Sikap dan Reaksi Belanda Terhadap Perang Rusia-Ukraina

Jumat, 24 Maret 2023 17:01 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Belanda memiliki pesan yang jelas: Rusia harus  menghentikan perang ini – dengan menarik pasukannya keluar dari Ukraina, dengan menghentikan pembunuhan, penyiksaan dan pemerkosaan warga sipil serta penghancuran bangunan, rumah dan infrastruktur.

Oleh: I. Sandyawan Sumardi 

Perang Rusia-Ukraina memasuki hari ke-393 pada hari ini, Kamis  (23/3/2023). Sehari sebelumnya, ditandai pula dengan kepulangan Presiden China Xi Jinping dari Rusia, Rabu 22 Maret 2023, usai bertemu Presiden Vladimir Putin di Moskwa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sama sekali tak ada tanda-tanda perang akan berakhir. Apalagi agenda utama Presiden China Xi Jinping ke Rusia  bukanlah untuk menjadi juru damai antara Rusia dan Ukraina. Jinping datang untuk mempererat hubungan bilateral Cina-Rusia, dan memperkuat aliansi superpower  Cina-Rusia melawan (mengimbangi?) negara adikuasa Amerika Serikat dan sekutunya NATO yang selama ini mendukung Ukraina.

Sementara itu, pasukan Rusia disebut kehilangan momentum merebut Kota Bakhmut di Ukraina timur, tetapi, dapat menangkis serangan drone di Sevastopol.

Selama hampir satu setengah  bulan saya berada di Leiden, Belanda, saya berusaha mengamati bagaimana sebenarnya dampak perang Rusia-Ukraina pada masyarakat di Belanda sejauh ini, dan bagaimana reaksi masyarakat Belanda, setidaknya di kota Leiden sejauh ini yang saya dengar dan saksikan.

Waktu saya masih di tanah air, saya mendengar betapa dampak krisis ekonomi, terutama krisis akibat kelangkaan energi gas dan listrik serta kebutuhan bahan pokok lainnya, turunnya mata uang euro dan ketakutan akibat  ancaman perang telah menghantam sebagian besar  negara-negara Eropa, termasuk Belanda.

Tentu dampak krisis ekonomi dan ketakutan itu jelas ada, namun yang saya saksikan, khususnya untuk Belanda, tidak separah dan seseram yang banyak dibayangkan orang yang jauh dari Belanda sejauh ini.

Terutama di kota kecil  Leiden, saya melihat gerak  perekonomian nampak  tetap berjalan dengan baik. 

Memang benar saya menyaksikan semakin banyak orang Turki dan orang Ukraina, juga orang Rusia semakin banyak di Belanda. 

Pendatang  dari Timur Tengah dan Afrika sejak dulu memang ada, tapi pertambahannya tidak signifikan.

Kalau emigran Turki yang sejak dulu memang sudah banyak di Belanda tapi kini bertambah secara signifikan, bisa jadi ini dampak dari gempa bumi yang baru lalu terjadi di Turki itu.

Ya selain Perang Rusia-Ukraina masih jadi pembicaraan publik, di mana-mana secara sporadis juga masih ada demonstrasi damai, doa bersama untuk Ukraina, untuk perdamaian perang Rusia-Ukraina. 

Rusia Mengancam akan Mengebom Den Haag

Rusia terang-terangan telah  mengancam akan mengebom Den Haag, Netherlands,  saat Xi Jinping dari China mengunjungi Kremlin 3 hari lalu, Senin 20 Maret 2023.

Ukraina

Hakim Pengadilan Pidana Internasional harus “menjaga langit”, menurut seorang pejabat tinggi Kremlin yang mengancam akan memberikan tanggapan kekerasan terhadap surat perintah penangkapan yang dikeluarkan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin. 

"Saya khawatir, tuan-tuan, semua orang bertanggung jawab kepada Tuhan dan misil," kata Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev, yang memegang gelar kepresidenan Rusia di bawah Putin dari 2008 hingga 2012, pada hari Senin.

"Sangat mungkin untuk membayangkan bagaimana sebuah Oniks hipersonik yang ditembakkan dari kapal perang Rusia di Laut Utara menghantam gedung pengadilan di Den Haag. 
Saya khawatir itu tidak bisa ditembak jatuh.” 

Kita tahu, pejabat ICC, "International Criminal Court", atau "Pengadilan Mahkamah Internasional" telah  mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Putin dan pejabat Rusia lainnya pekan lalu, sehari setelah penyelidik PBB menuduh Moskow melakukan "kejahatan perang" terhadap anak-anak Ukraina yang dideportasi ke Rusia.

Posisi Belanda dalam perang di Ukraina

Belanda memiliki pesan yang jelas: Rusia harus  menghentikan perang ini – dengan menarik pasukannya keluar dari Ukraina, dengan menghentikan pembunuhan, penyiksaan dan pemerkosaan warga sipil serta penghancuran bangunan, rumah dan infrastruktur…

Bagikan Artikel Ini
img-content
Sandyawan Sumardi

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Selamat Datang Perang Dunia ke-III?

Senin, 22 April 2024 16:47 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler