x

Iklan

ghita amalia

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 7 April 2023

Sabtu, 8 April 2023 07:03 WIB

Sinetron; Kualitas Program TV Indonesia yang Kian Menurun

Televisi merupakan media publik yang memiliki fungsi sebagai sarana pendidikan, informasi, dan hiburan. sebagai sarana hiburan, televisi menyediakan sebuah program yang dinamakan sinetron. Sinetron sangat di sukai oleh masyarakat dari semua kalangan umur. Namun sinetron pada masa sekarang banyak menuai kontroversi seperti, jalan cerita yang di luar nalar, jumlah episode yang terlalu banyak, hingga alur cerita yang mudah ditebak oleh penonton. Kontroversi ini membuat kualitas pertelevisian Indonesia kian menurun. Jika tidak cepat ditangani bisa saja di masa depan televisi tidak akan digunakan lagi dan masyarakat beralih menonton pada aplikasi streaming.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Televisi merupakan salah satu media publik yang memiliki fungsi sebagai sarana pendidikan, informasi dan hiburan. Sebagai fungsi penghibur, televisi menyediakan berbagai program yang akan mengisi waktu luang masyarakat. Salah satu program televisi yang mungkin sering kita tonton yaitu sinetron. 

Pastinya kita sudah sangat mengenal program tv yang satu ini. Sinetron merupakan salah satu program tv yang banyak disukai dari berbagai kalangan baik itu  tua, muda, dan bahkan anak-anak. Sejak kecil kita sudah disuguhkan dengan tayangan sinetron yang memiliki jalan cerita yang sedikit diluar logika, dengan jumlah episode ribuan, dan jalan cerita yang mudah ditebak. Bukannya tidak ingin menonton acara lain, tetapi karena kita tidak ada pilihan lain. Dari pagi hingga malam televisi lebih banyak menayangkan sinetron dari pada acara lain seperti kartun dan acara ragam.

Sinetron yang di tayangkan di televisi saat ini banyak menuai kontroversi seperti adanya adegan diluar nalar. Contohnya sinetron “Azab” yang ada di stasiun tv Indosiar. Sinetron ini menceritakan mengenai apa yang akan didapatkan seseorang jika melakukan dosa di dunia. Namun azab yang didapatkan terkadang membuat penonton bingung, seperti adegan mayat yang masuk kedalam mesin pengaduk semen, atau jenazah yang tertimpa kendang ayam dan mati dalam keadaan badan ditumbuhi bulu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tentunya adegan-adegan ini terasa tidak mungkin terjadi di dunia nyata. Namun produser film tersebut mengatakan bahwa adegan itu merupakan pembelajaran bagi manusia agar tidak melakukan perbuatan yang zalim di dunia. Tetapi tetap saja para penonton kurang bisa menerima adegan yang berada di luar nalar tersebut.

Selain sinetron azab yang memiliki adegan diluar nalar, ada pula sinetron “Tukang Bubur Naik Haji” dan “Ikatan Cinta” yang memiliki jumlah episode lebih dari seribu episode. Dengan banyak nya episode yang di tayangkan, membuat adegan yang di tampilkan sudah di ulang-ulang, seperti dalam sinetron ikatan cinta yang sering kali mengulang adegan penculikan anak.

Selain adegan di luar nalar dan episode yang terlalu panjang, sinetron sekarang juga tidak berbobot karena tidak memiliki nilai moral yang dapat di ambil. Sinetron pada saat ini hanya bercerita tentang masalah percintaan, pernikahan dini, geng motor, dan perkelahian. Itu semua tidak memiliki nilai yang mendidik, malahan itu memberikan citra yang buruk pada dunia pertelevisian di Indonesia. Padahal dulu, sinetron Indonesia memiliki alur yang menarik dan memiliki nilai moral yang dapat di ambil. Contohnya sinetron keluarga cemara yang memiliki pesan tentang pentingnya arti sebuah keluarga.

Dengan alasan-alasan di atas membuat kualitas pertelevisian di Indonesia kian menurun atau mungkin saja di masa depan pertelevisian sudah tidak dilirik lagi oleh masayarakat. Pada saat ini, banyak dari masyarakat Indonesia yang mulai meninggalkan televisi dan  beralih ke aplikasi youtube ataupun Netflix yang dirasa lebih menarik untuk di tonton. Jika pihak pertelevisian tidak mampu memperbaiki citra ini, mungkin di masa depan televisi tidak akan ada lagi dan digantikan oleh aplikasi-aplikasi menonton streaming.

 

Ikuti tulisan menarik ghita amalia lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu