x

Iklan

Bambang Udoyono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Maret 2022

Senin, 31 Oktober 2022 06:11 WIB

Cara Menyikapi Anak Murid yang Berulah

Ketika menemukan murid yang berulah di kelas jangan buru buru menuduh dia bermasalah. Ada baiknya kita renungi saran seorang pemerhati pendidikan ini.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh: Bambang Udoyono, penulis buku

 

Di sekolah kadang kita bertemu dengan seorang teman atau murid yang suka berulah.   Biasanya murid yang berulah itu dicap sebagai anak nakal dan berbagai sebuta negatif lain. Pokoknya kesalahan ada pada dia dan keluarganya. Tidak jarang dia lantas dikeluarkan dari sekolah. Kalau kasusnya ekstrim mungkin semua tuduhan itu tidak salah. Tapi kalau kasusnya moderat saja saya kira kita perlu merenungkan kata mutiara berikut ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Mari kita membahas sebuah quote yang sangat bijaksana dari Vince Gowmon. Inilah lengkapnya.    “If a child is acting disruptive within the school system, don’t be too quick to assume there is something wrong with her. She simply may be doing her best to say that the system is not large enough to house the fullness of her creative spirit.”   (Kalau seorang anak bertingkah laku mengganggu di dalam sistem sekolah, jangan buru buru beranggapan bahwa dia bermasalah.   Dia mungkin sekedar sedang berupaya mengatakan bahwa sistem tersebut kurang luas untuk menampung segenap semangat kreatifnya)

Saya teringat masa sekolah di SMA dulu.  Suasana di kelas saya sangat menyenangkan karena setiap hari selalu penuh canda tawa.  Ada banyak teman yang suka melawak di kelas sehingga suasana sangat hidup. Sayangnya ada beberapa guru yang tidak suka dengan suasana itu. Mereka berasumsi bahwa suasana itu tidak benar dan harus diperbaiki. Menurut mereka siswa belajar itu ya harus sangat serius.  Tidak boleh ada candaan.  Beberapa teman dan saya juga pernah dipanggil oleh guru yang bertugas melakukan bimbingan dan penyuluhan.  Saya diberi nasehat agar meninggalkan kebiasaan bercanda itu dan agar lebih serius belajar.  Beberapa guru bahkan ada yang bicaranya agak keras.  Tapi ada seorang guru yang bijaksana. Beliau malah sering ikut bercanda.

Gara gara bercanda suatu hari saya pernah disuruh maju ke depan kelas untuk berpidato.  Sedangkan pak guru itu belum pernah memberikan pelajaran bagaimana cara berpidato yang baik.  Untunglah sekitar seminggu sebelum itu saya dan beberapa teman menonton demo mahasiswa di kampus UGM di mBulaksumur.  Maka saya meniru gaya para mahasiswa tersebut.  Tentu saja yang saya tiru adalah gaya mengkritisi.  Intinya saya katakan bahwa ada ketidakadilan di sekolah.  Jika murid datang terlambat maka akan dihukum sedangkan ada guru yang suka datang terlambat , sambil merokok lagi datangnya ke sekolah, tapi tidak dihukum.  Ternyata sang guru marah dan saya dikatakan kurang ajar.

Saya juga pernah mempertanyakan pelajaran bahasa Indonesia yang mempelajari sastra Melayu lama.  Argumen saya saat itu sangat masuk akal.  Saya katakan bahwa selama SMA seharusnya kami mempelajari bahasa Indonesia untuk kuliah, bukan sastra Melayu lama.  Sedangkan sejatinya saya malas membaca bahasa kuno yang menyulitkan. Banyak kosa kata yang saya tidak paham. Akibatnya saya dimarahi oleh bu guru yang sedang mengajar saat itu.

Masih banyak lagi contoh kenakalan kami di sekolah yang sebenarnya masih dalam batas kewajaran.  Tidak ada kenakalan yang parah apalagi sampai jadi tindak kriminal.

Tanpa bermaksud menyombong, teman teman saya sekelas sebagian besar berhasil diterima dan menyelesaikan pendidikan tingginya di PTN bagus. Jadi artinya proses belajar mengajar selama di SMA itu sudah berjalan dengan baik.  

Dengan segala hormat.  Saya tidak bermaksud ngrasani (ghibah) siapapun. Tapi sekedar mengingatkan agar para guru, orang tua murid dan semuanya bahwa asumsi kita harus selalu dipertanyakan.  Quote Vince Gowmon ini memberi kita kesadaran baru yang lebih baik.  Semoga kita semua memiliki pandangan yang makin baik.

 

Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler