x

Kegiatan Bincang Sastra Dilaksanakan Sebagai Pengingat Hari Sastra Nasional dan Memperingati Satu Abad Chairil Anwar

Iklan

Luthfia Annisa Zahra

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Bergabung Sejak: 15 Desember 2021

Selasa, 26 Juli 2022 06:07 WIB

Peringatan Hari Sastra Nasional 2022 (PHSN): 100 Tahun Chairil Anwar


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Departemen Bahasa dan Sastra Himpunan Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengadakan bincang sastra dengan tajuk Menafsirkan Puisi Chairil Anwar dalam Menjaga Harmoni di Tengah Kepungan Teknologi. Ini dilaksanakan pada Kamis (21/07/22).

Bincang sastra dihadiri oleh peserta dari berbagai kalangan; yakni mahasiswa dari berbagai program studi, dosen prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pun masyarakat umum ikut memeriahkan.

Bincang sastra ini diadakan untuk menumbuhkan kecintaan dan pengetahuan terhadap sastra. Serta lewat karya sastra, diharapkan ada sebuah titik keseimbangan agar teknologi tidak mendominasi kehidupan modern manusia. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejatinya, banyak potensi dan peluang untuk pemaknaan terhadap puisi-puisi Chairil. Kajian yang dapat dikembangkan di antaranya dekonstruksi, poskolonial, dan feminisme atau kajian gender.

Bincang sastra ini tidak hanya diisi oleh pemaparan materi dari narasumber, melainkan dimeriahi oleh mahasiswa-mahasiswi program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Dimulai dengan pembacaan puisi, pembacaan cerpen, sohibul hikayat, monolog, dan ditutup dengan alunan musikalisasi puisi milik Chairil Anwar. 

Pemaparan materi disampaikan oleh seorang penulis, jurnalis, sekaligus editor dari koran Tempo kelahiran Aceh, yakni Mustafa Ismail. 

Saat ini, kegiatan aktif beliau adalah sebagai penulis sastra dan kebudayaan, editor seni dan gaya hidup koran Tempo, serta editor dan kurator sejumlah buku sastra. 

Pada bincang sastra tersebut, Mustafa Ismail menggambarkan bagaimana Chairil Anwar menjalani hidupnya dan pemberontakan yang dilakukan melalui karyanya hingga akhirnya ia disebut sebagai "Si Binatang Jalang". 

Menurut Mustafa Ismail, terdapat nilai dalam diri Chairil Anwar yang sebaiknya ditanamkan dalam diri kita sebagai pemula dan calon-calon sastrawan, yaitu tetap konsisten dalam membuat karya dan menekankan pada ciri khas dalam kepenulisan. 

Sesuai dengan tajuk yaitu "Menafsirkan Puisi Chairil Anwar dalam Menjaga Harmoni di Tengah Kepungan Teknologi", beliau menjelaskan bahwa kita sebagai generasi muda harus memperluas ruang kreatif dalam berkarya. 

Dengan menggunakan berbagai media yang tersedia di zaman teknologi yang maju ini, kita harus memanfaatkan teknologi secara maksimal untuk mengembangkan potensi dalam diri. 

Rangkaian acara juga diisi oleh penayangan video ziarah kubur Chairil Anwar dan Pramoedya Ananta Toer sebagai bentuk peringatan satu abad meninggalnya penyair Chairil Anwar. 

Sebagai penutup acara, seluruh panitia dan peserta melakukan kegiatan doa bersama yang ditujukan untuk penyair-penyair yang telah mendahului kita. Kelak doa-doa yang dipanjatkan menjadi kebaikan dan sampai pada Sang Pencipta.

Ikuti tulisan menarik Luthfia Annisa Zahra lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu