x

SSB Sukmajaya

Iklan

Ahmad

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 28 November 2022

Selasa, 6 Desember 2022 20:46 WIB

Erick Thohir Menargetkan Penguatan Talenta Muda di Sepak Bola Indonesia

“Kita harus duduk bersama klub bagaimana menerapkan strategi menempatkan pemain muda, pemain asing, dan naturalisasi”. (Erick Thohir).

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

“Kita harus duduk bersama klub bagaimana menerapkan strategi menempatkan pemain muda, pemain asing, dan naturalisasi”. (Erick Thohir).

 

Salah satu kunci untuk memperkuat kemajuan sepak bola Indonesia adalah dengan memperkuat pembinaan (scouting) talenta muda secara terus-menerus dan berkelanjutan. Upaya pembinaan kualitas ini tentu saja membutuhkan waktu yang lama. Tidak ada hasil yang instan. Bahkan Jepang saja, yang saat ini menjadi salah satu wakil Asia di pentas piala dunia hingga di babak 16 besar, membutuhkan waktu 20-30 tahun untuk bisa sampai sekuat hari ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Ini sejalan dengan gagasan dari Erick Thohir yang sangat memperhatikan aspek penguatan talenta muda. Ada beberapa usul penting dari Erick Thohir untuk memajukan talenta muda sebagai bagian dari memajukan sepak bola Indonesia. Apa itu?

 

Meninjau Kebijakan Naturalisasi

 

Pertama, meninjau kembali kebijakan naturalisasi yang selama ini sering jadi opsi klub-klub sepak bola Indonesia untuk mendorong daya kompetitif klubnya. Erick Thohir bukan tidak menyukai akan gagasan naturalisasi, tapi untuk mendorong kemajuan masa depan sepak bola Indonesia, target jangka panjang, maka naturalisasi mesti dikurangi.

 

Dalam salah satu wawancara, Erick menyinggung soal naturalisasi. “Saya bukan tidak suka naturalisasi tapi apabila satu klub pemain naturalisasinya banyak bagaimana”. Di sini ada yang bisa ditarik kesimpulan, Erick secara hati-hati ingin menghadirkan opsi lain dari sekedar naturalisasi. Nah apa itu?

 

Berkaca pada negara-negara yang sepak bolanya sudah maju, untuk tingkat Asia kita bisa melirik pada Jepang dan Korea Selatan, mereka memiliki strategi ‘scouting’ yang lama, banyak anak-anak muda berbakat yang digembleng dan diberi ‘jam terbang’ yang lebih banyak.

 

Dalam konteks Indonesia, opsi penguatan bakat-bakat baru sepak bola, yaitu berarti setiap klub harus mengurangi jatah pemain naturalisasi, dan memperbanyak peluang atau kesempatan untuk para pemain muda di klub. Bahkan lebih baik lagi, apabila klub-klub mulai berpikir lebih jauh dengan menyediakan akademi di bawahnya.

 

Untuk urusan penguatan talenta baru, kita bisa berkaca pada klub-klub di Jerman yang banyak mengorbitkan bintang-bintang sepak bola. Keberhasilan manajemen pembinaan bakat-bakat muda bukan hanya bisa mendorong prestasi klub tapi juga berhasil mendorong klubnya berhasil meraup keuntungan ekonomi yang lebih.

 

Di beberapa klub Spanyol, ada Barcelona yang juga memiliki akademi yang terkenal, La Masia. Nama-nama seperti Lionel Messi, bintang Barcelona yang kini hijrah ke PSG, dan beberapa nama lain yang pernah memperkuat Barcelona, itu banyak yang berasal dari produk-produk akademi klubnya. Di Belanda, kita mengenal Ajax. Klub ini juga sangat produktif mengorbitkan bakat-bakat muda dari akademi klubnya.

 

Dengan kata lain, apa yang bisa ditangkap dari gagasan Erick Thohir ini adalah bahwa bila ingin maju sepak bolanya, maka penguatan atau pembinaan talenta muda harus menjadi prioritas utama. Ini adalah fondasi penguatan sepak bola. Langkah ini juga dapat berseiring dengan penguatan timnas. Sebab apabila klub-klub dalam negeri mampu menghasilkan pemain-pemain berkualitas, maka ini bisa mendorong kompetitif timnas. Negara yang bisa menjadi contoh untuk hal ini adalah Arab Saudi yang klub-klub lokalnya mampu melahirkan pemain-pemain hebat.

 

Sinergi Timnas dan Klub

 

Mengingat opsi naturalisasi sudah menjadi bagian dari kebijakan klub, Erick Thohir pun terlihat sangat berhati-hati. Klub punya kepentingan untuk mendorong penguatan skuadnya. Sehingga opsi naturalisasi sebagai pilihan penting. Untuk itu, diperlukan langkah dan komitmen bersama untuk secara perlahan mengurangi naturalisasi dan memperbesar ‘jam terbang’ bagi pemain-pemain berbakat dalam negeri.

 

“Kita harus duduk bersama klub bagaimana menerapkan strategi menempatkan pemain muda, pemain asing, dan naturalisasi”, demikian kata Erick Thohir. Dari pernyataan ini, Erick menghormati setiap keputusan klub, tapi sekaligus ingin mengajak agar klub-klub mau secara perlahan mengubah kebijakan itu – atau setidaknya mengurangi naturalisasi itu.

 

Mampukah Erick Thohir mengkomunikasi pesan ini kepada klub-klub? Kalau melihat dari berbagai sepak terjang Erick Thohir, nampaknya tidak susah untuk hal ini. Pertama, Erick selalu berhasil dalam mengkomunikasikan hal-hal penting, termasuk penyelamatan PSSI di mana ia bertindak sebagai jembatan komunikasi dengan pihak FIFA.

 

Kedua, Erick Thohir memiliki segudang pengalaman di dalam mengurusi klub-klub besar di luar negeri sehingga mengerti betul manajemen klub. Apalagi berkaca pada klub-klub besar di beberapa liga utama Eropa, mereka tidak semata-mata mengandalkan pemain belian dari klub-klub lain, tapi juga memanfaatkan sebaik mungkin talenta muda dari akademinya.

 

Kita berharap langkah ini berhasil dan semakin banyak talenta-talenta muda dalam negeri yang berhasil diorbitkan oleh klubnya masing-masing.

Ikuti tulisan menarik Ahmad lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler