x

Iklan

Gezwa Damar

Mahasiswa Produksi Media Politeknik Tempo
Bergabung Sejak: 16 Februari 2022

Minggu, 12 Maret 2023 06:04 WIB

Digitalisasi, AI dan Masa Depan Kita

Artikel ini merupakan tugas mata kuliah Komunikasi Digital dari program studi Produksi Media. Dengan dosen pengampu Rachma Tri Widuri, S.Sos., M.Si.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

                   sumber : freepik.com 

 

Jakarta - Webinar yang diadakan oleh Kompas bersama dengan Telkomsel memberikan pandangan tentang dunia digital dan kecanggihan di dalamnya. Saat ini negara-negara di dunia berlomba-lomba memperkuat kecanggihan teknologi yang mereka punya, tidak hanya negara maju bahkan negara berkembang juga mencoba berpindah dari konvensional menjadi serba digital. Mulai dari infrastruktur, layanan masyarakat dan sistem negara sekarang hampir semuanya serba digtal dengan menggunakan teknologi yang canggih. Zaman yang semakin maju membuat teknologi juga semakin canggih, hal ini merupakan beberapa faktor dari tuntutan akan kemudahan dalam segala hal. Manusia yang menginginkan kemudahan dalam melakukan semua pekerjaan, membuat teknologi menjadi tumpuan bagi mereka dalam melakukan pekerjaan dan aktivitas sehari-hari.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Semua orang mungkin sudah tau atau setidaknya pernah mendengar Artificial Intelligence (AI) atau dalam bahasa Indonesia yaitu Kecerdasan Buatan. Secara teori AI merupakan simulasi dari kecerdasan yang dimiliki oleh manusia yang dimodelkan di dalam mesin dan diprogram agar dapat berpikir seperti halnya manusia. AI merupakan hasil dari kecanggihan teknologi, tugasnya adalah mempermudah semua pekerjaan manusia agar hasil yang didapat lebih cepat dan akurat. Namun dibalik segala kecanggihan dan kemudahan bagi penggunanya, ternyata AI memiliki efek negatif. Dalam proses pengerjaan AI yang canggih, AI membutuhkan data sebagai bahan utamanya. Artinya AI sangat berpotensi melanggar privasi dari data yang digunakannya.

Teknologi dan data merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, tanpa adanya data teknologi tidak mungkin ada dan tidak akan secanggih sekarang. Menurut Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksamana Tri Handoko, riset tentang Artificial Intelligence dunia saat ini didominasi oleh peneliti dari Asia. Hal ini terlihat dari perpindahan riset-riset futuristik dari Barat ke Timur dalam satu dekade terakhir. Selain itu acaman lain dari AI yang berpotensi mengambil alih pekerjaan manusia. Hal ini sangat yang menjadi ancaman, karena jika AI sudah menguasai pekerjaan manusia maka akan terjadi PHK besar-besaran. Oleh karena itu SDM saat ini harus dapat beradaptasi dan menguasai dengan segala bentuk kecanggihan teknologi salah satunya adalah AI. Untuk menguasai teknologi perlu pengembangan SDM yang akan menciptakan daya pikir analitis bagi SDM. Semua kecanggihan ini membuat kita teringat jika 20 tahun lalu manusia bekerja seperti mesin, maka 20 tahun kedepan mesin yang akan bekerja seperti manusia.

(GD) 

Ikuti tulisan menarik Gezwa Damar lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler