x

Gaya remaja di kawasan Dukuh Atas, Sudirman, Jakarta, Ahad, 17 Juli 2022. Fenomena Citayam Fashion Week oleh remaja SCBD (Sudirman, Citayam. Bojonggede, Depok) yang viral di Media Sosial merupakan istilah bagi para remaja yang berpenampilan modis dan nongkrong di kawasan Dukuh Atas, Sudirman, Jakarta. TEMPO/M Taufan Rengganis

Iklan

Syarifudin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 April 2019

Kamis, 21 Juli 2022 06:20 WIB

Cara Memaknai Fenomena Citayam Fashion Week di Dukuh Atas

Citayam Fashion Week harus diapresiasi sebagai gerakan moral untuk tampil apa adanya, tanpa perlu barang mahal untuk bisa bergaya. Citayam Fashion Week lebih dari sekadar ekspresi anak muda. Ini adalah gerakan untuk mengajak kembali hidup sesuai kemampuan masing-masing. Hidup yang apa adanya, bukan ada apanya. Bergaya itu tidak harus mahal.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Citayam Fashion Week lagi viral. Inilah anak-anak muda yang nongkrong di area Dukuh Atas, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, dan menjadikan tempat itu sebagai catwalk. Kawasan ini bak kontes fesyen di tempat-tempat mewah. Saking viralnya, mereka disebut remaja SCBD (Sudirman, Citayam, Bojonggede, dan Depok).

Mungkin Citayam Fashion Week bisa jadi pro kontra. Atau sebagian orang mungkin terheran-heran, kok bisa? Tempat penyeberangan jalan yang diubah menjadi catwalk, berjalan sambil memperlihatkan pakaian yang dikenakannya. Ini layak disebut model jalanan. Tapi itulah realitas.

Selain sebagai ekspresi diri, Citayam Fashion Week sejatinya telah mempertontonkan tentang realitas baru jati diri anak-anak muda. Bahwa hidup yang bergaya itu tidak harus mahal. Pakaian itu tidak harus mewah. Apalagi merogoh kocek hingga puluhan atau ratusan juta hanya untuk tampil bergaya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Acungan jempol pantas disematkan kepada anak-anak muda Citayam Fashion Week. Karena hampir semua pakaian yang dipakai dan diperagakan adalah barang-barang murah. Harganya sesuai kantong pribadinya. Dengan uang Rp30-50 ribu mereka bisa tampil modis plus berkaca mata. Keren dan sah-sah saja. Bahwa bergaya dan modis itu tidak harus dengan barang mahal. Murah dan apa adanya adalah lebih baik.

Sementara di luar sana, banyak orang ingin hidup bergaya dengan memaksakan diri. Berjiwa hedonis dan konsumeris. Padahal lebih besar pasak daripada tiang. Pengin hidup bergaya tapi tidak punya uang. Lalu berhutang atau memaksa diri hanya untuk kesenangan sesaat.

Jadi Citayam Fashion Week harus diapresiasi sebagai gerakan moral untuk tampil apa adanya, tanpa perlu barang mahal untuk bisa bergaya. Citayam Fashion Week lebih dari sekadar ekspresi anak muda. Tapi sebagai gerakan untuk mengajak kembali hidup sesuai dengan kemampuannya. Hidup yang apa adanya, bukan ada apanya. Bergaya itu tidak harus mahal. Salam literasi #PegiatLiterasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

Ikuti tulisan menarik Syarifudin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB