x

Iklan

julia roli sennang banurea

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Desember 2021

Kamis, 29 Desember 2022 07:35 WIB

Laboratorium Mini Sains SD Pelosok (3T) Kabupaten Sintang, Provinsi Kalbar

Wilayah pelosok (3T) dengan ragam keterbatasan bukan menjadi penghalang untuk berinovasi dan berkarya. Keterbatasan bisa dijadikan sebagai batu loncatan untuk mengubah sesuatu yang tidak mungkin terjadi, menjadi terwujud. Sehingga dapat menghadapi keterbatasan dengan tidak membatasi diri dan pikiran.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

                                               

            “Laboratorium Mini Sains SD Pelosok (3T) Kab. Sintang, Provinsi Kalbar”

                             oleh: Julia Roli Sennang Banurea, S.Pd, Gr.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Teori dan praktek merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan dalam pembelajaran. Keberadaan teori sangat mendukung praktek. Sehingga proses belajar mengajar di sekolah akan lebih bermakna, ketika teori diuji dengan pembuktian melalui kegiatan praktikum.

Menurut Jafarmadina (dalam  Amini, 2020 :3) , laboratorium yaitu tempat riset ilmiah eksperimen. Atau dapat dinyatakan sebagai tempat kegiatan praktikum. Laboratorium  (lab) tidak hanya terdapat di sekolah perkotaan. Namun saat ini juga ada hingga ke sekolah pelosok (3T). Seperti laboratorium sains SD N 06 Ransi Dakan, Kec. Sungai Tebelian, Kab. Sintang, Prov. Kalimantan Barat.

                          Foto 1. Gedung lab. mini sains SD pelosok (3T)

Foto 2.  Ilmuan dan peneliti dunia beserta temuannya dunia di depan lab.mini

Laboratorium mini terbentuk atas inisiasi semua civitas warga sekolah. Gedung kelas V SD N 06 Ransi Dakan ini disulap menjadi laboratorium mini. Laboratorium dianggap sangat penting dan bermanfaat dalam membantu proses pembelajaran.  Pembelajaran yang selama ini cenderung teoritis menjadi konkret melalui praktikum. Peserta didik lebih mudah mengingat pelajaran ketika sudah melakukan praktikum dengan menggunakan alat.

Alat dan bahan laboratorium awalnya diperoleh dari hasil karya peserta didik dan guru. Menggunakan bahan-bahan bekas dan sederhana. Contoh: saat praktikum rangka manusia, menggunakan tanah liat dan kawat. Guru dan peserta didik bersama membentuk rangka dari kawat, kemudian menempel tanah liat yang telah di ambil dari sungai. Sehingga bisa diperoleh bahan praktikum rangka manusia tanpa membeli.

Foto 3. Bagian dalam lab. mini sains

Foto 4. Meja kerja lab. mini sains

             Pada materi gerak, guru dan peserta didik menggunakan bahan seperti sandal bekas sebagai ban, botol aqua dibentuk menjadi bagian dari mobilan, di lekatkan dengan paku dan lem. Sehingga terbentuk alat peraga yang menjelaskan gerak melalui mobil mainan.  Yakni adanya perpindahan dari satu titik ke titik lain, dengan menggunakan ban yang dibentuk bulat dan dilintasan yang datar.

              Foto 5. Bahan praktikum gerak dari mobil mainan

Foto 6. Praktikum objek daun menggunakan mikroskop siswa SD kelas 5

   Jenis laboratorium yang terdapat di sekolah ini adalah laboratorium pendidikan. Berbeda dengan laboratorium riset atau lab. yang digunakan ahli praktisi, keilmuan, menemukan/meneliti suatu bidang.

Laboratorium ini disebut lab. mini karena masih dalam skala laboratorium yang kecil dan sederhana, belum seperti lab. yang digunakan untuk penelitian tingkat lanjut. Biasanya orang yang bertugas membantu aktivitas di laboratorium adalah laboran. Namun di sekolah yang menjadi laboran adalah guru kelas yang masuk saat praktikum.

Manfaat laboratorium adalah mengembangkan keterampilan motorik, (alat-alat media, menemukan kebenaran), memupuk rasa ingin tahu sebagai modal/sikap ilmiah ilmuan, memberi rasa percaya diri akibat penemuan yang diperoleh.

Bentuk kegiatan di laboratorium : (1) pengukuran tinggi dan berat, (2).penggunaan lup dan microskop, (3) Pembuatan miniatur jembatan, (4). Materi Energi dan perubahannya, (5).Percobaan karbondioksida (CO2), (6).Campuran Homogen dan heterogen, (7).Wujud benda dan sifat-sifatnya, (8).Pengukuran suhu badan.

Foto 7. Praktikum pembuktian karbondioksida (CO2)

Kelebihan dari adanya lab. mini sains ini adalah melibatkan siswa langsung dalam observasi, siswa dapat meyakini (dengar,lihat,raba dan mencium), siswa cenderung tertarik pada objek nyata/ rill, membangkitkan rasa ingin tahu dan keterampilan kerja. Semangat siswa semakin meningkat karena bisa mencoba langsung.

Foto 8.Praktikum tekanan udara

 

Foto 9. Praktikum tentang gigi

 Foto 10.  Digital Thermometer, alat praktikum pengukuran suhu tubuh

 Tahapan praktikum di sekolah dilaksanakan melalui prosedur yang telah ditetapkan. Menurut Amini (2020: 21), tahapan persiapan, menentukan tujuan praktikum, alat dan bahan, memperhatikan keamanan dan keselamatan kerja, persiapan langkah kerja.  Pelaksanaan, praktikan melaksanakan sesuai prosedur dan langkah kerja. Tindak lanjut, mendiskusikan masalah yang muncul untuk dipecahkan, mengerti sebab, akibat dan cara pemecahan masalah, mengumpulkan laporan praktikum, membersihkan dan menyimpan peralatan.

Foto 11. Praktikum rambatan bunyi

Foto 12. Praktikum larutan homogen dan heterogen

              Praktikum ragam materi tidak hanya dilaksanakan di dalam ruang laboratorium. Di alam terbuka juga bisa dilaksanakan. Seperti pada materi praktikum hewan vertebrata dan hewan invertebrata. Maka pendidik dan peserta didik membawa macam hewan seperti ayam, cacing, kupu-kupu, siput, belalang, kaki seribu. Praktikum ini baikknya di laksanakan di luar lab. dengan alasan keamanan.

Foto 13. Praktikum hewan vertebrata dan hewan invertebrata

Foto 14. Praktikum di alam terbuka

Tujuan lab. ini dibuat adalah sebagai optimalisasi proses belajar/fungsi layanan dalam pengadaan/pengembangan media pembelajaran serta sebagai sumber belajar. Lab. ideal memiliki kriteria perlengkapan, lay out, pengelolaan lab dan tata tertib penggunaan laboratorium.  Menurut Amini (2020: 38), cara menyimpan alat dan  bahan berdasarkan:

  1. Jenis alat :cth alat-alat fisika, gaya dan usaha (mekanika),panas, bunyi, gelombang, optik, magnet
  2. Golongan percobaan; cth alat-alat biologi seperti:anatomi, fisiologi, ekologi dan morfologi
  3.  Pengelompokan alat-alat kimia berdasarkan bahan  pembuat alat : seperti logam, kacam porselen, plastik dan karet.

Foto 15. Digital microscope disimpan dalam lemari terpisah dengan zat higroskopis

 Cara Menyimpan alat dan bahan lab. menggunakan prinsip, aman (lemari), mudah dicari (label/lemari,rak,laci), serta mudah diambil (lemari & rak, sesuai luas ruang). Peserta didik juga dilatih agar menyimpan alat dan bahan praktikum dengan aman.

Keselamatan kerja di Lab. adalah hal yang sangat penting. Karena da resiko yang mungkin terjadi. Sehingga selama di dalam lab. peserta didik harus di awasi hingga selesai melaksanakan praktikum. 

Untuk menjaga keselamatan guru dan peserta didik selama praktikum, yang dilakukan adalah (1). Menggunakan alat pelindung: jas praktikum, kacamata pelindung, (2). Jika zat mengenai tubuh, bersihkan dengan air yang banyak, (3). Zat tertumpah segera dibersihkan, (4). Alat pemadam api, (5).Kotak P3K

Foto 16. Jas hujan sebagai jas praktikum sebelum sekolah mendapatkan jas lab.yang sebenarnya.

Biasanya saat praktikum diawal lab. dibentuk, guru dan peserta pulang dengan baju yang kotor. Karena praktikum biasanya menggunakan bahan-bahan pewarna dan bahan yang cenderung beraroma. Sehingga guru berinisiatif menggunakan jas hujan Rp.15.000,00, agar bisa melindungi baju mengajar dan baju siswa dari kotoran setelah praktikum.

Sekolah saat itu tidak mampu membeli baju lab. Sehingga kepala sekolah izinkan guru membeli jas hujan. Hingga akhinya ada orang yang peduli dengan pendidikan dan memberikan sekolah berupa baju lab. yang sebenarnya.

Foto 17. Jas Laboratorium saat praktikum

Foto 18. Kotak P3K sebagai perlengkapan keselamatan selama praktikum

 Tindakan preventif di laboratorium, yakni desain penataan ruang untuk mengetahui lokasi dan perlengkapan darurat, menggunakan perlengkapan keselamatan, memahami sifat bahan, memberi tanda peringatan pada bahan atau alat yang berbahaya, membuat aturan agar setiap pengguna bekerja dengan prosedur yang benar, membuang sisa kegiatan praktikum dengan prosedur yang benar, menjaga kebersihan dan kerapian lab.

Saat memulai praktikum, semua prosedur akan diingatkan oleh guru termasuk pembuatan laporan laboratorium. Laporan lab. biasanya berisi (1) Data yg diperoleh di lab. di catat di buku catatan praktikum (tgl percobaan,nama tgl. Judul percobaan), (2). Masukkan data rapi  (tabel), (3). Menuliskan cara membuat perhitungan/satuan, (4).Tuliskan jawaban atas pertanyaan yang muncul pada laporan lab., (5) Tuliskan jawaban yang timbul pada saat pendahuluan/prosedur.

Taman lab. sains juga dibentuk sebagai tempat dan sumber belajar. Taman lab. sains ini juga dijadikan sebagai tempat praktikum materi tentang vegetasi dan sejenisnya. Taman ini juga dilengkapi dengan apotek hidup. Sehingga peserta didik mengetahui jenis-jenis tanaman apotek hidup yang dapat digunakan dalam kehidupan.

Foto. 19. Pembuatan taman lab.

Foto. 20. Pemilihan tanaman dan jenis apotek hidup

 Foto 21. Praktikum penamaan ilmiah pada tanaman

Taman lab.sains juga digunakan sebagai tempat untuk memperoleh ilmu. Karena di dalam taman diisi dengan ilmu penamaan tanaman secara ilmiah. Sehingga peserta didik sejak dari dasar memahami penamaan tanaman ilmiah tersebut. Contoh: kunyit (nama ilmiah: curcuma), mangga (nama ilmiah: mangifera indica, pucuk merah (syzygium paniculatum).

Foto 22. Pencetakan nama ilmiah dari ragam tumbuhan

 

Lab. mini sains SD N 06 Ransi Dakan ini telah menciptakan pembelajaran yang menyenangkan di sekolah. Kelas 1 sampai kelas 6 bisa masuk sesuai jadual. Ada juga kelas yang hanya membawa alat peraga dari lab. ke kelas dan dikembalikan setelah digunakan.

Foto 23. Guru kelas 1 ikut melaksanakan praktikum

Laboratorium mini sudah ada sejak tahun bulan Agustus 2021 dan kini sekolah telah memasukkan alat dan bahan praktikum dari materi lain seperti matematika, IPS, agama, bahasa. Lab. mini ini telah berhasil meningkatan hasil dan aktivitas belajar peserta didik di sekolah 3T.

Paparan diatas merupakan penjelasan singkat tentang lab. mini sains di sekolah pelosok (3T), Kab. Sintang. Wilayah pelosok (3T) dengan ragam keterbatasan bukan menjadi penghalang untuk berinovasi dan berkarya. Keterbatasan bisa dijadikan sebagai batu loncatan untuk mengubah sesuatu yang tidak mungkin terjadi, menjadi terwujud. Sehingga dapat menghadapi keterbatasan dengan tidak membatasi diri dan pikiran. Semoga bisa memberi inspirasi pada sekolah lainnya. 

Salam dari sekolah 3T.

 

Daftar pustaka:

Amini, Risda. 2020. Pengenalan Laboratorium IPA SD. Kediri : Aksara Rentaka Siar

 

 

Ikuti tulisan menarik julia roli sennang banurea lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler