karir, cinta dan timbangan karya ernest prakasa, (3) Mendeskripsikan bagaimana

perbedaan cerita film imperfect karir, cinta dan timbangan dengan novel imperfect

imperfect journey to self acceptance karya Miera Anatasia.

Tokoh dan Penokohan

Dalam sebuah cerita, tokoh merupakan unsur pembangun yang sangat penting.

Hadirnya tokoh membuat cerita terlihat nyata karena terdapat pemeran di dalamnya.

Pada proses ekranisasi dari novel ke film imperfect , tokoh yang mengalami

pengurangan yaitu tokoh Rara sebagaai karyawan kantor, dika sebagai pacar rara yang

merupakan seorang photo grafer.

Perubahan Variasi Alur

Proses pengalihwahanaan novel Imperfect karya Meira Anastasia ke film.

Imperfect karya Ernest Prakasa, peneliti menemukan adanya perubahan variasi

alur pada tokoh tokoh utama. Hal tersebut digambarkan melalui kutipan

berikut:

“Tapi aku nyaman kok menyebut diriku dengan sebutan “Mamak”, karena aku

memang seorang mama dari dua anak, yaitu Sky Tierra Solana (perempuan, 8 tahun)

dan Snow Auror Arashi (laki-laki, 3 tahun).” (Imperfect, 2018:7).

“Dan aku, adalah istri dari seorang komika/aktor/penulis/sutradara, Ernest Prakasa.”

(Imperfect, 2018:7).

Berdasarkan kutipan data di atas menunjukan alur dalam novel Imperfect,

dimana tokoh utama (Meira) merupakan istri dari Ernest Prakasa. Sementara Ernest

Prakasa merupakan tokoh dalam novel yang di visualisasikan menjadi tokoh Dika dalam filmnya.

B. Metode Penelitian

Di dalam penelitian ini, adalah penelitian kuantitatif karena di setiap data penelitian

ini berupa kalimat lisan dengan menggunakan metode deskriptif, bagaimanapun

setiap segi cerita alur di dalam novel maupun di dalam film ini akan ada di jelaskan

menyatakan bahwa data yang dikumpulkan dalam metode deskriptif adalah berupa

kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal itu disebabkan oleh adanya

penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan.

menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Penelitian ini memaparkan dan

menjelaskan ekranisasi novel ke film imperfect karir, cinta dan timbangan.

Dari penjelasan di atas, data penelitian ini adalah sebuah cerita novel dan film

imperfect karir, cinta dan timbangan, sedangkan adaptasi film ini tidak keseluruhan

sama dengan novel yang ada novel imperfect journey to self acceptance menjadi

adapatasi ke bentuk film ini , sedangkan novel imperfect journey to self acceptance

ini di terbitkan sudah lama pada tahun 2018 di tulis oleh Meira Anatasia.dan Film

Imperfect Karir, Cinta dan Timbangan karya Ernest Prakasa di produksi oleh

Starvision tahun 2019 dengan durasi 113 Menit.

C. Pembahasan

Dalam penelitian ini,di dalam novel maupun film di dalamnya akan di jabarkan

bagaimana dari segi cerita novel Imperfect Journey To Self Acceptance Karya Meira

Annatasia dengan film Imperfect Karir, Cinta Dan Timbangan karya Ernest Prakasa,

novel ini mempunyai 216 halaman yang mempunyai porsi cerita yang bagus dan di

film ini novel ini di adaptasi dari inti sari terhadap cerita novel ini. Menjadi Sebuah

karya sastra yang dengan dibuat film ini akan menimbulkan berbagai macam

persamaan dan perbedan cerita, dalam segi cerita novel dan film imperfect karir, cinta

dan timbangan Pengurangan pada proses ekranisasi tidak dapat terhindarkan. Proses

pengurangan memungkinkan adanya pemotongan atau penciutan unsur dari cerita asli

menjadi unsur cerita hasil adaptasi. Alasan dilakukannya pengurangan pada unsur

cerita di antaranya ada anggapan bahwa terdapat beberapa adegan atau tokoh tertentu

yang dianggap tidak terlalu penting dan tidak dibutuhkan, adanya anggapan suatu halyang dapat mengganggu isi cerita, serta keterbatasan teknik berupa durasi film. Novel

 

imperfect journey to self acceptance ini dengan film.

Persamaan alur

film imperfect karir cinta dan timbangan ini memiliki persamaan dari segi cerita

sebagai berikut, pertama mengambarkan bagaimana ada seorang perempuan

 

kegelisahan, insencure yang dia alami setiap orang, dan dalam film ini menjelaskan

bagaimana orang bisa menerima ketidak kesempurnaan tersebut, yang ke dua Rara

 

(Jessica Mila) yang terlahir dari rahim seorang model sukses di era 90-an bernama

Debby (Karina Suwandi), harus menjalani hidup penuh tekanan perundungan, celaan

fisik, dan bias standar kecantikan lantaran memiliki fisik yang berbeda dengan

adiknya, Lulu (Yasmin Napper). Rara bertubuh gendut dan berkulit legam warisan

gen sang ayah, Hendro (Kiki Narendra), sementara Lulu begitu langsing dan berkulit

putih mulus mengikuti gen ibu mereka.yang ketiga

perbedaan alur

 Di dalam novel imperfect journey to self acceptance ini memiliki perbedaan ,yaitu

sebagai berikut pada di segi cerita, Imperfect ke film Imperfect dapat ditemui pada

beberapa tokoh cerita pada novel ketika tokoh utama.

