x

Soekarno Presiden pertama Indonesia di Jakarta, saat para fotografer meminta waktu untuk memfotonya Presiden Sukarno tersenyum, dengan mengenakan seragam dan topi, sepatu juga kacamata hitam yang menjadi ciri khasnya. Sejarah mencatat sedikitnya Tuju

Iklan

Suhana Lim

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Tri Sakti

Aplikasi ajaran Tri Sakti dalam kehidupan kita.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tri Sakti

Oleh: Suhana Lim

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dunia berputar, kehidupan pun begitu. Maka tak salah kalau diibaratkan roda yang selalu berputar. Apa yang sekarang diatas, besok-besok akan dibawah dan sebaliknya.

 

Kenyataan perpolitikan juga idem ditto. Selama era orde baru, jarang sekali didengar mengenai ajaran Soekarno. Kalaupun ada dilakukan secara bisik-bisik dan tidak diruang publik. Seiring dengan runtuhnya Suharto dan dinasti orde baru, maka sikon pun berganti. Semua yang berkaitan dengan presiden kedua tersebut sirna dari panggung. On the contrary, semua ajaran pikiran dari Soekarno menjadi buah bibir lagi, didengung-dengungkan lagi. Bahkan ajaran Tri Sakti nya bung Karno menjadi mantra sakti yang terus di promosikan.

 

Tidak aneh pula kalau in the future, semua yang berbau Suharto akan menjadi in and trendy lagi. Namanya juga roda kehidupan. Pasti senantiasa berputar.

 

Kata tri sakti pertama saya baca dari salah satu buku milik almarhum paman. Beliau memang pengagum Soekarno dan mengoleksi banyak sekali buku-buku mengenai Soekarno. Belakangan hampir semua buku nya dihibahkan ke saya. Tapi saat pertama kali “berkenalan” dengan tri sakti saya tidak begitu memperhatikan makna nya. Beberapa tahun kemudian, kata tri sakti sangat dekat karena adalah nama kampus dimana saya kuliah.

 

Dalam pidatonya menyambut Hari Ulang Tahun kemerdekaan Republik Indonesia, pada tanggal 17 Agustus 1964, Bung Karno mengambil judul ”Tahun Vivere Pericolosoa” yang antara lain mengungkapkan tiga paradigma besar yang bisa membangkitkan Indonesia menjadi bangsa yang besar baik secara politik maupun ekonomi. Konsep tersebut di sebut Tri Sakti.

 

Berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, berkepribadian dalam kebudayaan. Inilah yang dimaksud sebagai Tri Sakti. Inilah resep kalau Indonesia mau menjadi bangsa yang besar dan jaya.

 

Sebenarnya ketiga konsep dalam Tri Sakti berlaku pula untuk kita. Berdaulat dalam politik dalam arti jangan mencla mencle, plin plan dan tidak punya prinsip. Berprinsip tidak berarti menjadi orang yang kaku dan infleksibel. Sepanjang bukan ke soal-soal prinsipil maka kita harus dapat menerima masukan dari orang lain.

 

Berdikari dalam ekonomi tentu saja perlu semaksimalnya diusahakan. Agar terhindar dari besar pasak daripada tiang. Supaya jangan hidup dari hutang negatif (credit card atau pinjam uang untuk keperluan konsumtif yang tak perlu). To certain degree, to certain extent, sikon finansial kita harus sehat. Kalau hidup melarat bin boke akan repot. Betapa benarnya dan bermutunya omongan/ide/pikiran kita, most likely akan dianggap sebelah mata atau bahkan tidak digubris oleh orang lain. Inilah kenyataan hidup.

 

Berkepribadian dalam kebudayaan juga penting. Ini mengapa kita harus punya akar, harus tau asal usul. Pohon tanpa akar akan mudah tumbang. Individu tanpa dasar budaya yang kuat akan mudah terombang ambing. Akan menjadi pribadi yang latah, yang hanya mengimitasi orang lain, yang hanya meniru budaya luar.

 

Berkepribadian dalam kebudayaan bukan dan beda dengan sikap xenophobia atau anti asing/budaya lain. Tetapi lebih kepada dapat “just the way we are” dan menghargai pluralisme. Bisa menjaga dengan baik tradisi dan budaya kita sendiri, tapi tidak memaksakan orang untuk ikut menjadi seperti kita.

 

Tri Sakti adalah konsep yang kelihatannya sederhana tetapi pada pelaksanaannya tidak mudah. Konsep ini bisa kita aplikasikan kedalam hidup sehari-hari.

Ikuti tulisan menarik Suhana Lim lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu