Perkembangan esports di Indonesia cukup pesat hingga saat ini. Hal tersebut tidak terlepas dari kontribusi kalangan muda yang bertalenta, kreatif dan inovatif di industri esports. Bakat tersebut tersalurkan melalui berbagai jenis jalan karir, seperti game developer, game publisher, tim profesional, dan masih banyak jenis profesi lainnya.
E-Sport merupakan cabang olahraga elektronik yang didukung oleh IeSPA (Indonesia eSport Association). Struktur dan tingkatan pertandingannya hampir sama seperti pada cabang olahraga biasanya, yang menjadi pembeda adalah para atlet eSport tidak bertanding secara fisik melainkan adu Strategi dan dipertandingkan secara online melalui computer. Sehingga masing-masing tim dapat bertanding tanpa perlu bertatap muka.
Dengan resminya IeSPA di mata pemerintah membuat para gamers kompetisi menjadi lebih yakin hobi (atau bahkan profesi untuk beberapa orang) mereka ini mendapat dukungan lebih dari pemerintah. Genre permainan yang paling umum dengan Esport ini adalah real-time strategy (RTS), fighting, first person shooting (FPS), massively multiplayer Online (MMOG), dan racing.
Pertama kali budaya eSport berkembang adalah kompetisi game. Alhasil, kompetisi game pun berkembang menjadi kompetisi-kompetisi online, beserta dengan organisasi yang punya visi untuk menjadikan kompetisi game menjadi sebuah industri eSport.
Pada awalnya turnamen eSport sulit untuk diadakan, karena pada saat itu Game Online yang dapat dikompetisikan hanya yang menggunakan PC saja. Tetapi seiring berkembangnya jaman Game Online dapat dimainkan melalui gadget (Smartphone)., sehingga memungkinkan untuk mengadakan kompetisi Game Online yang menggunakan gadget (Smartphone).
Tak hanya itu, gadget pendukung game pun semakin berkembang pesat. Apalagi kini mulai muncul smartphone dengan fitur game khusus yang membuat hampir semua masyarakat Indonesia berkesempatan menjadi gamer professional.
Salah satu tantangan terbesar perkembangan eSport di Indonesia adalah perbedaan pandangan antara generasi milenial dan generasi tua soal eSport. Masyarakat Indonesia memandang eSport hanya sekadar hobi main game pengisi waktu luang, bukan olahraga yang bisa ditekuni secara profesional.
Perkembangan eSport juga didukung banyaknya para gamers (sebutan pecinta games), yang membentuk suatu komunitas . Hal yang mendukung lainnya adalah warnet (warung internet) yang membuat para gamers bisa saling bertemu dan bersosialisasi hingga membentuk tim.
Wadah yang mengadakan turnamen pada saat ini cukup banyak baik itu dari komunitas, warnet maupun perusahaan eSport. Maraknya turnamen pada saat ini dikarenakan antusiasme yang besar dari para gamers.
Fenomena menonton orang bermain game pun juga turut berkembang pada masa ini. Penyedia jasa stream seperti Twitch dan Youtube semakin mendorong para gamers untuk menonton pertandingan eSport dan juga menonton orang lain bermain game (streamer). Dengan adanya komunitas-komunitas dan juga Turnamen yang diselengarakan di daerah ini merupakan bentuk awal dari kemajuan eSport di Indonesia.
Menjadi seorang gamers profesional juga merupakan profesi yang menjanjikan. Rata-rata Gaji yang mereka peroleh diatas UMR. Hal itu meliputi Gaji yang diterima dari Tim eSport yang memiliki kontrak kerjasama, Sponsor, dan juga hasil setiap Turnamen yang dimenangkan.
Di dalam dunia eSport usia dan pendidikan tidak berpengaruh untuk menjadi gamers profesional. Terbukti dengan banyaknya Gamers dibawah 17 yang menjadi Pro Player di dalam tim eSport. Bahkan banyak juga gamers yang masih muda menjadi perwakilan negara dalam pertandingan eSport.
Tentu dunia eSport tidak boleh di pandang sebelah mata lagi. Banyak mereka di usia muda dapat memiliki penghasilan pribadi sekaligus membanggakan negara. Hal terbaik yang terjadi di dalam perkembangan eSport di Indonesia adalah ketika cabang ini dipertandingankan di Asian Games 2018 dan Sea Games 2022. Di ajang tersebut atlet-atlet esports menjadi salah satu penyumbang emas pada kategori PUBG Mobile. Ini membuktikan eSport di indonesia mulai berkembang dan di dukung oleh pemerintah. khususnya Kemenparekraf dan Kemenpora.
Ikuti tulisan menarik Firmanda Dwi Septiawan firmandads@gmail.com lainnya di sini.