x

foto ini menggambarkan sosok wanita yang kehilangan kepercayaan dirinya dan value nya.

Iklan

Khoirun Nisa

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 6 Desember 2022

Rabu, 14 Desember 2022 05:52 WIB

Keperawanan Saya Hilang pada Saat di Jenjang Perkuliahan

Aku merasa shock berat. Jantungku berhenti tiba- tiba, termasuk waktu. Saking shocknya, aku sampai tidak bisa menangis padahal keinginan sangat besar. Ketika aku meliahat hasil USG ternyata benar janin itu ada di perutku. “aku harus bagaimana ini?” teriakku dalam hati.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sebenarnya kita berdua terlalu dekat untuk disebut sekadar teman, terlalu jauh untuk di sebut pasangan, terlalu tidak masuk akal disebut masa depan dan terlalu konyol stuck di zona nyaman yang saling melibatkan perasaan tanpa ikatan. Sayanganya rasa cinta itu harus berakhir menyedihkan ketika aku akhirnya hamil di luar nikah.

Ini adalah kisah dari seorang perempuan yang hamil di luar nikah dengan chrusnya. Segala emosi yang campur aduk dia pendam sendiri. Tak ada satu pun yang tahu bahwa dia sedang hamil kecuali Rasyid Crushnya.

Nama aku Arum Belle, umurku 23 tahun. Dahulu Ketika aku menginjak semester 3 aku bertemu seorang laki- laki, sebut saja namanya Rasyid. Orangnya baik, pandai bicara, humble, dan juga tampan. Berawal dari komen story Instagram dilanjut dengan ketemuan dan akhirnya kita dekat, tepatnya pada 02 juni 2022. Awalnya kita menjalin hubungan yang sehat dan hanya sebatas untuk penyemangat belajar. Tetapi makin lama aku makin ga mau kehilangan dia. Memang hubungan kita tidak berjalan dengan mulus (kadang dekat kadang tidak) tapi tetap hati ini cuman milik dia, ga ada yang lain di hati ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah hubungan ini berjalan 3 bulan, dia mulai berani jalan dengan wanita lain. Wanita itu anak maba di kampusnya, panggil saja Namanya Andini. Sakit? Kecewa? Marah? Iya pasti itu semua campur aduk menjadi satu dan aku hanya bisa menangis dan menangis. Sebulan berlalu hubungan mereka pun putus karena si adik maba itu ternyata sudah punya pacar. Dan Rasyid pun balik lagi ke aku.

Dia deketin aku lagi dan kita pun dekat lagi pas liburan akhir semester telah usai. Semenjak itu hubungan kita makin dekat kita makin berani melakukan hal- hal yang ngga seharusnya kita lakukan.

Suatu hari kita coba- coba melakukan itu yang jelas- jelas dilarang (hubungan intim), ya, kita melakukan itu dengan sadar. Kita mengulanginya lagi dan lagi hingga beberapa kali dan akhirnya hal yang ga pernah aku inginkan pun terjadi. Ah bodohnya aku yang terlalu menuruti hawa nafsunya sampai melakukan hal bejad itu.

Tetapi, kami tidak pernah menggunakan yang namanya pengaman. Aku akui ini memang suatu kesalahan yang seharusnya ngga kami lakukan. Terlebih, bisa dibilang aku adalah seorang anak yang dibanggakan orang tuaku. Tapi malah melakukn hal sebaliknya. 

Selain tidak memakai pengaman, Rasyid selalu mengeluarkannya di luar. Tetapi suatu Ketika aku baru sadar kalau Rasyid pernah mengeluarkannya di dalam. 

Dan hasilnya? Ya, positif!

Aku telat haid dan setelah di tes memang benar aku positif hamil. Nangis? Menyesal? Semua perasaan itu aku rasain. Aku betul- betul tidak menyangka bakal mengalami hal ini, hamil diluar nikah.

Aku merasa shock berat. Jantungku berhenti tiba- tiba, termasuk waktu. Saking shocknya, aku sampai tidak bisa menangis padahal keinginan sangat besar. Ketika aku meliahat hasil USG ternyata benar janin itu ada di perutku.

“Aku harus bagaimana ini?” teriakku dalam hati.

Aku pun mengabari Rasyid, dan respons dia masih santai. “Tenang dahulu arum”. Coba lagi besok, dites lagi. Mungkin itu hasilnya salah. “Hatiku tidak tenang bukan main. Setelah menimbang- nimbang, kubuang tespeck dan hasil usg itu jauh- jauh untuk menghilangakan jejak, dan kuputuskan untuk melakukan tespack lagi satu minggu kemudian.

Dan hasilnya? Oh jelas, tetap positif. Aku pun menghubungi Rasyid dan mulai memikirkan bagaimana ke depannya. Perasaan panik tentu mengelilingi kami, tetapi entah mengapa masih ada perasaan santai di sana.

Kami pun punya pikiran untuk mengugurkan kandungan ini. Dengan berkata bahwa dia siap untuk bertanggung jawab.

“Kita beneran bakal ngegugurin kandungan ini?” tanyaku sekali lagi

“Iya, aku gamau mama sampai tau. Pokoknya aku gamau sampai tahu apa yang sedang terjadi. Pokoknya sekarang kita harus hilangkan ini, gimana pun caranya.”

“Aku pasti nikahin kamu kok, tapi aku beresin kuliahku dahulu,” tambahnya

Di situ aku merasa bodoh. Bagaimana mungkin saat aku lagi kuliah malah minta jangan digugurin kandungannya. Benar-benar ga habis pikir.

Tetapi yang dia lakukan kemudian adalah mencari di kolom internet bagaimana caranya untuk mengugurkan kandungan ini, sepanjang hari.

Aku pernah nemu, salah satu caranya adalah mulai dari makan nanas muda sehari 2 buah di juz sekaligus, diminum saat pagi hari saat perut kita masih kosong (belum makan), aku pun langsung mencobanya. Dalam beberapa hari aku minum ini terus demi mengugurkan kandungan.

Tiga hari setelahnya pun aku memutuskan untuk minum pil pelancar haid yang sekali minum 2 pil sekaligus, belum lagi lari tiap pagi, sore di temani Rasyid juga.

Tetapi hasilnya? Nihil. Tidak ngaruh sama sekali.

Kita pun ngobrol lagi. Sementara aku ingin bagaimana caranya agar kandungan ini bertahan, Rasyid tetap pada pendirianya untuk ingin bagaiamana caranya agar kandungan ini lenyap. Dan bodohnya aku, selalu marah, tetap pada pendirianku bahwa kandungan ini harus bertahan.

Hingga suatu hari Rasyid pun mendukungku untuk pergi ke mak berang (tukang pijet spesialis ngurusin janin hingga bayi yang baru lahir) “Tetapi di sini bagaimana mencarinya ini kan kota, pasti sudah tidak ada lagi yang seperti itu,” jawabku

Hari demi hari berlalu usia kandungan ku pun menginjak 4 minggu 9 hari hari. Di mana aku merasakan yang namanya kontraksi dan keram perut. Setiap pagi aku mual-mual di kosan, perutku mulai membesar. Namun tidak ada yang menyadarinya. Atau katanya orang yang hamil diluar nikah itu ga bakalan keliatan hamilnya, entahlah, curiga pun tidak.

Berminggu-minggu kemudian masih tidak ada yang menyadarinya kecuali curshku, Rasyid. Aku bahkan sudah merasakan bayi di perutku menendang-nendang. Pada satu sisi aku senang tidak ada yang tahu, tetapi pada satu sisi aku takut bukan main. Aku memaksakan rasyid untuk memberi tahu kepada keluarga kita, tetapi Rasyid selalu menolak. Takut.

Selama kehamilan

Selama kehamilan ini mood aku naik turun kadang bagus kadang juga tidak, banyak capernya sama Rasyid, tapi Rasyid yang selalu bersikap dingin kalau aku ga ngemis-ngemis buat ditemenin dia pasti nongkrong bersama teman-temannya. Aku berusaha untuk tidak ngidam, berusah untuk tidak manja, tetapi tetap saja aku tidak bisa.

Di kosan

Dan hari itu pun tiba. Pagi hari perutku keram persis seprti PMS. Tetapi aku masih aktivitas seperti biasa, ke kampus, jajan di kantin, pulang ke kosan. Hingga di sore hari Ketika aku d kamar mandi darah cokelat pun terlihat. Dan aku mendengar suara letupan kecil dari perutku. Aku mencari tahu mengapa di google, ternyata hari itu adalah hari di mana aku akan kehilangan bayiku! Tepat di usianya yang ke lima minggu satu hari.

Aku pun langsung memberi tahu Rasyid

Hingga tiba akhirnya aku kontraksi hebat, darah terus keluar aku bingung harus bagaimana harus meminta tolong kesiapa, aku takut ketahuan ibu kos kalau aku sedang menggugurkan kandungan. Aku mencoba hubungin Rasyid ternyata dia masih sibuk dengan teman- teman tongkronganya. Sampai akhirnya aku berhasil mengelurkan bayi itu, setelah itu, ingatan- ingatan tentang kejahatan yang pernah kucoba terhadap bayiku. Aku menangis hingga gemetar. Melihat bayiku benar- benar meninggal. Tak tega rasanya. Aku merasa seperti ingin bunuh diri karena diselimuti perasaan bersalah.

Akhirnya aku kuburkan bayiku sendiri di tempat pemakan sebelah kosanku. Gemeter, takut, lemes tetapi aku mencoba tenang agar warga sekitar tidak curiga.

Tepat pada pukul delapan malam aku kabari Rasyid, kalo bayinya sudah keluar, sudah aku kuburkan sendiri, dengan santainya Rasyid membalas pesanku, tanpa ada rasa khawatir, bagaimana keadaanku setelah pendarahan karena keguguran, tanpa takut bagaimana kalua ketauan orang-orang sekitar, dengan santainya dia bilang akan segera pulang dari tempat tongkrongannya.

Tetapi kenyataannya? Omongan itu tidak dia tepati

Akhirnya dari pagi sampai malam setelah keguguran aku sendirian di kosan berjuang untuk pulih dan terlihat seperti tidak terjadi apa- pa hari ini.

Samapai detik ini aku merasa selain tubuhku yang sudah rusak, mentalku pun rusak.

 

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Khoirun Nisa lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler