x

foto buku

Iklan

lintasanpikirancom

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 6 November 2021

Senin, 27 Februari 2023 19:50 WIB

Rangkuman Buku Psychology of Money: Perilaku Lebih Menentukan

Rangkuman buku Psychology of Money karya Morgan Housel. Membahas mindset tentang uang, mindset baru tentang investasi, dan pengelolaan keuangan yang ampuh bagi Morgan dan keluarganya (yang belum tentu ampuh bagi orang lain).

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Jika harus merangkum dalam satu kalimat, maka perilaku lebih menentukan daripada kecerdasan formal adalah kesimpulan dari buku ini.

Yap, dalam pengelolaan keuangan, keberhasilannya tidak terlalu berhubungan dengan kecerdasan, tetapi lebih kepada perilaku seseorang. Dan perilaku sulit diajarkan, bahkan kepada orang yang cerdas sekalipun.

Saya merangkum buku ini ke dalam 6 bagian, yaitu 1) Pembuka 2) Pola Pikir tentang Uang 3) Waktu adalah Kunci 4) Teori dan Pengalaman Investasi 5) Apa yang Ampuh bagi Housel 6) Penutup.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

So, mari kita mulai.

Bagian 1: Pembukaan 

Rangkuman buku kali ini akan membahas tentang buku International Best seller yang sudah diterjemahkan ke dalam 26 bahasa. 

Psychology of Money adalah buku karangan Morgan Housel, seorang mantan kolumnis The Wall Street Journal yang telah memenangkan beberapa penghargaan bergengsi, di seperti Best in Business Award dari Society of American Business Editor & Writer.

Gaya penulisan yang simpel dan logis dikemas dalam 20 poin pendek sengaja dilakukan oleh penulis untuk membuat pembaca tertarik membaca hingga selesai. Sehingga, dapat memahami psikologi uang dengan lebih mudah.

Buku ini menawarkan bahasan tentang kecenderungan manusia dalam mengelola uang, dengan pendekatan psikologis. Hal ini sering kali luput dari perhatian, karena selama ini bahasan tentang mengelola uang lebih banyak menggunakan pendekatan teknis dan teori.

Bukan berarti itu tidak penting. Hanya saja, mengetahui apa yang harus dilakukan tidak memberi tahu kita apa yang terjadi dalam pikiran saat ingin melakukannya.

Buku ini juga membahas tentang keberuntungan dan resiko, beda kaya (rich) dengan kaya (wealth), teori ekonomi perilaku, serta peristiwa perekonomian dunia yang melahirkan psikologi konsumen modern.

                                                                                                    

Bagian 2: Pola Pikir Terhadap Uang

Perilaku seseorang dalam mengelola uang berbeda-beda bergantung dari pengalaman hidupnya masing-masing. Biasanya, muncul pertanyaan seperti ini, “Kenapa sulit sekali mengambil keputusan terkait keuangan?”

Menurut buku ini, itu terjadi karena kita semua masih baru dan masih belajar dalam memahami berbagai instrumen keuangan yang baru lahir belum lama ini.

Pada 1980-an, gagasan bahwa semua orang berhak mendapatkan masa pensiun yang nyaman baru banyak dibicarakan. Hal ini yang membuat gagasan tabungan pensiun mulai mencuat.

Di samping itu, pinjaman dana kuliah yang inflasinya tergolong tinggi mulai meningkat dalam 20 tahun terakhir.

Berikut ini beberapa mindset tentang uang yang menurut Morgan lebih mengandalkan psikologi dari pada pengetahuan teknis tentang uang.

1. Mendapatkan uang adalah satu hal, menyimpan uang adalah hal lain. Menurut Morgan, untuk bisa tetap kaya dan berhasil menyimpan uang, kamu perlu kerendahan hati dan paranoia (rasa takut) kehilangan atas apa yang sudah didapat. Dengan kata lain, hidup hemat.

2. Kekayaan (wealth) adalah apa yang tidak terlihat. Yaitu, aset yang masih tersimpan atau harta yang masih belum ditentukan untuk membeli sesuatu. Morgan mendefinisikan kekayaan (wealth) dengan penumpukan dan tidak berlebihan dalam membelanjakan uang.

3. Kita perlu meyakinkan diri untuk menabung. Salah satu caranya adalah dengan mengurangi impulsif sesaat dan acuh terhadap pandangan orang lain. Karena kita tidak melulu harus mengikuti tren. Tidak perlu alasan tertentu untuk menabung. Menabunglah sebagai safety net dan jangan diganggu apabila tidak diperlukan.

                                                                                                           

Bagian 3: Waktu adalah Kunci

Morgan Housel mencontohkan ini dengan kisah fenomenal Warren Buffet, seorang jenius dalam hal manajemen dan investasi saham. Konon, ia mulai berinvestasi sejak usia 10 tahun. Dan di usia 30 tahun, harta yang dimilikinya mencapai $1 juta atau $9.3 juta (disesuaikan dengan inflasi).

Lalu pada usia 50 tahun, kekayaan Warren Buffett sudah mencapai $84.2 miliar.

Bila kita membandingkannya dengan orang normal yang baru berinvestasi di usia dewasa dan ditambah dengan hasil investasi tahunan yang luar biasa, hasilnya diperkirakan baru akan mencapai puluhan juta dolar.

Pelajaran dari kisah fenomenal Warren Buffet ini adalah keberhasilan finansialnya berhubungan dengan lama waktu investasi dan panjang usia investasinya.

Morgan Housel menyimpulkan bahwa keahlian Buffet memang investasi, tapi rahasia sebenarnya adalah penumpukan dana dan kuncinya adalah “waktu”.

                                                                                                            

Bagian 4: Teori dan Pengalaman

Secara teori, keputusan investasi sebaiknya dibuat berdasarkan tujuan keuangan dan instrumen investasi yang mendukung pencapaian hasil terbesar. Namun, kenyataannya, bukan itu yang dilakukan oleh kebanyakan orang.

Para ahli ekonomi menemukan bahwa keputusan berinvestasi seseorang sangat terikat dengan pengalaman di generasinya. Misalnya saja, seseorang yang tumbuh dewasa ketika inflasi sedang tinggi, akan menginvestasikan lebih sedikit uang di obligasi.

Sedangkan seseorang yang tumbuh dewasa ketika pasar saham kuat, akan lebih condong menginvestasikan uangnya lebih banyak di pasar saham.

Ada beberapa poin yang bisa jadi mindset baru dalam melakukan investasi, yaitu:

1. Kurangi fokus mempelajari individu tertentu karena kita cenderung mempelajari contoh yang ekstrem. Misalnya saja, mempelajari CEO Warren Buffet atau investor sukses lainnya yang berhasil dengan berbagai macam kompleksitas dan keberuntungannya. Sebab, keberuntungan tidak dapat ditiru.

Sebagai gantinya, cukup pelajari pola umum keberhasilan dan kegagalan yang ia alami. Semakin umum polanya, semakin mudah untuk diterapkan dalam berinvestasi.

2. Keberuntungan dan risiko adalah dua sisi koin yang sama. Risiko dalam berinvestasi sudah menjadi bagian yang harus dihadapi saat mencoba belajar mengenai cara terbaik mengelola uang.

3. Penting untuk mengetahui kapan merasa “cukup”. Kamu harus tahu kapan waktunya untuk berhenti mengambil risiko yang tidak sepadan dengan hasilnya.

4. Tidak ada yang gratis, sebagian barang hanya “tidak tertera” harganya. Pandang naik-turun investasi sebagai biaya yang harus dibayar, bukan denda yang memberatkan.

5. Keberhasilan sebagai investor akan ditentukan oleh bagaimana cara kamu dalam menanggapi momen menguntungkan yang bisa melipatgandakan nilai investasi masa depan.

6. Terapkan strategi keuangan yang bisa membuat kamu tetap tidur nyenyak di malam hari. Bangun hubungan emosi yang sehat dengan investasi agar tidak menjadi beban pikiran di tengah ketidakpastian masa depan dan prakiraan ekonomi. Dan mendapatkan kendali atas waktu adalah salah satu kunci kebahagiaan yang bisa dicapai.

                                                                                                           

Bagian 5: Yang Ampuh Bagi Morgan

Dalam buku ini, Morgan menyatakan bahwa tidak ada kebenaran universal dalam keuangan. Yang ada adalah strategi yang ampuh untuk sebagian orang, dan mungkin tidak bagi sebagian yang lain. Jadi, dia mengajak pembaca untuk mencari apa yang ampuh bagi mereka.

Ia juga menuliskan pengakuannya terkait apa yang ampuh bagi dirinya sendiri dan keluarganya. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut ini:

1. Morgan tidak mengejar kekayaan. Ia berpegang pada apa yang dikatakan oleh Charlie Munger, “Saya tak ingin jadi kaya. Saya hanya ingin jadi mandiri.” Karena itu, ia tidak begitu tertarik untuk mengejar hasil terbesar atau menjaminkan aset untuk hidup semewah mungkin. Ia lebih menyukai menabung tanpa tujuan tertentu, dan membiarkan waktu menggandakan nilainya.

2. Ia menghentikan kenaikan standar dan gaya hidup, meskipun pendapatannya mulai meningkat. Ia menabung dan menginvestasikan sisa uangnya sebagai gantinya.

3. Setiap kali menerima gaji, ia dan istrinya menginvestasikan uang tersebut ke dalam reksadana indeks (kombinasi saham AS dan Internasional). Namun, tidak ada sasaran tertentu dan jumlahnya berasal dari sisa pendapatan setelah dibelanjakan. Mereka juga mempersiapkan dana pensiun dan biaya kuliah anak-anaknya dengan reksadana yang sama.

                                                                                              

Bagian 6: Penutup

Melalui buku ini, Morgan memberikan pandangan dan sarannya terkait investasi. Menurutnya, setiap investor sebaiknya memilih strategi yang berpeluang paling besar berhasil mencapai tujuannya. Baik itu investasi reksadana indeks, saham, atau instrumen keuangan lainnya perlu disesuaikan dengan keadaan dan tujuan keuangan kamu.

Latihlah diri untuk melihat peluang dan selalu tanamkan dalam benak bahwa tidak semua jenis investasi cocok secara umum untuk semua orang.

Buku ini tidak menjelaskan secara detail mengenai jenis-jenis investasi. Sebab, yang ingin disampaikan oleh Morgan dalam buku ini adalah pendekatan secara psikologis memahami uang.

                                                                                                   

                                                                                                    *****

Bonus Quotes:

“Spending money to show people how much money you have is the fastest way to have less money.”

“Membelanjakan uang untuk menunjukkan kepada orang lain seberapa banyak uang yang kamu miliki adalah cara tercepat untuk memiliki sedikit uang.”

“Growth is driven by compounding, which always takes time. Destruction is driven by single points of failure, which can happen in seconds, and loss of confidence, which can happen in an instant.”

“Pertumbuhan (keuangan) didorong oleh penumpukan, yang mana selalu membutuhkan waktu. Kegagalan pertumbuhannya didorong oleh satu momen kesalahan, yang dapat terjadi dalam hitungan detik, dan karena hilangnya kepercayaan diri, yang bisa terjadi dalam sekejap.”

“Doing well with money has a little to do with how smart you are and a lot to do with how you behave.”

“Keberhasilan dalam mengelola uang tidak ada hubungannya dengan sebarapa pintar kamu tetapi lebih banyak berhubungan dengan kebiasaan atau perilaku.”

“Controlling your time is the highest dividend money pays.”

“Dapat mengontrol waktumu sendiri adalah dividen tertinggi yang dapat diberikan oleh uang.”

“Less ego, more wealth. Saving money is the gap between your ego and your income, and wealth is what you don’t see.

So wealth is created by suppressing what you could buy today in order to have more stuff or more options in the future. No matter how much you earn, you will never build wealth unless you can put a lid on how much fun you can have with your money right now, today.”

“Kurangi ego, perbanyak kekayaan. Menyimpan uang adalah jarak antara ego dan pendapatanmu, dan kekayaan adalah apa yang tidak kamu lihat."

 

Ikuti tulisan menarik lintasanpikirancom lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu