x

Iklan

Ariyo Rizky Valentino

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 18 September 2022

Jumat, 14 April 2023 19:03 WIB

Gagasan Tuan Tan

Sebagai seorang pejuang revolusioner sekaligus Pahlawan Nasional Indonesia yang namanya sempat terhapus dalam buku pelajaran sekolah, Tan Malaka memiliki berbagai gagasan yang sangat menarik untuk dibahas. Beberapa diantaranya adalah gagasan tentang konsep pendidikan, pembangunan nasional, dan revolusi. Mari kita sama-sama belajar.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tan Malaka adalah seorang guru Indonesia, Marxis, filsuf, dan nasionalis yang memiliki pengaruh signifikan dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia. Pemikirannya dikaji dan dianalisis dari berbagai perspektif, termasuk pendidikan kewarganegaraan, pembangunan nasional dan revolusi.

Konsep Pendidikan Tan

Pendidikan akan menuntun segala kekuatan kodrat pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Tumbuhnya anak-anak itu terletak di luar kecakapan atau kehendak kaum pendidik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tan memandang bahwa mendidik bangsa Indonesia adalah hal yang penting untuk mencapai kemajuan bangsa pada masa depan. Pendidikan adalah dasar untuk melepaskan bangsa dari keterbelakangan dan kebodohan serta belenggu Imperialisme-Kolonialisme. Tan menekankan pada materi pendidikan dan mengenai hal itu dapat disimpulkan menjadi tiga bagian yaitu:

  1. Memberi senjata yang cukup buat mencari kehidupan dalam dunia kemodalan (berhitung, membaca, menulis, ilmu bumi, bahasa asing, bahasa Indonesia dan bahasa Daerah).
  2. Memberi haknya terhadap murid-murid yakni harus dengan jalan pergaulan (Vereeniging).

Menujukkan kewajiban terhadap berjuta-juta kaum Kromo (rakyat jelata).

Ketiga tujuan diatas telah diterapkan pada sekolah yang didirikan sebelumnya seperti di Semarang, Jawa, Suka Bumi dan Surabaya yang merupakan sekolah Syarikat Islam. Namun sangat disayangkan usaha ini tidak dapat diteruskan karena beberapa bulan setelah sekolah ini berkembang Tan harus meninggalkannya karena dihukum buang.

Pembangunan Nasional

Tan ialah tokoh penting dalam gerakan nasionalis Indonesia dan memainkan peran penting dalam perjuangan kemerdekaan negara. Ia adalah seorang pemikir Marxis yang meyakini kecocokan antara komunisme dan Islam dan berpendapat bahwa revolusi di Indonesia harus dibangun di atas keduanya.

Kontribusi Tan Malaka untuk pembangunan nasional Indonesia termasuk intervensinya di bidang politik dan ekonomi, di mana dia mengadvokasi dukungan negara terhadap individu dan industri non-proletar. Ia juga mewakili Indonesia pada Kongres Keempat Komintern dan ditunjuk sebagai agen Komintern untuk Asia Tenggara dan Australia. Meskipun dipersalahkan atas kegagalan pemberontakan yang didukung Komunis pada tahun 1926, Tan terus menjadi tokoh penting dalam lanskap politik Indonesia hingga gugurnya pada 1949.

 

Revolusi Tan

Pada masa itu belum terjadi persatuan nasional melalui Sumpah Pemuda, Tan sudah memikirkan konsep negara Indonesia. Dapat dikatakan bahwa Tan adalah orang pertama yang menggabungkan kata Republik dengan kata Indonesia.

Tan meramalkan terjadinya perang pasifik dengan melihat kondisi dan realita yang terjadi pada masa itu di mana selepas perang dunia 1 praktik imperialisme dan kolonialisme sedang dijalankan di seluruh dunia. Jepang dan Amerika yang termasuk ke dalam negara maju pada masa itu sedang melakukan invasi ke seluruh penjuru dunia demi melancarkan praktik imperialisme dan kolonialisme.

Tan dengan tepat meramalkan bahwa suatu saat nanti Jepang dan Amerika akan mengalami konflik dan timbul perang pasifik yang terpusat di Asia Tenggara. Indonesia sebagai salah satu negara di Asia Tenggara harus memanfaatkan momentum itu untuk merebut kemerdekaan dari penjajah.

Tan menganalisis strategi untuk merebut kemerdekaan dari penjajah Belanda. Analisis strategi tersebut terbagi ke dalam sektor ekonomi, politik, dan militer. Tan menyebutkan bahwa kekuatan ekonomi, politik, dan militer tersebar seperti ekonomi terpusat di Jawa Timur, politik di Batavia, dan militer di Priangan. Untuk merebut kemerdekaan, maka ketiga pusat kekuatan Belanda harus ditaklukan satu persatu.

Sedikit tambahan bahwa, beredar kabar bahwa buku Naar de Republiek Indonesia menjadi referensi utama bagi Soekarno saat memikirkan konsep untuk berdirinya negara Indonesia menjelang dan pasca kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Dari buah pemikiran Tan Malaka ini akhirnya gambaran mengenai konsep republik bagi negara Indonesia dapat terwujud.

 

Ikuti tulisan menarik Ariyo Rizky Valentino lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler