x

Suasana Stadion Pakansari, Bogor Jawa Barat, Selasa 3 Maret 2020. Stadion Pakansari menjadi salah satu rekomendasi yang diajukan PSSI ke FIFA dari 11 stadion akan dipilih 6 stadion menjadi venue Piala Dunia U-20 2021. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

Iklan

muhammad rizal

Pemula dan terus belajar
Bergabung Sejak: 27 Maret 2022

Selasa, 13 September 2022 19:32 WIB

PSSI Sebaiknya Fokus Mengurus Sepakbola Indonesia

PSSI kembali menimbulkan kegaduhan akhir-akhir ini. Terbaru adalah kegaduhan yang disebabkan oleh pemilihan stadion dalam laga ujicoba melawan Curacao yang akan diadakan pada tanggal 24 dan 27 september nanti yang akan diadakan di stadion GBLA (Bandung) dan Pakansari (Bogor). Banyak yang beranggapan pemilihan stadion ini bersifat politis, benarkah?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pada awalnya Stadion Pakansari, Bogor tidak masuk dalam daftar stadion yang akan menjadi sarana ujicoba antara Timnas Indonesia dengan Timnas Curacao yang akan berlangsung akhir September ini. Jakarta Internasional Stadium, Jakarta lah yang awalnya menjadi rujukan stadion lain setelah Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung. Namun, karena berbagai alasan akhirnya PSSI lebih memilih Stadion Pakansari daripada Jakarta Intenasional Stadium. Tentu menjadi pertanyaan banyak pihak, bagaiamana bisa Stadion Pakansari yang dalam beberapa minggu terakhir banyak disorot karena drainase yang buruk bisa terpilih menjadi salah satu venue pertandingan ujicoba internasional?

Padahal dalam beberapa minggu sebelumnya sudah jelas-jelas PSSI akan menggunakan stadion ini sebagai salah satu tempat bertanding internasional tersebut. Banyak dugaan hal ini terjadi karena ambisi ketua PSSI saat ini, M. Iriawan untuk melakukan kampanye terselubung terkait Pilkada Jawa Barat 2024 nanti. Jikalau salah pun, PSSI juga menimbulkan tanya lain tentang bagaimana spesifikasi yang benar-benar layak untuk sebuah stadion berstandar FIFA dan PSSI? Karena jelas terlihat Jakarta Internasional Stadium memenuhi standar tersebut, walaupun pada waktu pembangunannya terkesan memiliki masalah tentang pembebasan lahan dan kampung kumuh disekitaran stadion sebelumnya. Apapun itu, keputusan PSSI saat ini tidaklah elok dan penuh prasangka.

Sungguh disayangkan, ketika PSSI bisa bekerja sebagaimana mestinya harus terus-menerus mendapatkan sorotan negatif tentang kinerjanya sendiri yang memang sebagian besar membuat publik geram. Walau di level timnas senior Indonesia sudah dinyatakan lolos Piala Asia 2023, bila kepengurusan PSSI masih menggunakan metode komunikasi yang ribet dan bertele-tele, prestasi-prestasi yang bagus sebelumnya akan tenggelam. Seperti mulai berjalannya Elite Pro Academy U14-U18, kemungkinan berjalannya Liga 1 Putri 2022 dan Piala Indonesia 2022-2023 semuanya seperti sia-sia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Organisasi sepakbola nasional ini seperti tidak memiliki skala prioritas yang sebenarnya sudah benar, namun direcoki oleh kecerobohan mereka sendiri para pengurus dan exco yang bisa dikatakan semuanya tidak memiliki background dibidang sepakbola ataupun pernah belajar secara resmi di lembaga pelatihan yang terkait dengan FIFA. Kebanyakan hanyalah pengurus yang berdasarkan kelompok dan keluarga dekat ketua umum. Sebagai organisasi yang selalu mendapatkan dukungan penuh dimasa pemerintahan Presiden Joko Widodo, organisasi bisa dikatakan tertinggal jauh dari federasi yang menaungi angkat besi, panjat tebing, ataupun bulutangkis yang roadmap pembinaannya terarah dan sudah menyentuh level dunia. Bahkan asosiasi futsal Indonesia yang berada di bawah PSSI pun memiliki prestasi yang lebih mentereng dalam empat tahun terakhir dengan back to back lolos Piala Asia Futsal.

Untuk itu sebaiknya federasi mulai fokus kepada kinerjanya sebagai organisasi pusat sepakbola Indonesia dengan mulai memperbaiki komunikasi organisasi dan merapikan kompetisi profesionalnya yang masih banyak memiliki kekurangan. Mulai lagi pelatihan untuk pelatih berlisensi Pro AFC seperti tahun 2019 di bawah kepemimpinan Edy Rahmayadi dan Ratu Tisha, agar Indonesia semakin banyak memiliki pelatih berkelas. Serta menambah subsidi untuk semua pelatihan yang berkaitan dengan perangkat pertandingan, wasit, ataupun aspek pendukung lain dalam sepakbola profesional. Karena tanpa adanya pembaruan yang dilakukan federasi, sepakbola Indonesia tidak akan pernah kemana-mana dan perjuangan untuk bisa lolos lagi di Piala Asia 2027 serta menjaga peluang lolos Piala Dunia 2026 akan sirna.

Ikuti tulisan menarik muhammad rizal lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler