x

image: The Conover Company

Iklan

Bambang Udoyono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Maret 2022

Rabu, 5 Oktober 2022 12:48 WIB

Kata Kata yang Baik Adalah Sedekah, Kata Kata yang Buruk Adalah Racun

Sekarang banyak orang yang rajin menebar kata kata buruk. Bahkan banyak orang yang mengadu domba. Akibatnya masyarakat jadi saling tidak suka. Bagaimana nasehat nenek moyang kita? Sila baca tuntas.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kata kata yang Baik Adalah Sedekah, Kata Kata yang Buruk Adalah Racun

 

Bambang Udoyono, penulis buku

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Dalam bahasa Jawa ada frasa tumbak cucukan. Barangkali anda tidak paham arti frasa di atas.  Dalam ragam bahasa percakapan frasa tersebut masih lazim dipakai oleh para penutur bahasa Jawa.  Apa artinya?  Mari kita bahas.

 

Kata tumbak adalah padanan kata tombak dalam bahasa Indonesia.   Kata cucukan artinya ujung yang lancip.  Jadi tumbak cucukan artinya ujung tombak yang tajam. 

 

Dalam bahasa Jawa frasa ini dipakai untuk menggambarkan sifat orang yang berlidah tajam.   Orang yang memiliki sifat tumbak cucukan ini kata katanya tajam dan suka menebar permusuhan dengan mengadu domba.  Dia awalnya bersikap baik sehingga mendapat kepercayaan dari banyak orang.  Setelah percaya kadang orang jadi lengah dan mengutarakan hal hal yang seharusnya hanya untuk pengetahuan sendiri saja.  Keterangan yang seharusnya tidak untuk umum inilah yang dia sebarkan ke banyak orang. 

 

Jadi dari di A dia mendapat keterangan yang lantas disebarluaskan.  Dari si B dia juga mencari keterangan lalu disampaikan kepada si A dengan banyak bumbu yang memanasi hati.  Akibatnya si A dan si B saling tidak suka bahkan kalau sama sama emosional mereka bisa bermusuhan.  Demikian seterusnya.  Maka akan banyak orang yang saling tidak suka dan bahkan bermusuhan gara gara lidah orang tumbak cucukan

 

Orang seperti ini sangat berbahaya.  Dia bisa mengganggu pergaulan di sebuah komunitas.  Suasana yang awalnya guyub rukun bisa menjadi terpecah belah.  Suasana yang awalnya adem sejuk bisa menjadi panas membara.

Bagaimana firman Allah di dalam Al Qur’an tentang ini?   

 

“Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina yang banyak mencela, yang kian kemari menghambur fitnah” (QS Al Kalam 10-11)

 

Dalam sebuah hadist di sampaikan bahwa pengadu domba tidak akan masuk sorga. (HR Bukhari Muslim no 303)

Kalau melihat larangan dari dari Allah dan hadist yang sedemikian tegas maka mestinya akibat buruk dari tindakan orang tumbak cucukan itu dahsyat.  Kerusakan yang ditimbulkan memang bukan kerusakan fisik atau harta benda.  Kerusakan yang ditimbulkan adalah kerusakan sosial politik. Tatanan sosial yang ideal jadi makin jauh dan bahkan rusak. Seharusnya semua unsur dalam masyarakat saling mendukung dan saling menguatkan. Kondisi ini hanya bisa dicapai manakala semua unsur saling suka dan saling simpati. 

 

Ketika unsur unsur dalam masyarakat saling tidak suka atau bahkan saling benci maka mereka tidak akan saling mendukung. Mereka tidak akan saling menguatkan. Bahkan bisa lebih buruk lagi. Mereka bisa saling melempar kata kata tidak patut. Mereka bisa saling jegal.

 

Kalau kondisi ini terjadi dalam bidang politik maka masyarakat tidak akan diuntungkan.  Bisa jadi malah dirugikan. Kekuatan politik tidak dipakai untuk membangun bangsa tapi justru untuk kepentingan sempit.

 

Menyadari akibat buruknya maka marilah kita kendalikan lisan dan tulisan kita.  Kita harus memberikan kata kata yang baik kepada masyarakat. Dalam sebuah hadist Bukhari Muslim disebutkan bahwa kata kata yang baik adalah sedekah.    

Maka kita harus memberi kata kata bijak. Kita harus memberi kata kata yang sopan, yang memotivasi dan menginspirasi.

Semoga kita tidak menjadi orang yang tumbak cucukan. Maka mari tinggalkan tindakan yang bisa mengeruhkan suasana apalagi menyebabkan perpecahan bangsa.

Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler