x

Salah seorang siswa memimpin kegiatan diskusi dalam materi Harmonisasi Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Perspektif Pancasila

Iklan

Nurul Farikhah Ismi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 30 November 2022

Minggu, 11 Desember 2022 18:45 WIB

Problem Based Learning: Upaya Meningkatkan Pembelajaran di Kelas

Artikel ini ditulis berdasarkan pengalaman pribadi penulis dalam pembelajaran di kelas

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tantangan Guru: Kembalinya Pembelajaran Tatap Muka

Kasus Covid-19 yang pernah melanda Indonesia sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Pendidikan Nasional secara tatap muka sempat terhenti dan mulai dicanangkan untuk melakukan pembelajaran secara daring atau pembelajaran jarak jauh. Hal tersebut memberikan dampak pembelajaran yang dilakukan kurang efektif baik dirasakan oleh guru maupun oleh siswa. Guru dan siswa mengalami kebosanan yang cukup panjang dengan pembelajaran daring tersebut.

Setelah kasus Covid-19 dirasakan kian menyurut dan berbagai cara antisipasi pencegahan dilakukan, pemerintah kembali mencoba mengembalikan pembelajaran tatap muka di sekolah. Hal ini dilakukan secara bertahap,mulai dari simulasi dengan menghadirkan beberapa siswa, kemudian meningkat dengan perlakukan jadwal bergantian (shift system), sampai akhirnya pembelajaran penuh (full ) dengan jadwal seperti sebelum kasus covid-19 muncul. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan tetap memberlakukan protokol kesehatan untuk tetap mengantisipasi kembalinya kasus covid-19.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada tahun ajaran baru ini, seluruh sekolah telah mencannagkan pembelajaran tatap muka secara penuh. Hal tersebut merupakan tantangan tersendiri bagi guru mata pelajaran khususnya bagi guru pengampu siswa kelas X di tingkat SMK. Siswa kelas X yang notabene lulusan dari tingkat SMP sederajat belum mengenal lingkungan SMK yang akan memfokuskan diri mereka pada pendidikan vokasi atau fokus bekerja. Guru harus dapat membangun karakter yang baik dan membangkitkan semangat belajar para siswanya. Guru harus mencari cara agar pembelajaran di kelas berlangsung efektif dan dapat dipahami oleh siswanya.

Problem Based Learning: Siswa Lebih Berpikir Kritis

Tuntutan guru yang harus lebih melek teknologi pada masa pandemi covid-19, membuat guru lebih dapat berinovasi dalam pembelajaran yang akan dilakukannya di kelas secara tatap muka. Media pembelajaran yang menarik membuat siswa lebih antusias dan semangat mengikuti pembelajaran mereka. Terlebih lagi didukung dengan teknologi yang semakin canggih di era digitalisasi seperti sekarang ini.

Tidak hanya media pembelajaran yang menarik, guru juga harus dapat membangkitkan cara berpikir siswa agar lebih kritis. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk membangkitkan cara berpikir kritis siswa yaitu menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Problem Based Learning diartikan sebagai model pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk mendapatkan ilmu baru dari analisis berbagai pengetahuan dan pengalaman belajar yang dimilikinya, serta menghubungkan ilmu tersebut dengan permasalahan belajar yang diberikan guru. Pembelajaran berbasis masalah dikembangkan untuk memberikan siswa pengalaman belajar yang mengutamakan kemampuan analisis materi secara mandiri. Dengan adanya permasalahan yang nyata, mereka bisa belajar berpikir kritis, mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuannya sendiri.

Problem Based Learning sendiri memiliki beberapa sintaks atau langkah-langkah dalam pelaksanaan di pembelajaran. Sintaks tersebut terdiri dari orientasi peserta didik pada masalah, mengorganisasi peserta didik untuk belajar, membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, serta menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.  Dari sintaks atau langkah pembelajaran tersebut dapat terlihat bahwa model problem based learning dapat meningkatkan daya piker siswa agar lebih kritis. Selain itu, soal yang disajikan memiliki tingkat soal ranah berpikir tingkat tinggi, sehingga siswa dalam mengerjakannya menggunakan analisis terlebih dahulu untuk menemukan jawaban yang tepat.

Problem Based Learning Membuat Pembelajaran Akuntansi Lebih Efektif

Pembelajaran akuntansi yang biasa terkesan sulit dan berat, dapat lebih mudah dipahami ketika diterapkan model pembelajaran Problem based Learning. Sesuai dengan sintaks model pembelajaran Problem based Learning, mampu membuat pembelajaran akuntansi lebih efektif dengan adanya diskusi kelompok. Siswa dapat saling menyampaikan pendapat dalam diskusi di kelompoknya masing-masing. Siswa juga masih dapat bertanya kepada guru ketika masih ada yang kurang dipahami dalam pengerjaan tugas kelompoknya. Setelah siswa sudah dapat menentukan jawaban atau solusi yang tepat dalam pemecahan masalah yang disajikan oleh guru, siswa juga dapat menyajikan hasil karya dari diskusi dalam kelompoknya di depan kelas. Oleh karena itu, siswa menjadi lebih berani dalam mengungkapkan pendapatnya. Setelah siswa menyajikan hasil karyanya, guru dapat menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah bersama seluruh siswa sehingga diketahui apakah jawaban yang disajikan tepat atau tidak.

Oleh karena itu, model pembelajaran Problem based Learning dirasa sangat tepat dalam pembelajaran akuntansi di kelas. Model pembelajaran Problem based Learning dapat dipadukan dengan berbagai macam metode, media, atau strategi pembelajaran yang lebih bervariasi agar siswa tidak jenuh dengan siklus yang sama. Dengan menggunakan model pembelajaran Problem based Learning, diharapkan siswa dapat berpikir lebih kritis karena harus mencari solusi yang tepat dari masalah yang disajikan guru sesuai dengan materi yang dipelajari. Siswa juga diharapkan memiliki keberanian dan rasa percaya diri yang tinggi dalam menyampaikan hasil karya dari diskusinya di depan kelas.

Ikuti tulisan menarik Nurul Farikhah Ismi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler