x

Iklan

Difa Aprilia

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 14 April 2022

Minggu, 11 Desember 2022 18:44 WIB

Mencegah Penyebaran Hoaks dengan Membaca Kritis

Artikel ini memuat salah satu pencegahan penyebaran hoaks dengan meningkatkan membaca kritis.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Perkembangan zaman yang sangat pesat ini, mengakibatkan semua hal dapat dengan mudah masuk ke dalam kehidupan manusia, tanpa adanya penyaringan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hoaks memiliki pengertian sebagai kata yang berarti ketidakbenaran suatu informasi; berita atau informasi bohong, tidak bersumber. Chen et al, menyatakan hoaks adalah informasi sesat dan berbahaya karena menyesatkan persepsi manusia dengan menyampaikan informasi palsu sebagai kebenaran (Idris, 2018: 22)
 
Perkembangan industri teknologi dan komunikasi, membuat penyebaran hoaks tidak dapat dikedalikan. Penyebaran berita bohong atau hoaks tak ubahnya seperti peredaran narkotik dan pornografi. Kita sering jumpai, beberapa berita hoaks yang marak menyebar melalui media sosial. Bila dibiarkan, berita hoaks bisa membahayakan dan merugikan masyarakat. Upaya pencegahan penyebaran hoaks dapat dilakukan dengan cara membaca kritis.
 
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) istilah membaca berasal dari akar kata "baca" yang memiliki beberapa pengertian 1) melihat serta membahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati); 2) mengeja atau melafalkan apa yang tertulis; 3) mengucapkan; 4) mengetahui, meramalkan; 5) memperhitungkan, memahami.
Menurut Albert sebagaimana dikutip oleh Tarigan (1982: 89), membaca kritis adalah sejenis kegiatan membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan hanya mencari kesalahan belaka. Selanjutnya, Harjasujana juga mengemukakan bahwa membaca kritis merupakan suatu strategi membaca yang bertujuan untuk memahami isi bacaan berdasarkan penilaian yang rasional lewat keterlibatan yang lebih mendalam dengan pikiran penulis yang merupakan analisis yang dapat diandalkan (Elvi Susanti, 2022: 87).
 
Lalu bagaimana teknik dan tahapan membaca kritis? Menurut Sudarso ada empat teknik yang dapat digunakan dalam membaca kritis
1. Mengerti Isi Bacaan
Mengenali fakta dan menginterprestasikan apa-apa saja yang dibaca dengan kata lain mengerti ide pokok, mengetahui fakta penting dan dapat membuat kesimpulan serta menginterprestasikan ide-ide tersebut. Fakta berguna untuk menambah informasi sedangkan ide bermanfaat untuk menambah pemahaman. Mendapat informasi bertujuan mengetahui sesuatu itu fakta sebaliknya pemahaman bertujuan mengetahui segalanya tentang fakta.
2. Menguji Sumber Penulis
Tidak semua penulis dapat dipercaya. Pembaca harus mencari tahu kebenarannya misalnya mengetahui bidang apa yang dikuasi penulis, dalam hal ini termasuk uji pandangan, tujuan dan asumsi penulis yang terdapatdalam tulisannya untuk membedakan apakah tulisan itu fakta atau opini.
3. Interaksi antara Penulis dengan Pembaca
Pembaca tidak hanya mengetahui maksud penulis tetapi juga membandingkan dengan pengetahuan yang dimilikinya dari penulis-penulis lain. Pembaca juga perlu menilai dan membandingkan isi bacaan dengan pengetahuan yang ada padanya.
4. Terbuka terhadap Gagasan Penulis
Pembaca hendaknya menghargai pendapat yang dikemukakan oleh penulis kemudian pembaca juga mengevaluasi teknik penulisannya. Akhirnya penulis mempertimbangkan dan mengujinya alasannya dengan alasan yang logis dan interprestasi yang berdasar.
Selanjutnya Nurhadi menjelaskan teknik-teknik yang digunakan untuk meningkatkan sikap kritis adalah kemampuan mengingat dan mengenali bahan bacaan, kemampuan menginterpretasi makna tersirat, kemampuan mengaplikasikan konsep-konsep dalam bacaan, kemampuan menganalisis isi bacaan, kemampuan menilai isi bacaan, kemampuan membuat bacaan atau mencipta bacaan, sikap kritis tersebut sejalan dengan ranah kognitif.
 
Sebelumnya sudah dijelaskan mengenai teknik dalam membaca kritis. Berikut ini ada beberapa tahap yang dilakukan untuk membaca kritis.
1) Pastikan apa tujuan Anda membaca teks tersebut.
2) Perhatikan dan pahami judul bacaan.
3) Pikirkan sebelum membaca apakah sudah memahami topik apa yang akan dibahas dalam bacaan tersebut.
4) Perhatikan sistematika dalam bacaan tersebut.
5) Lakukan skimming.
6) Bacalah seluruh bacaan dengan hati-hati dan teliti.
7) Identifikasi argumen yang diungkapkan oleh penulis dalam bacaannya.
8) Buat ringkasan yang dianggap penting, dsb. (Susanti, 2022: 95-96)
Selain teknik dan tahapan membaca kritis di atas, kita juga harus cermat dan teliti dalam memerima berita atau informasi yang didapatkan melalui media sosial. Sebelum menyebarkan berita atau informasi yang didapat dari orang lain, kita terlebih dahulu mengecek apakah berita tersebut benar atau valid. Ayo cegah menyebaran hoaks dengan membaca kritis!
 
Referensi:
Indris, Idnan A. Klasifikasi Al-Quran Atas Berita Hoaks. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. 2018.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Susansi, E. Keterampilan Membaca. Bogor: In Media. 2022.
Yunita. "Bahaya Hoax Bisa Berujung Pada Pembunuhan Karakter". https://www.kominfo.go.id/content/detail/8716/bahaya-hoax-bisa-berujung-pada-pembunuhan-karakter/0/sorotan_media diakses pada 9 Desember 2022 pukul 07.34 WIB.
 

Ikuti tulisan menarik Difa Aprilia lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

6 jam lalu

Terpopuler