x

Ilustrasi orang sedang menggunakan media sosial

Iklan

MadsHall

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 5 Februari 2021

Minggu, 29 Januari 2023 11:02 WIB

Pemanfaatan Media Sosial dengan Bijak Sesuai Prinsip Komunikasi Islam

Masih belajar kak :)

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Media merupakan salah satu bagian dari perkembangan teknologi yang semakin 
pesat. Robert Heinich berpendapat bahwa, media adalah sesuatu yang dapat membawa sebuah informasi atau pesan yang terjadi  antara sumber pesan (source) dengan penerima informasi (receive). 

Sejak dahulu media digunakan untuk memberikan pesan atau informasi kepada masyarakat. 
Dennis McQuail (1987) berpendapat bahwa,

Pertama, Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan 
lapangan kerja, barang dan jasa serta menghidupkan industri lain yang terkait. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kedua, Media massa juga merupakan alat kontrol dan inovasi dalam masyarakat yang dapat 
didayagunakan. 

Ketiga, media merupakan lokasi yang semakin berperan, untuk menampilkan peristiwaperistiwa kehidupan masyarakat, entah itu yang bertaraf nasional maupun internasional.

Keempat, media berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, mulai dari seni, 
simbol, tata cara, mode, gaya hidup, dan norma-norma.

Kelima, media telah menjadi sumber dominan bagi individu dan masyarakat untuk 
memperoleh gambaran dan citra realitas sosial.

Pada era digital saat ini, media telah mengubah cara seseorang berkomunikasi, 
belajar, mencari informasi, dan bekerja. Munculnya media sosial memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk mencari dan berbagi informasi seluas mungkin. Dengan mudahnya
mencari dan berbagi banyak informasi tentu akan memberikan efek positif dan negatif 
terhadap penggunanya. menurut Steven M. Chaffee, ada lima jenis efek kehadiran media 
massa sebagai benda fisik, yaitu:

Pertama, efek ekonomi, hadirnya media massa memberikan berbagai usaha produksi, 
distribusi, dan konsumsi jasa media masssa.

Kedua, efek sosial, berkaitan dengan perubahan pada struktur atau interaksi sosial sebagai 
akibat dari kehadiran media massa.

Ketiga, penjadwalan kegiatan sehari-hari, hadirnya media massa memberikan pengaruh 
terhadap kehidupan seseorang dalam menjalani aktivitasnya. 

Keempat, efek hilangnya perasaan tidak nyaman, seseorang yang menggunakan media untuk 
memuaskan kebutuhan sikologinya dengan tujuan untuk menghilangkan perasaan tidak 
nyaman, perasaan kesepian, marah, kecewa, kesal atau sebagainya. 

Kelima, efek menumbuhkan perasaan tertentu, terkadang seseorang akan mempunyai 
perasaan positif atau negative terhadap media tertentu. Tumbuhnya perasaan senang atau 
percaya pada suatu media tertentu erat kaitanya dengan pengalaman individu bersama media 
massa tersebut.

Media sosial secara pasti mempengaruhi pemikiran dan tindakan khalayak. Media 
membentuk opini publik untuk membawakannya pada perubahan yang signifikan. Secara 
instan media sosial dapat membentuk kristalisasi opini publik untuk melakukan tindakan 
tertentu.

Harvey (2014) berpendapat bahwa:

Telah terjadi pergeseran paradigma antropologis pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21, 
yaitu adanya perubahan relasi antarmanusia dan perangkat elektronika yang dirancang untuk 
melayani manusia, dengan kehadiranya teknologi komunikasi personal mobile.

Saat ini yang terjadi di berbagai negara, media sosial dimanfaatkan oleh individu, kelompok, 
organisasi, atau bahkan pemerintah dijadikan sebahai alat untuk menyebarkan informasiinformasi bohong, provokato, rujaran kebencian, maupun propaaganda. Hal ini dapat 
dilakukan secara sengaja, dan tidak disengaja.

El-Nawawy dan Khamis menunjukkan, kebanyakan konten yang dibuat pengguna 
disebarluaskan melalui media sosial. tentu hal inilah yang nampaknya membuat media sosial 
menjadi permasalahan di masyarakat saat ini. karena pesan media sosial lepas dari kendali 
sensor pemerintah dan menyebar dari satu akun ke akun lainnyaa tanpa bisa dikendalikan 
siapapun.

Oleh sebab itu, kita sebagai manusia merupakan salah satu makhluk sosial yang special, tentu 
harus bijak dalam mengkonsumsi media sosial. kita juga perlu memperhatikan etika dan 
akhlak dalam menggunakan media sosial.

Di era digital sekarang, media sosial telah menjadi fenomena yang semakin mengglobal dan 
mengakar. Melihat fenomena yang terjadi di masyarakat saat ini media massa tentunya bisa 
menjadi salah satu alternatif untuk melakukan kegiatan dakwah. Banyak dari berbagai 
kalangan masyarakat saat ini memanfaatkan media massa untuk melakukan kegiatan dakwah 
melalui media sosial seperti youtube, instagram, twitter, facebook, line, atau aplikasi lainya.
Mereka melakukan kegiatan dakwah dengan cara menulis di blog (artikel), atau membuat 
konten video di akun sosial media masing-masing. Namun, masih banyak dari mereka yang 
masih kurang baik dalam hal menyampaikan materi konten dakwahnya. Oleh sebab itu, kita 
sebagai pemberi materi atau infomasi harus memperhatikan isi pesan, jujur atau sesuai fakta, 
audiens yang dituju, nada suara, gaya komunikasi dan lain sebagainya. Agar pesan yang kita 
sampaikan kepada khalayak dapat diterima dengan baik serta bermanfaat bagi mereka atau 
menjadi pengingat untuk hal-hal yang baik.

Rachmat Kriyantono berpendapat bahwa:

Kata dasar berkomunikasi dalam Islam disebut Al-qaul/qawl (artinya perkataan) dan a/bayan 
(artinya menjelaskan), yang artinya sebagai kemampuan berkomunikasi mencakup pemilihan 
kata-kata yang dapat menjelaskan sesuatu.

Inti dari komunikasi yang efektif yaitu komunikasi yang diarahkan untuk mencapai 
keseimbangan antara asppek vertikal atau horizontal maupun hablum minannas dan hablum 
minallah. Wujud keseimbangan ini adalah adanya komunikasi yang informatif, faktual, 
edukatif, dan berguna bagi keuntungan bersama.

Terdapat beberapa prinsip komunikasi dalam Islam agar bijak dalam menggunakan media 
sosial, yaitu sebagai berikut:

- Qaulan Masyura (perkataan yang ringan). Dalam hal ini, seseorang yang 
menggunakan media sosial saat ingin mengungkapkan sesuatu untuk 
dikomunikasikan kepada penerimanya, tentu harus menggunakan kata-kata yang 
mudah untuk dimengerti, mudah dipahami, mudah dicerna, mudah diterima, dan harus 
disampaikan dengan cara lemah lembut tidak kasar.

- Qaulan Sadidan (perkataan jujur). Dalam berkomunikasi atau menyampaikan 
informasi harus berkata jujur dan harus memperhatikan isi yang benar sesuai fakta. 
Contohnya, ketika ingin memberikan informasi harus mengutaamakan kejujuran, 
dengsn sesuai fakta yang ada dan tidak memanipulasi untuk membohongi khalayak 
yang menerima pesan atau informasi.

- Qaulan balighan (perkataan yang berkesan dalam hati). Saat menyampaikan pesan 
atau informasi kata-kata atau kalimat diungkapkan dengan indah, tegas yang nantinya 
akan berkesan dalam hati sasaran. Contohnya perkataan yang fasih, tegas, jelas, tepat 
dan tentunya komunikatif.

- Qaulan Kariman (perkataan baik). Perkataan yang indah, santun, baik, beretika, dan 
kemuliaan. Agar penerima pesan atau informasi merasa dihormati dan dimuliakan. 
Contohnya, ketika berbicara dengan seseorang yang lebih tua, kita tentu harus 
menghormatinya dengan memperhatikan bahasa yang kita sampaikan. memberikan 
komunikasi yang baik untuk menjalin relasi dengan memperhatikan pesan yang 
disampaikan.

- Qaulan Layyinna (perkataan lembut dan mudah dipahami). Saat menyampaikan pesan 
atau informasi harus menyampaikanya dengan lemah lembut dan menghindari 
perkataan yang menyindir. Contohnya, saat menanggapi pemilihan presiden dan wakil 
presiden kita harus menanggapinya dengan perkataan yang baik agar tidak terjadi 
gosip atau pembahasan yang semakin panjang.

- Qaulan Ma’rufa (perkataan yang baik dan pantas). Baik dalam artian sesuai dengan 
nilai dan norma di masyarakat. Pantas dalam artian sesuai dengan yang dibicarakan 
dan membawa kebaikan. Contohnya, memberikan komunikasi yang mengajak kepada 
kebaikan.

Komunikasi merupakan hal terpenting bagi kehidupan manusia sebagai makhluk sosial untuk 
saling berinteraksi guna mencapai tujuanya masing-masing.

Komunikasi yang dilakukan kita kepada orang lain merupakan presentasi diri kita kepada 
orang lain. Erving Goffman dalam bukunya The Presentation of Selfin Life (1961) membuat 
metafora kehidupan sosial sebagai panggung pertunjukan.

Artinya, pesan atau informasi yang kita komunikasikan di media sosial dengan menggunakan 
kata yang tidak baik atau tidak sopan, memprovokasi, merendahkan, dan mendiskriminasikan 
orang lain, tentu merupakan suatu gambaran mengenai diri sendiri kepada orang lain.

Prinsip komunikasi dalam Islam yang sudah dijelaskan diatas merupakan suatu cara untuk 
mengkonsumsi media sosial sebaik mungkin. Para khalayak yang membaca tulisan ini dapat 
menerapkan prinsip ini untuk menggunakanya di media sosial, agar pesan atau informasi 
yang disampaikan dapat diterima sesuai yang diharapkan.

Oleh sebab itu, kita sebagai pengguna media sosial tentunya perlu memperhatikan cara kita 
menyampaikan pesan atau informasi dengan menggunakan prinsip komunikasi Islam. 
Tujuannya agar pesan atau informasi dapat diterima dan tidak menimbulkan kegaduhan 
antarsesama manusia. karena dengan menyampaikan informasi mengenai hal-hal yang baik 
merupakan keharusan atau wajib bagi umat Islam. Kita bisa mempelajari bagaimana cara 
para tokoh Islam dalam melakukan kegiatan dakwahnya. sebagai pemuda harapan bangsa 
Indonesia, penulis berharap para khalayak yang membaca tulisan ini dapat mempraktekanya sesegera mungkin.

Mohon maaf jika terdapat kesalahan atau salah kata dalam penulisan ini, saya harap para 
audiens dapat memakluminya, karena masih dalam proses belajar.

 

Ikuti tulisan menarik MadsHall lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler