x

Gambar oleh Mohamed Hassan dari Pixabay

Iklan

Adi Puji Kurniawan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 18 Maret 2023

Minggu, 19 Maret 2023 08:20 WIB

Kenapa Sebaiknya Menghindari Konsumsi Junk Food?

Mengonsumsi makanan sehat dalam bentuk produk segar alami akan menurunkan risiko beberapa gangguan kronis seperti kanker, obesitas, penyakit kardiovaskular, diabetes, dan lainnya. Makanan sehat sebagian besar rendah kalori dan mengandung sejumlah besar vitamin, mineral, antioksidan, dan serat makanan yang berperan menjaga semua organ dan indera tubuh tetap berfungsi baik.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Apa itu junk food?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Junk food merupakan semua jenis makanan yang mengandung gula, lemak, dan kalori dalam jumlah tinggi. Makanan ini hanya memiliki sedikit kandungan mikronutrien seperti vitamin, mineral, asam amino, dan serat. Junk food memiliki kandungan nutrisi yang rendah hingga gizi yang sedikit. Pendeknya, menu ini tidak baik untuk kesehatan manusia. 

Junk food diproses sampai batas tertentu dimana makanan ini hampir kehilangan semua nutrisi penting, serat, dan kandungan airnya. Junk food mungkin lebih praktis untuk dikonsumsi saat bepergian. Tapi lebih dianjurkan membawa makanan sehat saja karena jauh lebih baik untuk kesehatan tubuh kita. Makanan sehat dapat menjaga berat badan agar tetap ideal, mendapatkan asupan nutrisi penting dalam jumlah yang cukup, dan untuk menjaga kesehatan tubuh agar tidak mudah sakit.

Produk junk food sudah banyak dijual di Indonesia, karena tampilan restoran yang menarik dan pelayanannya yang sangat singkat. Konsumen tidak butuh waktu lama untuk menunggu. Dengan semakin menjamurnya restoran-restoran fast food di Indonesia (seperti McD, Pizza Hut, Burger King, Food Court, Mie Gacoan, dan snack yang dijual di mini market) membuat masyarakat tidak lagi memikirkan kualitas maupun kuantitas makanan yang dikonsumsi. Apalagi bagi bagi remaja yang sangat mudah terpengaruh budaya barat.

Berdasarkan survei terhadap 974 responden di seluruh Indonesia, 49% responden mengonsumsi fast food kurang dari sekali sebulan, 40% responden mengonsumsi fast food hingga 1-3 kali dalam sebulan, 9% responden mengonsumsi fast food hingga 4-6 kali dalam sebulan, dan 2% responden mengonsumsi fast food hingga lebih dari 6 kali dalam sebulan. Pengeluaran mereka untuk mengonsumsi makanan cepat saji tersebut setiap pembelian rata-rata sekitar Rp21-50 ribu.

Kehadiran makanan cepat saji dalam industri makanan di Indonesia juga bisa mempengaruhi pola makan kaum remaja di kota. Khususnya bagi remaja tingkat menengah ke atas, restoran makanan cepat saji merupakan tempat yang tepat untuk bersantai. Makanan di restoran fast food ditawarkan dengan harga terjangkau dengan kantong mereka, servisnya cepat dan jenis makanannya memenuhi selera.

Apalagi ada aplikasi untuk memesan makanan melalui smartphone, seperti Go Food, Grab Food, dan Shopee Food. Bukan tanpa alasan, kita dapat dengan mudah memesan makanan hanya dengan menggunakan ponsel. Tinggal duduk di rumah, makanan favorit  akan segera diantar. Jadinya masyarakat bisa sangat mudah menikmati makanan yang diinginkan berkat adanya layanan pesan antar tersebut. Namun ternyata hal ini bisa berdampak buruk pada kesehatan.

Junk food memiliki kandungan gula dan lemak jenuh yang tinggi dan ditambah dengan kandungan zat adiktif seperti monosodium glutamate dan tatrazine yang memiliki efek negatif bagi tubuh jika dikonsumsi. Makanan yang dikategorikan sebagai junk food biasanya mengandung sodium, saturated fat, dan kolesterol. Beberapa Junk food juga mengandung gula dan bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh.

Kebiasaan mengonsumsi Junk food  juga memiliki efek yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Salah satu kandungan yang terdapat dalamJunk food adalah gula. Minuman bersoda dikategorikan dalam junk food karena mengandung banyak gula. Kandungan gula dalam satu kaleng minuman bersoda mencapai 9 sendok teh gula, sedangkan kebutuhan gula dalam tubuh tidak boleh melebihi dari satu sendok teh sehari.

Meskipun Junk food enak tetapi memiliki nilai gizi rendah dan kalori tinggi. Tetapi masih banyak orang yang mencoba menghindari atau membatasi Junk food dalam konsumsi makanan mereka.

MengonsumsiJunk food dapat meningkatkan kolesterol dalam tubuh manusia. Lemak dalam tubuh manusia meningkat. Peningkatan lemak berbahaya bagi jantung. Minum minuman bersoda menambah racun berbahaya dalam tubuh manusia. Ini mempengaruhi tulang, kulit, dan ginjal.

Remaja yang mengonsumsi mie instan ≥ 1 kali/minggu berisiko untuk memiliki berat badan berlebih dan obesitas 2-3 kali lebih besar dibandingkan remaja yang mengonsumsi mie instan < 1 kali/minggu. Mie instan mengandung kalori sebanyak 420 kkal, lemak total 20 g, karbohidrat total 60 g, dan protein sebesar 10 g. Efek gabungan dari kepadatan energi yang tinggi (381-464 kkal/100 g), muatan glikemik tinggi dengan karbohidrat olahan, kadar lemak jenuh tinggi (66,2-87,2 kkal/100 g), dan natrium tinggi (1,7- 2,5g/porsi) pada mie instan dapat berkontribusi pada peningkatan risiko sindrom metabolik dan obesitas sentral.

Junk food vs healthy food

Makanan sehat mengacu pada banyak produk segar dan alami seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, protein rendah lemak, dan lemak jenuh yang memberikan tubuh nutrisi penting untuk melakukan beberapa proses tubuh serta dapat memerangi dan mencegah penyakit. Beberapa contoh makanan sehat antara lain apel, sayuran hijau, wortel, oatmeal, gandum utuh, kacang-kacangan dan polong-polongan, ikan, telur, alpukat, susu dan produk susu, serta minyak zaitun.

Sedangkan Junk food adalah makanan olahan yang memiliki kalori kosong, yang berarti makanan ini mempunyai kandungan gizi yang sangat rendah, bahkan tidak ada sama sekali. Beberapa produk makanan kemasan tergolong sebagaiJunk food seperti keripik, kue kering, minuman bersoda, es krim dan makanan cepat saji di menu restoran seperti pizza, pasta, burger, dan kentang goreng.

Mengapa Healthy Food Lebih Baik Daripada Junk Food?

Ketika mengonsumsi makanan  sehat dalam bentuk produk segar alami, akan memudahkan untuk menurunkan risiko beberapa gangguan kronis seperti kanker, obesitas, penyakit kardiovaskular, diabetes, dan banyak penyakit lainnya. Selain itu, makanan sehat sebagian besar rendah kalori dan mengandung sejumlah besar vitamin, mineral, antioksidan, dan serat makanan yang berperan dalam menjaga semua organ dan indera tubuh tetap berfungsi dengan baik.

Makanan sehat seperti buah-buahan dan sayuran atau oatmeal adalah sumber serat makanan yang baik. Jumlah serat yang cukup dalam makanan membantu menunda waktu pengosongan lambung, membuat kenyang, dan mencegah makan berlebihan. Makanan kaya serat juga bermanfaat untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan dan berfungsi secara efektif menurunkan kadar kolesterol dan glukosa darah.

Daging tanpa lemak dan kacang-kacangan merupakan sumber protein yang dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan, mempertahankan massa otot, memperbaiki dan membangun jaringan tubuh, mempercepat regenerasi sel, serta meningkatkan kinerja otak dan sistem saraf.

Makanan sehat pada dasarnya tidak melalui banyak proses pengolahan sehingga banyak nutrisi penting tetap terjaga. Produk makanan alami memiliki kalori dan lemak jenuh rendah yang dapat membantu menjaga berat badan agar tetap optimal. Mengonsumsi produk makanan alami juga dapat membuat otak lebih fokus dan berkonsentrasi dengan baik sepanjang hari. Karena kebutuhan tubuh telah terpenuhi oleh makanan yang sarat akan nutrisi, akan membuat perut kenyang dan puas. Selain itu, juga mencegah ngemil atau makan berlebihan sebelum waktunya.

Beda Junk Food dan Healthy Food Dari Label Nutrisi

Agar bisa membedakan mana makanan sehat dan tak sehat dalam sebuah kemasan, perhatikan langkahnya berikut ini.

Baca label nutrisi

Langkah pertama yang perlu kita lakukan adalah membaca label nutrisi secara keseluruhan. Lihat secara seksama mulai dari label yang paling atas hingga label yang ada pada bagian bawah. Label-label ini akan membantu kita dalam menentukan jenis makanan yang sehat maupun tidak, sebelum kita memutuskan untuk membelinya.

 

Perhatikan jumlah kalori

 

Selanjutnya, fokuskan pandangan kita pada label kalori. Junk food biasanya memiliki takaran sajian kalori lebih besar daripada healthy food. Jumlah kalori yang besar tersebut banyak bersumber dari lemak. Beda halnya dengan healthy food, yang memiliki jumlah kalori dari lemak yang lebih rendah. Jumlah konsumsi ideal lemak per hari menurut Ivy Morris adalah sekitar 65 gram. Hal ini didasarkan pada takaran standar diet 2.000 kalori.

 

Lihat kandungan lemaknya

 

Dalam label nutrisi, kita akan menemukan daftar kandungan lemak tak sehat, baik lemak trans maupun lemak  jenuh. Junk food memiliki kandungan lemak tak sehat lebih tinggi. American Heart Association, menyebutkan bahwa konsumsi lemak trans sebaiknya tidak lebih dari 1% dari total kalori pada lemak trans. Atau, kurang dari 2 gram jumlah lemak trans dengan takaran standar diet 2.000 kalori. Sementara itu, healthy food memiliki kandungan lemak trans lebih sedikit, bahkan tidak ada sama sekali.

 

Fokus pada kolesterol dan sodium

 

Indikasi lain suatu makanan termasuk junk food atau healthy food adalah lewat kandungan kolesterol dan sodiumnya. Menurut Ivy Morris, untuk takaran diet standar 2.000 kalori, kita semestinya mengonsumsi kolesterol tidak lebih dari 300 mg dan sodium tidak lebih dari 2.400 mg. Jika lebih dari itu, makanan tersebut bisa dikategorikan sebagai junk food.

 

REFERENSI

Binu, S. (2020). Junk Food Vs Healthy Food: Advantages, Disadvantages And Healthier Food Choices. https://www.netmeds.com/health-library/post/junk-food-vs-healthy-food-advantages-disadvantages-and-healthier-food-choices

Maditias, G. (2015). Konsumsi Junk Food dan Pubertas Dini. Majority, 4(8), 117-120.

Martony, O. (2018). Junk Food Makanan Favorit dan Dampaknya Terhadap Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Media Bina Ilmiah, 13(4), 1157-1164.

Nisa, H., et al. (2021). Konsumsi Makanan Cepat Saji, Aktivitas Fisik, dan StatusGizi Remaja di Kota Tangerang Selatan. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 31(1), 63-74.

Tania, S. (2016). Battle of the Fast Food Restaurant – Survey Report. https://blog.jakpat.net/battle-of-the-fast-food-restaurant-survey-report/#respond

Ikuti tulisan menarik Adi Puji Kurniawan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler