x

Sumber foto: Instagram Kei Cerdas

Iklan

Ariyo Rizky Valentino

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 18 September 2022

Senin, 7 Agustus 2023 16:15 WIB

Gerakkan Pendidikan Kei Cerdas untuk Kepulauan Kei dan Kota Tual

Kelompok ini sendiri berdiri sejak tahun 2017, pendirinya adalah Mas Gregor Gauden Jeujanan. GKC ini bergerak di bidang pendidikan yang berada di kepulauan Kei, Maluku Tenggara dan Kota Tual.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Siapa yang percaya bahwa cinta bisa mendorong kita untuk melakukan atau menciptakan hal yang bermanfaat? Bukan hanya bermanfaat bagi diri sendiri, melainkan juga bermanfaat bagi generasi muda, tanah kelahiran tercinta, bahkan negara sekalipun.

 

Ya, inilah kelompok Gerakan Kei cerdas atau bisa disingkat sebagai GKC. Kelompok yang lahir dari rasa cinta kepada kepada tanah kei, generasi muda, dan tanah air Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Kelompok ini sendiri berdiri sejak tahun 2017, pendirinya adalah Mas Gregor Gauden Jeujanan. GKC ini bergerak di bidang pendidikan yang berada di kepulauan Kei, Maluku Tenggara dan Kota Tual.

 

Dengan pemahaman bahwa membangun generasi muda yang cerdas bukan hanya tugas guru, kelompok GKC ini ikut mengambil peran yang penting dalam perkembangan generasi muda, khususnya di daerah kepulauan Kei dan Kota Tual. Selain itu, kelompok GKC ini merasa mempunyai tanggung jawab untuk turun tangan ke desa-desa dan memberikan sedikit kelebihan yang mereka miliki dalam bidang pendidikan.

 

Program Tour Pendidikan

GKC adalah sebuah kelompok atau komunitas yang bergerak dalam bidang pendidikan. Dan salah satu program yang dibuat selama kurang lebih 4 tahun bernama Tour Pendidikan di Desa-desa, dengan tujuan memberi rangsang kepada anak-anak agar mereka bisa menikmati proses belajar mengajar. Karena sebelumnya ada banyak anak-anak yang sering merasa bahwa belajar adalah hal yang membosankan. Maka dari itu, kelompok GKC, melalui program Tour Pendidikan di Desa-desa memberikan proses belajar yang sedikit berbeda dengan proses belajar pada umumnya. Yaitu dengan diselingi dengan bermain.

 

Program ini biasanya diisi dengan kegiatan literasi, diantara adalah penyaluran buku-buku bacaan dan buku tulis, sekaligus belajar membaca dan menulis. Tidak hanya literasi, program ini juga diisi dengan kegiatan kreativitas seperti, pemanfaatan sampah plastik dan alam untuk menciptakan lukisan. Selain itu, kegiatan belajar menyanyi, membaca puisi, dan pantun juga ikut memeriahkan program ini.

 

Waktu, Komunikasi, Alam, dan Fasilitas yang Kurang Mendukung

Setiap kelompok atau program yang dilahirkan dari kelompok itu sendiri pastilah punya kendala tidak sedikit. Begitu juga dengan GKC yang mengalami kendala dalam melaksanakan kegiatan programnya.

 

Yang pertama adalah waktu, ini disebabkan karena penyesuaian waktu antar anggota komunitas mempunyai latar belakang yang berbeda. Sehingga kegiatan program yang hendak dilaksanakan menjadi tidak mudah karena harus menyesuaikan dengan waktu semua anggota agar seluruh anggota komunitas bisa ikut serta.

 

Kedua, adalah kurangnya komunikasi dan partisipasi aktif antara Komunitas, pemerintah daerah dan masyarakat terkait pentingya persoalan pendidikan di Kei.

 

Ketiga kondisi alam, ini juga sedikit menghambat karena cuaca yang kurang bagus merupakan kendala nyata dalam pelaksanaan kegiatan. Jika Kondisi Laut ekstrim, maka sudah pasti kegiatan di pulau-pulau akan terkendala. Sementara pulau-pulau adalah salah satu prioritas dalam melakukan kegiatan ini.

 

Yang terakhir, adalah kurangnya fasilitas penunjang pendidikan di pulau-pulau kecil Kei. Seperti buku buku-buku pelajaran, alat tulis, dan perpustakaan yang sangat buruk, sekaligus kurangnya tenaga pengajar atau guru.

 

Proses Belajar yang Bahagia serta Motivasi Baru untuk Belajar.

Sejauh ini kami, manfaat yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah mereka bahagia dengan proses belajar mengajar. Tumbuhnya motivasi baru untuk belajar, dan ketertarikan minat anak dalam kegiatan ini juga menjadi nilai tambahan selama ini.

 

Selain manfaat untuk anak-anak, para pemuda desa juga diajak untuk kerja sama agar terus mengawal dan menindak lanjuti program yang sama setelah kelompok GKC pergi. Sehingga kegiatan yang sudah terlaksana tidak berhenti begitu saja setelah kelompok GKC mengunjungi daerah lain.

 

Melalui program ini, GKC berusaha membangun kerja sama dengan desa-desa yang dikunjungi untuk membangun suatu program pendidikan di desa. Program yang dimaksud adalah, pusat pembelajaran terpadu desa.

 

Pusat pembelajaran terpadu ini diharap bisa menjadi wadah yang siap membantu pendidikan anak di luar pendidikan formal. Pusat pembelajaran terpadu desa ini juga bisa digunakan untuk tempat peningkatan pendidikan dan kreatifitas. Melalui kegiatan Kursus, baik kursus bahasa Inggris, kursus seni dan budaya juga pelatihan-pelatihan pelatihan lainnya.

 

Kegiatan yang digagas oleh Mas Gregor Gauden Jeujanan ini juga terdaftar sebagai penerima apresiasi SATU tu Indonesia Award. Bagaimana tidak, kegiatan GKC ini sudah memberi banyak manfaat bagi banyak anak-anak muda, khususnya di daerah Kepulauan Kei dan Kota Tual.

 

Bagi kalian yang ingin komunitas, kegiatan, atau usahanya terdaftar sebagai salah satu penerima apresiasi SATU Indonesia Award tahun ini bisa mendaftar langsung di sini. Semoga berhasil dan semoga bermanfaat.

Ikuti tulisan menarik Ariyo Rizky Valentino lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu