Ada yang suka film-film dengan tema distopia? Jika belum pernah nonton, saya rekomendasikan film Twelve Monkeys (1995). Bukan film baru, tetapi cukup bermutu.
Dengan segala rahasianya, masa depan atau masa lalu terasa menarik untuk dikulik. Teori relativitas Einstein membuat perjalanan ke masa lalu atau masa depan seperti menjadi khayalan indah manusia, termasuk saya ehe..
Twelve Monkeys, satu dari sekian banyak film tema distopia tentang perjalanan waktu yang saya suka. Film sci-fi epic tentang zaman dan apa-apa yang tersembunyi di dalamnya. Dua versi Twelve Monkeys, layar lebar dan serial tv sama-sama bagus. Hanya saja saya lebih jatuh hati pada versi serial tv.
Versi layar lebar kesannya lawas yang dark—Neo-noir. Dari perabotnya yang tak futuristik, model mesin waktunya, juga rumah sakit tempat James Cole (Bruce Willis) dan Jeffrey Goines (Brad Pitt) dirawat. Sementara versi serial tv dengan total 47 episode, bersama James Cole (Aaron Stanford) dan love interest-nya Dr. Cassandra Railly (Amanda Schull), sangat terasa detail dan liar. Selalu ada kejutan pada tiap episodenya. Disarankan saat menonton tidak sambil ngobrol apalagi ghibah, ya supaya tidak bingung, wong alurnya maju mundur tak teratur.
Menariknya, Twelve Monkeys berkisah tentang masa depan tahun 2043, di mana manusia nyaris punah karena serangan virus misterius mematikan yang penyebarannya dipercaya didalangi organisasi rahasia, The Army of Twelve Monkeys. Karena itulah peneliti di masa depan mengirimkan Cole ke masa lalu untuk mempelajari, supaya bisa menemukan formula penawar virus tersebut. Saya jadi membayangkan, virusnya mungkin generasi ke sekian dari Covid-19. Lebih ganas dan sat-set membunuh manusia.
Selesai nonton Twelve Monkeys saya ingat kata Einstein, "Imajinasi lebih penting daripada pengetahuan." Tanpa imajinasi, pengetahuan tentang waktu dan seluk beluknya nggak akan jadi bahan obrolan dan tontonan yang menarik. Seperti berandai-andai dan memunculkan rasa ingin tahu yang terlalu. Saya kagum dengan imajinasi pak sutradara Terry Gilliam yang bisa menciptakan film sebagus ini.
Ada dua kalimat di film ini yang menarik. Versi layar lebar dari Jeffrey Goines (Brad Pitt) :
"There's no right, there's no wrong, there's only popular opinion."
Versi serial tv dari Jennifer Goines (Emily Hampshire) :
"There are many endings. But the right one is the one you choose."
Ya, begitulah, pada akhirnya kita akan membuat sejarah di masa depan dengan pilihan yang telah kita buat sekarang. Hidup menawarkan banyak pilihan, yang pasti ada kehendak bebas sepaket dengan konsekuensinya yang bisa dipilih. Sedang masa lalu ya tetap begitu, tak bisa dibelokkan seperti yang kita mau. Apa-apa yang seharusnya terjadi tetap akan terjadi, tak bisa dihindari. Jadi, siapkan sejarahmu.
Ikuti tulisan menarik Dien Matina lainnya di sini.