Meira sedang menggendong anak keduanya yang baru berumur satu tahun, dimana

peristiwa tersebut tidak terdapat di dalam film. Selanjutnya, peristiwa

yang mengalami adalah peristiwa yang menggambarkan awal

tokoh utama dan saudaranya dilahirkan di antaranya tokoh Sky Tierra Solana dan

tokoh Snow Auror Arashi yang merupakan anak dari tokoh utama dalam novel, tokoh

seorang bapak-bapak yang di jumpai tokoh utama di minimarket, tokoh Adi yangmerupakan mantan pacar tokoh utama di SMA, tokoh supir taksi, tokoh Audrey

Sebuah novel, saat akan di angakat dalam sebuah film ini dengan judul yang sama,

tidak sama dengan napa yang dengan di novel tersebut. Perubahan dalam setiap

peristiwa alur cerita dalam novel ini, adalah perubahan dari nama tokoh sky dan

snow yang di ganti menjadi rara dan dika dalam sebuah film ini.

Novel dan film ini merupakan hasil harya yang berbeda. Jika sebuah novel di angkat

dalam film ini sudah pasti ada perbedaan dalam segi cerita.di bandingkan dengan

novel, film ini juga ini mengajarkan kita untuk bersyukur apa yang kita miliki selama

ini dalam film ini kita menjadikan cerita baru, kalou di novel ini untuk menjelaskan

inti sari terhadap cerita tersebut, akan tetapi dalam setiap dialog atau apapun dalam

film ini adalah juga merupakan karya seni yang memiliki kepentingan dalam setiap

produksinya. Biasanya terhadap biaya produksi dan kebutuhan lainnya dalam setiap

sebuah karya film. Pemindahan novel ke layar lebar ini disebut ekranisasi.

Dalam proses penggarapannya,ekranisasi mengalami perubahan, seperti

pengurangan, penambahan, dan perubahan bervariasi. Oleh karena itu,

proses ekranisasi ini harus disikapi terbuka dengan tidak mempertentangkan

maupun membanding-bandingkan novel dengan film hasil adaptasi karena

novel dan film adalah dua karya yang berbeda.

KESIMPULAN

 Berdasarkan analisis ini data dan pembahasa novel dan film imperfect ini dengan

menggunakan kajian ekranisasi, yaitu penambahan dan pembahasan dalam novel imperfect

karya Meira anatasia ke film imperfect karya ernest prakasa adanya pengurangan pada unsur

pembangun berupa tokoh, latar dan peristiwa dalam proses ekranisasi. Berbagai

pengurangan atau penciutan yang terjadi pada film mempertimbangkan durasi dalam film

yang terbatas. Tokoh, latar dan alur yang dihapuskan sebagai proses ekranisasi merupakan

unsur pendukung yang keberadaannya tidak terlalu berpengaruh pada cerita inti.

Perubahan novel Imperfect karya Meira Anastasia ke Film Imperefect karya Ernest Prakasa

terjadi pada tokoh dan alur cerita yang di kembangkan dalam novel tersebut. Tokoh yang

mengalami perubahan variasi dalam novel ke film yaitu tokoh Meira mejadi Rara, tokoh

Ernest menjadi Dika dan tokoh Lulu yang dalam novel di ceritakan sosok laki-laki namun

mengalami perubahan menjadi sosok perempuan ketika di filmkan. Perubahan variasi yang

terjadi pada alur dalam novel Imperfect ke film Imperfect yang digambarkan melalui

beberapa cerita yang dihadirkan dalam adegan pada film.

DAFTAR PUSTAKA

Anastasari, Risma Ayu Anggraini. 2019. Deretan film Indonesia dengan jumlah penonton

terbanyak, mulaidari Warkop DKI Reborn: JangkrikBoss! Part 1 hingga Suzzanna.

https://tirto.id/10-film-indonesia-dengan-jumlah-penonton-terbanyak-2007-2019-efTj. Diakses

pada 8 Agustus 2019

Donty,2008 pengertian film http://bahasfilmbareng.blogspot.com/2008/04/pengertian-film.html.

Diunduh 2 Agustus 2012.

Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitan Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Damono, S.D. 2009. Sastra bandingan. Editum.Cirendeu.

Eneste, P. 1991. Novel dan Film. Penerbit Nusa Indah: Jakarta

 Nurgiyantoro, B. 2015. Teori pengkajian fiksi (edisi revisi). Yogyakarta:

Mada University Press.

Muhardi dan Hasanuddin WS. 1992. Prosedur Analisis Fiksi. Padang: IKIP

Padang Press.

Ikuti tulisan menarik Dini Dwi Pratiwi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler