Tak Ada Sekolah Sebaik Keluarga dan Tak Ada Guru Sebaik Orang Tua
Sabtu, 23 Juli 2022 10:42 WIBKeluarga adalah sekolah pertama dan utama anak. Bagaimana keluarga bisa menjadi seperti itu? Sila baca sampai tuntas.
Oleh: Bambang Udoyono, penulis buku
There is no school equal to a decent home and no teacher equal to a virtuous parent (Gandhi) “Tidak ada sekolah yang setara dengan rumah tangga yang sakinah ma waddah wa rahmah dan tidak ada guru yang setara dengan orang tua yang soleh/solehah.” Demikian kata Gandhi sang pemimin India. Semua orang pasti sepakat dengan kalimatnya yang sangat bijaksana ini.
Keluarga menentukan karakter anak
Rumah tangga yang sakinah ma waddah wa rahmah adalah sekolah pertama dan utama untuk anak. Pendidik anak yang terutama adalah seorang ibu. Tentu saja bapaknya juga. Pasangan suami istri yang soleh dan solehah akan menjadi pasangan ideal yang bisa menciptakan rumah tangga yang sakinah ma waddah wa rahmah.
Dalam rumah tangga sakinah mawaddah wa rahmah setiap anak mendapat doa, bimbingan dan pendidikan baik yang akan membentuk karakter dan kemampuan tertentu. Kalau dalam teori kompetensi sekarang ini kemampuan seseorang memiliki tiga unsur. Pertama attitude (sikap mental, perilaku), kedua knowledge (pengetahuan) dan ketiga skill (ketrampilan). Attitude dibentuk di dalam keluarga orang tuanya. Pendidikan dalam keluarga asalnyalah yang menentukan apakah attitude seseorang akan baik atau tidak.
Attitude yang buruk tidak bisa atau susah sekali dibentuk di sekolah. Kalau attitude sudah buruk biasanya sekolah yang baguspun tidak mampu memperbaiki. Bisanya anak yang bruk attitudenya malah dikeluarkan dari sekolah bagus.
Sekolah formal, kursus informal, training, coaching, atau apapun namanya adalah tempat utama seseorang mendapatkan skill (ketrampilan). Meskipun demikian keluarga juga bisa berperan besar dalam pembentukan skill anak. Tidak sedikit musisi kondang yang tidak pernah sekolah musik sama sekali, tapi mendapat bimbingan dari orang tuanya sendiri. Banyak musisi sudah membuktikan. Demikian juga profesi lain.
Knowledge bisa didapatkan dari sekolah tapi keluarga juga berperan besar dalam membuka cakrawala pemikiran anak anaknya. Di sinilah pentingnya memberi motivasi dan bahan bacaan yang menarik dan berkualitas kepada anak. Dialog yang sepintas hanya seperti obrolan ringan ngalor ngidul juga bisa memotivasi, menginspirasi dan meluaskan wawasan pengetahuan anak.
Apakah ada lagi cara untuk meluaskan knowledge anak? Pasti ada. Secara berkala ajaklah anak anak anda untuk berwisata. Palig tidak ke dalam negri, lalu ke manca negara. Kenapa manca negara? Bukankah kita juga memiliki alam yang indah?
Berwisata bukan hanya untuk melihat alam cantik tapi untuk membuka cakrawala pemikiran agar luas. Seperti kata St Augustine, “The world is a book. Those who do not travel read only one page” Dunia ini ibarat buku. Mereka yang tidak bepergian hanya membaca satu halaman. Henry Miller, seorang penulis kenamaan dari negri Paman Sam juga memiliki kata mutiara begini, “One’s destination is never a place. But a new way of seeing things” Tujuan orang bepergian bukan tempatnya tapi cara pandang baru. Inilah yang tidak kalah penting daripada sekolah formal. Cara pandang baru, perspektif baru. Tapi apakah wisata ke manca negara pasti menghasilkan manfaat itu? Demikian mungkin pertanyaan anda. Tergantung cara anda melakukannya. Sebaiknya anda berwisata ke manca negara dengan panduan seorang professional tour leader dalam group yang dikelola oleh sebuah perusahaan perjalanan wisata agar perjalanan anda lancar jaya, aman, nyaman dan anda mendapat manfaat maksimal. Sikap Anda juga menentukan. Kalau terbuka baru bisa mendapat manfaatnya.
Jadi jangan ragu ragu, rencanakan perjalanan ke manca negara sejak sekarang. Agar anak anak anda luas wawasannya, banyak knowledge nya. Anda bisa mulai dengan mengunjungi negara tetangga di Asia dulu. Sekarang sudah banyak destinasi yang bagus dengan budaya beda dan dengah harga terjangkau. Setelah itu lanjutkan dengan destinasi yang lebih jauh seperti Dubai atau Turki. Kalau anda ingin ke negri Barat tapi yang dekat ya ke Australia dan New Zealand.
Ada lagi satu pertanyaan penting. Bagaimana menciptakan keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah?
Topik ini membutuhkan jawaban panjang. Jadi mungkin lain kali saya bahas dalam buku.
Ringkasan
Keluarga adalah sekolah pertama dan utama untuk anak anaknya. Keluarga membentuk attitude (sikap mental) yang sangat menentukan keberhasilan anak anaknya. Keluarga juga bisa membentuk skill dan knowledge anak anaknya. Maka tanamkan kebiasaan baik dalam keluarga. Tanamkan kebiasaan dialog dan membaca. Beri anak anak Anda bacaan bagus. Ajak mereka berwisata.
Penulis Indonesiana
3 Pengikut
Seni Sebagai Cermin Zaman: Menggapai Relevansi Karya
Kamis, 28 November 2024 08:36 WIBMenyebarkan Cahaya dan Mencerahkan Diri
Selasa, 26 November 2024 13:35 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler