x

Dokpri

Iklan

Inggrit Ika Anggraeni

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 10 November 2022

Kamis, 8 Desember 2022 06:33 WIB

Budidaya Ikan Lele di Desa Bagorejo, Gumukmas

Budidaya ikan lele banyak diminati oleh kalangan masyarakat, karena perawatannya yang dianggap mudah dan simpel.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Budidaya ikan lele banyak diminati oleh kalangan masyarakat, karena perawatannya yang dianggap mudah dan simpel. Namun pada realitanya, budidaya ikan lele terbilang cukup sulit karena beberapa proses yang mengharuskan kesabaran dan ketekunan dari pembudidaya tersebut. Salah satu narasumber kami yaitu Bapak Guntur (44) yang bertempat tinggal di Bagorejo, Gumukmas. Beliau memulai usaha budidaya ikan lele sejak awal tahun 2022.

Awal mula Bapak Guntur membudidayakan ikan lele karena beliau memiliki lahan kosong yang cukup luas, sehingga akan terbilang rugi apabila lahan tersebut tidak dipergunakan dengan baik. Beliau tertarik untuk memilih budidaya ikan lele karena masa panennya yang cukup singkat dan membutuhkan waktu sekitar dua bulan, bahkan apabila diberikan konsentrat ikan dengan teratur dan terus menerus bisa dengan waktu satu bulan setengah sudah bisa panen. Sehingga tidak menunggu waktu yang lama untuk membuahkan hasil. Dalam budidaya ikan lele ini beliau mempelajari tata cara dan ilmu tentang budidaya ikan lele hanya dengan bermodal melihat video youtube saja. Ketika beliau memiliki ilmu yang dirasanya cukup, beliau langsung mempraktikkannya dengan memulai budidaya ikan lele.

Beliau memiliki 7 kolam ikan dengan 2 kolam besar dan 5 kolam lainnya berukuran sedang. Adapun untuk kolam yang besar dengan ukuran D4 seharga Rp. 1.700.000 dengan jumlah kolam 2 jadi untuk biaya kolam besar sejumlah Rp. 3.400.000. Kemudian untuk kolam sedang dengan ukuran D3 seharga Rp.1.300.000 sebanyak 5 kolam jadi pengeluaran untuk kolam sedang Rp. 6.500.000. Untuk total pengeluaran biaya produksi seluruh kolam ikan lele seharga Rp. 9.900.000. Kolam yang berukuran besar ini mampu menampung ikan lele sebanyak 7000 ekor, sedangkan kolam yang berukuran sedang mampu untuk menampung ikan lele sebanyak 5000 ekor. Untuk pembibitan sendiri beliau membelinya dengan harga Rp. 50.00 dengan ukuran 5 cm, dan untuk ukuran 9 cm seharga Rp. 90.00. Jadi jika membeli dengan ukuran 5cm per-seribu lele beliau mengeluarkan biaya sebesar Rp. 50.000. Sedangkan jika membeli bibit dengan ukuran 9cm per-seribu lele beliau mengeluarkan biaya sebesar Rp.90.000. Budidaya ikan lele oleh Pak Guntur ini menggunakan konsentrat ikan sebagai pakan lele. Dengan harga Rp. 250.000 per 30 kilogram, Pak Guntur membelinya di toko pakan ikan terdekat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam budidaya ikan lele, kegiatan size ikan atau membedakan ukuran ikan lele ke dalam kolam yang berbeda sangat diperlukan. Karena pertumbuhan ikan lele tergolong sangat cepat. Sama halnya dengan yang dilakukan oleh Bapak Guntur, beliau melakukan size ikan dalam 2 minggu sekali dari penebaran benih, kemudian dilanjutkan 3 minggu sekali, setelah itu dapat dilakukan size selama seminggu sekali. Kegiatan ini dilakukan untuk mencegah ikan lele saling memakan satu sama lain dan memudahkan beliau dalam menyortir ikan yang sudah layak dijual maupun yang belum.

Adapun dari usaha budidaya lele yang telah dirintis oleh Bapak Guntur memiliki dampak yang cukup baik terhadap perekonomian keluarga beliau. Dalam usaha ini beliau memulainya dengan kisaran modal sebanyak 20 juta.

Usaha budidaya lele ini memiliki keuntungan yang besar apabila pemilik tersebut sabar dan terus memperhatikan perkembangan lelenya. Dengan adanya kesabaran dan ketekunan untuk melakukan kegiatan size maka dapat mengurangi dari adanya risiko kerugian dan menjadikan pendapatan yang diperoleh cukup banyak. Dalam usaha budidaya lele harus dapat menghitung dan mencatat sirkulasi keuangan yang baik. Sirkulasi keuangan yang terjadinya biasanya yaitu 20-25 juta dalam sebanyak kurang lebih 60 ribu lele. Jika dihitung secara detail dan menghitung keperluan dan kebutuhan sebelumnya maka dapat kita ketahui bahwa pendapatan dari budidaya ikan lele akan mengalami pendapatan yang cukup untuk membantu perekonomian keluarga Bapak Guntur.

Untuk pendapatan bersih yang diperoleh dari budidaya ikan lele ini kurang lebih sebanyak Rp. 800.000 per seribu lele. Dalam penghitungan laba bersih ini biasanya beliau menghitungnya dalam jangka waktu tiga bulan. Harga jual dari ikan lele ini rata-rata Rp. 18.000.00 per kilogramnya. Dalam waktu selama 2-3 bulan tersebut beliau menghasilkan lele sekitar 125 kilogram. Walaupun keuntungan yang diperoleh dari budidaya ikan lele ini cukup banyak akan tetapi beliau juga berpesan agar memiliki pekerjaan sambilan lainnya seperti halnya berwirausaha di bidang lain atau bekerja di tempat lain sehingga tidak menitikberatkan terhadap satu usaha saja. Begitu pesan dari Bapak Guntur dengan jiwa wirausahanya yang tinggi.

Untuk proses pemasaran dari ikan lele ini cukup mudah. Biasanya orang-orang sekitar sudah berlangganan ke Bapak Guntur sehingga apabila membutuhkan ikan lele dapat langsung menghubungi beliau dan mengunjungi tempat beliau. Dalam penjualan ikan lele dihitung dengan per kilogramnya. Selain pembeli dapat langsung mengunjungi tempat budidaya ikan lelenya, beliau juga menjual ikan lele tersebut ke pasar. Dalam proses pemasaran yang cukup mudah ini juga menjadi peluang bagi Bapak Guntur untuk terus mengembangkan usaha budidaya ikan lele yang beliau miliki.

Adapun untuk hambatan yang dialami Pak Guntur selama budidaya ikan lele ini adalah cuaca ketika musim hujan. Menurut beliau air kolam ikan lele tidak bisa terkena air hujan karena air hujan bersifat asam yang dapat mengakibatkan banyaknya ikan lele yang mati. Seperti yang dikatakan oleh Pak Guntur : "Musuhnya pengusaha perikanan apa saja itu hujan. Sebetulnya air hujan itu sudah ada alatnya PH antara PH normal 5,6,7 itu kan normal ya, tapi kalau hawanya hawa hujan walaupun dinormalkan ya kan asamnya banyak dikasih garam busuk jadi normal tapi senormal normalnya gak kayak normal biasa."

Sedangkan solusi yang biasanya diterapkan oleh Pak Guntur adalah menutup kolam ikan lele agar air kolam ikan lele tidak bercampur dengan air hujan. Terkadang kolam ikan lele sudah ditutup tetapi air hujan masih bisa masuk, jika hal tersebut terjadi maka air kolam lele harus cepat-cepat dikuras dan diganti. Tetapi cara tersebut juga kurang efektif jika hujan terus-menerus otomatis kolam ikan lele tidak terkena sinar  matahari menurut beliau ikan lele juga membutuhkan sinar matahari. Cara Pak Guntur melihat pH air kolam ikan lele adalah dengan alat yang beliau beli dengan harga Rp. 60.000,00.

Dari adanya pemanfaatan lahan kosong hingga dapat menghasilkan tentu menjadi suatu kebanggaan tersendiri. Dalam membuka suatu usaha tentunya kita harus berani dalam bertindak dan mengambil resiko. Dibekali dengan modal ilmu yang akhirnya dapat dirasakan keuntungannya usaha Pak Guntur ini tentu dapat dicontoh bagi para generasi muda yang ingin memulai usahanya dalam bidang perikanan. Tentunya semangat dan pantang menyerah perlu ditetapkan dalam diri seorang pengusaha. Adanya hambatan dan juga berbagai rintangan pasti dapat terlewati dengan baik sesuai dengan pengalaman yang telah di dapatkan selama ini. Sebuah usaha pasti tidak lepas dari adanya kerugian tetapi jika memiliki perincian usaha dengan baik maka kerugian bisa diminimalisir dan diatasi.

 

Ikuti tulisan menarik Inggrit Ika Anggraeni lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler