Pemberi Kerja dan Pencari Kerja Saling Menilai
Bambang Udoyono, penulis buku
Mungkin Anda seorang manager SDM yang sedang mencari karyawan baru. Atau barnagkali sedang mencari manager madya. Mungkin juga Anda seorang frsh graduate yag sedang berburu pekerjaan. Di manapun posisi sosial Anda, sejatinya pokok pikirannya ada titik temunya. Anda saling menilai.
Dinamika pasar tenaga kerja memang terus bergulir di masa pageblug sekalipun. Jumlah naker pencari kerja semangkin hari semangkin bertambah. Sayangnya sebagian besar pencari kerja memiliki kelemahan baik dalam skill maupun dalam karakter mereka. Salah satu skill yang jarang dimiliki adalah bahasa Inggris. Karakter kebanyakan pencari kerja juga memiliki banyak titik lemah. Salah satunya sikap yang pasif dan emnunggu perintah. Jarang yang memiliki sikap pro aktif. Maka posisi mereka lemah.
Lebih parah lagi klau mereka tidak menyadari bahwa posisi tawar menawar mereka lemah. Tidak jarang fresh graduate yang belum punya pengalaman apapun dan belum terbukti prestasi kerjanya sudah bersikap menuntut gaji tinggi. Mereka tidak sadar bahwa mereka harus membuktikan dulu kompetensi kejanya baru bisa meminta gaji tinggi. Mereka tidak sadar bahwa pemberi kerja mudah saja mencari calon lain yang tidak kalah skillnya tapi lebih baik sikapnya.
Menariknya pasar naker ini tidak hanya antara pemberi kerja dengan naker yang masih baru. Ada juga pasar naker antara pemberi kerja dengan mereka yang sudah berpengalaman. Kondisi mereka sangat kontras dengan kasus pertama di atas tadi. Dalam kasus ini biasanya posisi pencari kerja atau lebih tepatnya orang yang ditawari kerja lebih kuat daripada pemberi kerja. Paling tidak seimbanglah.
Tidak susah menebak sebabnya. Para professional yang memiliki kompetensi tinggi dan sudah berpengalaman itu dibutuhkan oleh banyak pihak sehingga mereka memiliki pilihan banyak. Mereka bisa memilih mitra kerja. Tidak jarang mereka bisa memilih bidang karena memang memiliki kompetensi beragam. Jadi mereka bisa memilih bekerja di bidang A atau di bidang B. Mereka tidak bisa didikte oleh orang yang menawari pekerjaan. Itu karena bargaining positionnya kuat.
Terjadilah saling menilai. Bukan hanya si pemberi kerja saja yang menilai. Mereka juga menilai mitranya. Mereka akan mengamati dan menerapkan seperangkat kriteria. Jika mitranya menunjukkan kualitas yang sesuai dengan kriterianya maka ada kemungkinan terjalin kerjasama yang saling menguntungkan. Namun apabila tidak sesuai maka dia bisa memilih mitra lain yang lebih cocok. Tentu saja kriteria itu ada yang obyektif dan ada juga yang subyektif. Jadi bukan hanya satu pihak saja yang harus memantaskan diri menjadi mitra.
Kalau ingin menjadi sosok yang ditawari pekerjaan maka bangunlah attitude, knowledge dan skill Anda. Kemudian tawarkan ke bursa tenaga kerja dengan berbagai cara. Antara lain lewat medsos. Kalau Anda sudah jadi professional unggul dan dikenal masyarakat maka tawaran akan berdatangan. Bukan hanya mereka yang menilai kompetensi Anda tapi Anda juga menilai kelayakan mereka.
Anda ada di posisi mana? Pemberi kerja ataukah professional yang dicari dan dilamar banyak orang?
Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.