x

illustr: NorthShore University HealthSystem

Iklan

Rafli alza

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 22 Desember 2022

Kamis, 22 Desember 2022 13:06 WIB

Dampak Media Sosial bagi Anak-anak di Bawah Umur

Artikel ini menjelaskan tentang Dampak media sosial bagi anak-anak di bawah umur.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pendahuluan 

Media sosial adalah suatu platform digital yang menyediakan fasilitas untuk melakukan aktivitas sosial bagi setiap penggunanya. Beberapa aktivitas sudah dapat dilakukan di media sosial. Menurut salah satu tokoh sejarawan Yahudi-Inggris, yaitu B.K. Lewis dalam karyanya yang berjudul Social Media and Strategic Communication Attitudes and Perceptions among College Students (2010), media sosial merupakan suatu label yang merujuk pada teknologi digital yang berpotensi membuat semua orang untuk saling terhubung dan melakukan interaksi, produksi dan berbagi pesan.

Namun, pada realitanya saat ini media sosial juga bisa menjauhkan orang-orang yang sudah dekat. Dikarenakan, interaksi secara tatap muka cenderung menurun, membuat orang-orang menjadi kecanduan terhadap internet, menimbulkan konflik, masalah privasi, rentan terhadap pengaruh buruk orang lain. Seiring meningkatnya akses internet media sosial menjadi sarana yang sering diakses, termasuk anak-anak dibawah umur, remaja maupun dewasa. menggunakan media sosial berdampak pada Kesehatan psikologis anak-anak yang masih di bawah umur.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dampak psikologis yang muncul pada anak akibat menggunakan media sosial secara belebihan yaitu gangguan kecemasan dan depresi. Media sosial adalah sebuah media online dengan para penggunanya dengan mudah berkomunikasi, berpartisipasi, berbagi, menciptakan jejaringan sosial, seperti line, whatsapp, Instagram, facebook, dan twitter.

Whatsapp merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan pada masyarakat, dari anak-anak hingga dewasa. Menurut Kaplan dan Haenlein pada tahun 2010 media sosial sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content”.

Seseorang pasti memiliki berbagai motivasi dalam menggunakan media sosial. Sekedar untuk berkomunikasi dengan orang lain, untuk mencari tahu perkembangan sesuatu, untuk berbagi informasi maupun untuk mengikuti salah satu yang menjadi trend saat ini yaitu menggunakan media sosial sebagai bentuk eksistensi diri.

Pembahasan

Meski media sosial memiliki manfaat banyak yang kita dapatkan, namun tidak bisa dibantah bahwa kelebihan dan kekurangan media sosial tidak dapat dipisahkan. Media sosial juga bisa memberikan dampak buruk jika tidak digunakan secara bijak, seperti :

- Resiko bertemu dengan orang yang tidak dikenal yang membuat mereka merasa takut atau tidak nyaman.

- Melihat tayangan pornografi yang tidak sesuai usia.

- Memungkinkan terjadinya perundungan di dunia maya atau dikenal dengan istilah cyberbullying.

Tentunya, ada sebab mengapa seorang anak kecanduan media social sehingga menimbulkan dampak buruk. Menurut Psikolog anak dan remaja yaitu Vera Itabiliana membenarkan anak-anak mengalami kecanduan dengan media sosial. Alasannya, media sosial memang dirancang untuk memenuhi kebutuhan dari anak-anak hingga remaja. Penyebab lainnya, anak-anak cenderung meniru orang dewasa di sekitarnya.

Kurangnya pengawasan dari orang tua atau orang dewasa juga menjadi salah satu faktor mengapa anak-anak dibawah umur sudah memiliki media sosial bahkan hingga kecanduan dan menimbulkan dampak buruk kepada anak.

Dampak buruk tersebut mungkin saja terjadi jika mereka memajang foto dengan nama asli mereka. Tidak hanya itu, mereka juga menyebutkan tanggal lahir, minat, nama sekolah, dan kota tempat tinggal di dalam media sosial. Hal ini bisa membuat anak-anak di bawah umur dan remaja menjadi target pihak yang dapat merugikan. Selain meningkatkan risiko cyberbullying, pengguna media sosial juga berdampak pada Kesehatan mental psikologis anak-anak. Dampak psikologis yang dapat muncul pada anak dan remaja akibat penggunaan media sosial yang berlebihan meliputi gangguan kecemasan dan depresi.

Maka dari itu, sebagai pengguna platform digital kita harus bijak menggunakan media sosial. Jika sudah merasa kecanduan, maka sadarkan diri untuk mulai membatasi penggunaan media sosial. Hal ini juga berlaku terhadap anak dibawah umur. Adapun beberapa cara yang lebih efektif untuk orangtua membantu seorang anak menggunakan media social secara bijak. :

1. Mengimplementasikan anak menggunakan media social sesuai umurnya.

Beberapa situs media sosial, seperti Twitter, Facebook, dan Instagram, memiliki persyaratan usia minimum 13 tahun untuk membuat akun. Beri tahu anak Anda bahwa pembatasan ini dilakukan untuk menutupi hal-hal negatif yang terjadi pada anak-anak dibawah umur. Dengan informasi ini, Anda dapat memahami apa yang terjadi dengan anak-anak di media sosial.

2. Mengawasi aktivitas anak di media sosial

Anak-anak harus mengamati kegiatan yang sedang dilakukan di media sosial. Ketika Anda menemukan kutipan, gambar, atau video yang buruk.

beri diri Anda arahan untuk segera memberi tahu organisasi media sosial yang relevan, dan Anda sebagai individu, tentang situasi tersebut.

3. Waktu mengakses telepon dan memulai komputer.

Tidak hanya waktu yang dihabiskan untuk menonton televisi atau bermain game utama perlu disesuaikan, tetapi juga waktu yang dihabiskan menggunakan telepon untuk mengakses internet. Beri mereka pedoman untuk menggunakan media sosial, seperti 1 hingga 2 jam setelah menyelesaikan tugas sekolah mereka. Jika media sosial diakses melalui komputer, itu akan tersedia di area yang sederhana untuk dipahami oleh kebanyakan orang.

4. Perlindungan privasi dan program pengembangan prioritas.

Setiap outlet media sosial memiliki fitur pribadi yang dapat dinonaktifkan. Mintalah anak Anda untuk mengaktifkan fitur tersebut sesuai dengan keinginan Anda. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi anak-anak dari situasi negatif sekaligus melindungi akun media sosial mereka dari pencurian identitas. Orang tua dapat memakai perangkat lunak yang dapat mengawasi anak dalam bermain media social seperti, kids place dan Kaspersky safekids yang dimana didalam software tersebut orangtua dapat memantau kegiatan anak di hp tersebut. Dan dapat memblokir situs berbahaya , mengatur batas waktu layer, hingga dapat mengawasi keberadaan anak saat Bersama ponselnya. Menurut saya, ini cara yang efektif untuk orangtua lakukan dengan mudah.

Kesimpulan

Media sosial tidak hanya membawa dampak positif tetapi, juga membawa dampak negatif. Terlebih lagi, yang lebih terkena dampak negatifnya adalah anak-anak dibawah umur. Karena kurangnya umur dan pengetahuan mereka terhadap pemakaian media social, menyebabkan mereka terkan pengaruh buruk.

Penyebab anak-anak dibawa umur kecanduan media sosial karena mereka merasa apa yang mereka butuhkan tehpenuhi didalam media social, kurangnya pengawasan dari orangtua, meniru orang dewasa di sekitarnya. Tidak jarang orangtua yang tetap aktif dalam media sosial, hal inilah yang mungkin saja membuat anak terpengaruh ingin memiliki media sosial juga. Karena, anak dibawah umur akan meniru orang dewasa yang berada di lingkungannya.

Seorang anak dibawah umur yang sudah kecanduan bermain media sosial seperti Instagram, tiktok, maupun youtube akan menimbulkan dampak yang sangat buruk . Hingga akhirnya, mata menjadi minus, terjadinya cyberbullying, prestasi akademik terganggu, perlakuan menjadi kasar akibat melihat konten yang sensitif atau tontonan yang seharusnya tidak ditonton anak di bawah umur.

Kesehatan mental psikologis anak terganggu, karena bebasnya pengguna media social untuk berkomentar dalam foto atau video apapun. Yang harus dilakukan orangtua saat ini adalah harus lebih memperhatikan dan mengawasi aktivitas anak. Sebaiknya, anak diberikan mainan secara fisik seperti lego, bola, puzzle. Atau dengan melakukan pendekatan keluarga seperti mengajak bercerita, menonton film edukasi, atau sekedar jalan-jalan. Dan untuk orang tua yang tetap mengizinkan anaknya yang masih dibawah umur menggunakan media social agar lebih mewaspadai kegiatan yang dilakukan oleh anak di media social karena cukup berbahaya jika kurang diperhatikan.

Daftar Pustaka 

Adit, Albertus. 2021. 6 Dampak Negatif Media social, siswa Wajib Hati-hati. Diakses pada tanggal 14 Desember 2022, dari https://edukasi.kompas.com/read/2021/05/28/060700871/6-dampak-negatif-media-sosial-siswa-wajib-hati-hati?page=all

Sachi,Kalamula. Dampak Media Sosial Bagi anak Di Bawah Umur, Ini Kata Psikolog. Diakses pada tanggal 14 Desember 2022, dari https://id.theasianparent.com/dampak-media-sosial-bagi-anak-di-bawah-umur

14kompasiana. 2012. Dampak Sosial Media Terhadap Anak, Diakses pada tanggal 14 desember 2022, dari https://www.kompasiana.com/aquades/551b0e90a333118e23b65bb0/dampak-sosial-media-terhadap-anak

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Rafli alza lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler