Mengenang Makhluk Aneh
Sabtu, 18 Maret 2023 10:58 WIBTulisan ini hanya cerita yang metaforis dan tidak berkaitan dengan mistisme atau mitologi apapun.
Setelah terbiasa dengan kemalasan yang luar biasa, takdir membawa Aku melewati rute berikutnya, melewati jalan yang ramai ditempuh oleh mahkluk-mahkluk ’aneh’, entah menuju kemana.
Mahkluk-mahkluk itu, kepala mereka ada yang berbentuk seperti uang logam Rp. 100,-, kantong koin emas Ottoman abad ke-14, gagang tongkat Sultan Abdul Hamid II, stand meriam Orhan, serpihan tembok Konstantinopel, miniatur patung Spinx, kawat mahkota Kaisar Augusta, sarung pedang Excalibur, roda kursi kerja Abraham Lincoln, kotak cerutu Che Guevara, benang kipas Zhuge Liang, tutup pena kelinci Lu Nan, sampul buku Mimpi USD. 1.000.000,- by Merry Riana, tombol kalkulator Casio, pecahan botol C*ca-C*la, hingga kepingan batu koral di Terusan Suez, dan masih banyak lagi.
Tapi apa boleh buat, Aku telah mengetuk "pintu takdirku" sendiri dan menerima konsekuensinya, sehingga harus kembali berinteraksi dengan para mahkluk seperti ini. Namun, dalam perjalanan itu, Aku menyadari bahwa banyak hal yang pada dasarnya sangat menarik di antara mereka ─yang tidak pernah Aku pedulikan ketika di masa lampau.
Aku pun mulai serius memperhatikan interaksi mereka satu sama lain dan dalam satu dua tiga langkah, Aku telah berada di dalam satu kerumunan bersama mahkluk-mahkluk tersebut. Tapi tidak berlangsung lama, atas beberapa pertimbangan, Aku memutuskan untuk segera keluar dari kerumunan dan meneruskan perjalanan.
Sialnya, sesosok menyerupai mahkluk dalam suatu mitologi telah mengalihkan fokusku untuk melangkah keluar dari kerumunan itu. Kulitnya secerah matahari pagi dan wajahnya seperti apel yang terbalik, dihiasi sepasang alis berbentuk bulan sabit dengan sorot mata yang mampu menentramkan murka seorang kaisar dan senyum yang dapat menghentikan suatu peperangan. Di masa lalu, ikan-ikan yang berenang akan tenggelam ketika melihat Xi Shi, tapi mahkluk ini lebih dari cukup untuk menghancurkan tiga atau empat tahta raja. Ah, dunia, kenapa ada manusia secantik dan seindah itu?!
Aku sempat menduga bahwa Aku sedang ditipu oleh mata dan pikiranku sendiri. Tapi tidak, Dia nyata dan bukan imanjiner belaka. Namun kau, Nona, betapapun menakjubkannya bagiku, waktu terus berlalu dan perjalananku tidak boleh terhenti.
Pernah terlintas untuk mengajakmu bersama meneruskan langkah, namun tentu Kau akan menolak. Aku pun khawatir medan yang ditempuh akan tidak seindah jalan-jalan di kota Bern.
Maka perjalanan ini Aku teruskan sendiri bersama kebodohan itu, meski sampai sekarang Aku masih memikirkanmu.
Manusia
0 Pengikut
Mengenang Makhluk Aneh
Sabtu, 18 Maret 2023 10:58 WIBMenjawab Prejudice Kawan Lama
Minggu, 28 Agustus 2022 07:36 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler