Mengenal Lebih Dekat Hokkaido, Latar dari Anime Golden Kamuy

Kamis, 20 Oktober 2022 20:36 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Hokkaido sebagai salah satu pulau utama di Jepang memiliki berbagai tempat yang menarik untuk dikunjungi. Kali ini kita akan menelusuri tempat-tempat di Hokkaido yang menjadi latar dari manga Golden Kamuy

 

Bagi beberapa penikmat media Animanga, mungkin judul Golden Kamuy sudah tidak asing lagi di telinga. Menceritakan tentang perjalanan Sugimoto, seorang prajurit Jepang pascaperang Rusia-Jepang dan juga Asirpa, gadis dari suku ainu dalam mencari letak emas yang tersimpan di suatu tempat di Hokkaido. Golden Kamuy mengambil waktu pada tahun 1907 dan berlatar tempat di Hokkaido, Jepang. Dari sini kita akan mengikuti perjalanan keduanya dalam mencari emas tersebut di seluru penjuru Hokkaido.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hokkaido merupakan salah satu perfektur di Jepang yang memiliki pulau terbesar kedua di Jepang. Tempat ini merupakan salah satu tempat tingal dari etnis minoritas di Jepang yaitu etnis Ainu. Posisinya yang dekat dengan wilayah dingin Rusia juga memengaruhi iklim Hokkaido. Hokkaido terkenal akan festival saljunya yang merupakan festival salju terbesar di Jepang.

Perjalanan Sugimoto dimulai dari kota Sapporo, salah satu kota terbesar di Hokkaido. Di Sapporo dia bertemu pertama kali dengan gadis Ainu bernama Asirpa yang ternyata memiliki tujuan yang sama dengan Sugimoto. Keduanya memutuskan untuk mencari emas tersebut Bersama-sama. Sapporo dapat dicapai dari Bandara dengan menggunakan kereta dengan waktu tempuh sekitar 40 menit.

Terdapat banyak spot wisata yang dapat kamu kunjungi di Sapporo seperti berjalan di bawah rindangnya jejeran pohon di Taman odori. Bahkan jika kamu datang di waktu-waktu tertentu, kamu akan menyaksikan festival musim yang diadakan secara meriah di taman ini. Selain Taman Odori ada juga spot wisata lain seperti Menara TV Sapporo yang terletak tidak jauh dari Taman Odori. Di sana kita dapat menikmati pemandangan kota Sapporo dari ketinggian secara 360 derajat.

Saat musim dingin jangan lewatkan festival salju terbesar di Jepang yang diselenggarakan di Sapporo. di sini kalian akan menikmati ukiran-ukiran es dengan ukuran super besar dan juga indah. Puncak festival ada pada malam hari ketika ukiran-ukiran es disinari oleh lampu-lampu berwarna yang menghidupkan suasana malam. Menikmati indahnya ukiran es dengan ditemani secangkir hangat amazake dan ramahnya warga lokal merupakan suatu pengalaman yang tak terlupakan.

Pada Golden Kamuy kita diperkenalkan terhadap karakter bernama Noppera-Bou. Ia dikisahkan dipenjara di Penjara Abashiri. Penjara ini berjarak sekitar 330 kilometer dari Sapporo yang membutuhkan waktu tempuh sekitar 4 jam menggunakan mobil.

Penjara yang dibangun pada era Meiji ini dikenal sebagai penjara dengan perlakuan paling brutal dan kejam terhadap pada penghuninya. Letaknya yang terpelosok yang juga dikelilingi oleh hutan membuat para tahanan yang mengalami kerja paksa kerap menjadi korban serangan beruang liar. Penjara ini diperuntukkan untuk para kriminal kelas berat dan juga tahanan politik pada era tersebut.

Karena letak Hokkaido yang dekat dengan Rusia, pemerintah Jepang memanfaatkan para tahanan untuk bekerja paksa membangun pertahanan dan infrastruktur penting di bagian pesisir Hokkaido. Pada tahun 1909 penjara tersebut hangus dilalap api dan hanya menyisakan satu bangunan sel yang kemudian pada tahun 1912 direkonstruksi kembali. Pada tahun 1984 penjara ini dipindahkan ke penjara modern yang lebih ditingkatkan lagi tidak jauh dari bangunan lamanya.

Bangunan penjara yang lama kemudian dialihfungsikan menjadi sebuah museum yang di dalamnya terdapat replika patung manusia yang menampilkan keseharian para tahanan. Di sini kalian juga dapat merasakan makanan yang diperuntukkan bagi para tahanan pada era Meiji, sungguh pengalaman yang unik bukan.

Pada babak akhir dari Golden Kamuy terjadi pertempuran di benteng Goryoukoku yang berada di Hakodate, sekitar 3,5 jam perjalanan menggunakan kereta dari Sapporo. Dalam sejarah,  benteng ini merupakan tempat terjadinya pertempuran Hakodate yang merupakan babak terakhir dari panjangnya perang Boshin.

Benteng yang dibangun dari tahun 1857 hingga 1864 ini diperuntukkan sebagai benteng pertahanan dari ancaman luar terutama dari Rusia. Hal yang unik dari benteng ini adalah bentuknya yang bintang bersudut lima. Bentuk ini dibuat berdasarkan desain dari Takeda Ayasaburo yang mendapat pengaruh dari seorang arsitek Prancis, Vauban. Bentuk bintang dengan lima sudut ini memungkinkan dipasangnya lebih banyak meriam di dinding dan juga mengurangi jumlah titik buta yang tak dapat diraih oleh meriam.

Dengan luas sekitar 25 hektare, benteng ini menjadi benteng model barat pertama sekaligus yang terbesar di Jepang. Salah satu waktu terbaik untuk datang ke benteng Goryoukaku adalah di saat musim semi. Pada musim semi kita dapat menikmati mekarnya bunga Sakura yang berjejer di pinggiran kanal benteng. Kita juga dapat menyewa sampan untuk menyusuri kanal sambal menikmati keindahan bunga Sakura.

Pada salah satu bagian di Golden Kamuy, tampak Sugimoto dan kawan-kawan yang melintasi daratan es yang melintang dari pulau Sakhalin dan Abashiri. Pengalaman tersebut dapat kalian rasakan dengan pergi menuju Utoro. Di sini kalian dapat merasakan pengalaman berjalan di atas lautan beku. Fenomena alam ini hanya berlangsung selama satu bulan yaitu dari 1 Februari hingga 3 Maret. Oleh karena itu rencanakan secara tepat jika ingin merasakan pengalaman berjalan di atas es yang mengapung menutupi laut Okhotsk ini.

Dalam manga Golden Kamuy, etnis Ainu dikisahkan memiliki peran vital dalam berjalannya cerita. Salah satu karakter utama dalam manga ini adalah Asirpas, seorang gadis ainu. Etnis Ainu sendiri merupakan salah satu etnis minoritas yang ada di Jepang. Etnis ini tersebar di perfektur Hokkaido dengan persentase terbanyak terdapat di pulau Hokkaido. Etnis ini makin terancam punah karena berbagai kebijakan diskriminasi dari pemerintah Jepang pada masa lalu.

Namun pada tahun 2019 akhirnya dibuatlah kebijakan yang mengakui etnis Ainu sebagai penduduk asli Jepang. Kemudian dibangunlah Museum Nasional Ainu yang bertujuan untuk merawat dan memperkenalkan budaya Ainu yang kian lama mulai terkikis akibat berbagai factor yang ada. Museum ini dapat dicapai dengan Kereta dari Sapporo dengan waktu tempuh sekitar 40 menit. Di sini kalian dapat mempelajari bagaimana kehidupan etnis Ainu, system kepercayaan mereka, serta budaya dan seni masyarakat Ainu. 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Faiz Syadiro

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler