Revolusi Industri 4.0: Ibu Kota Nusantara Menuju Visi Indonesia
Rabu, 3 Mei 2023 12:49 WIBPembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) didasarkan pada konsep smart city dan smart port yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Tantangan yang harus diatasi adalah mengintegrasikan sistem yang kompleks dan memastikan keamanan. Kesuksesan relokasi ibu kota dan adopsi konsep smart port diharapkan memberikan dampak positif pada pembangunan Indonesia secara keseluruhan.
Indonesia memutuskan untuk memindahkan ibukotanya ke Kalimantan Timur karena Jakarta sudah memiliki populasi sekitar 11 juta jiwa. Hal itu menjadikan jakarta sebagai kota terpadat di Indonesia. Selain itu, pemindahan ibu kota juga bertujuan untuk memperkuat ekonomi Indonesia bagian timur.
Jakarta juga sering mengalami bencana alam seperti banjir dan risiko tenggelam yang tinggi, terutama di bagian utara kota yang setiap tahunnya naik 25 cm. Meski sudah dibangun tanggul laut, namun belum cukup melindungi warga dari bahaya banjir.
Selain itu, perubahan iklim global juga berkontribusi terhadap naiknya permukaan air laut, sehingga sulit untuk menyediakan air bersih yang memadai, memaksa masyarakat untuk mengandalkan air tanah yang semakin berkurang. Keadaan ini semakin diperparah dengan pesatnya pertumbuhan pusat perbelanjaan yang memperburuk kondisi permukaan tanah. Jika situasi saat ini berlanjut, diperkirakan sepertiga Jakarta akan tenggelam pada tahun 2050. Melihat situasi saat ini, dapatkah Indonesia menghadapi permasalahan ini?
Dengan beralasan bahwa Jakarta terlalu padat penduduk dan sering terkena bencana alam, serta terdampak pemanasan global, Indonesia memutuskan pemindahan ibu kota ke wilayah Kalimantan Timur. Selain itu, pemindahan ibu kota ini juga bertujuan untuk mempercepat pemerataan ekonomi dan pembangunan di seluruh Indonesia. Dalam membangun Ibu Kota Nusantara (IKN) yang baru, Indonesia berupaya menerapkan konsep smart city dan smart port pada era Revolusi Industri 4.0, dengan tujuan menciptakan kota yang cerdas, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.
"Ibu Kota Nusantara" (IKN) sendiri mengacu pada pemindahan ibu kota negara sebagai upaya untuk mencapai pemerataan ekonomi, sosial, dan pembangunan di Indonesia. Menurut Bappenas, ada tiga alasan pemindahan ibu kota, antara lain krisis air di Pulau Jawa, tingginya konsentrasi penduduk di Jawa, dan beban Jakarta yang semakin berat. Provinsi Kaltim ditetapkan sebagai lokasi baru ibu kota karena memenuhi kriteria pemerintah. Sedangkan konsep smart city mengacu pada kota baru yang efektif dan efisien dalam tata pemerintahan, modern, berstandar internasional, smart, green, beautiful, sustainable, dan simbol identitas bangsa. Tujuan pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur adalah untuk mewujudkan kota yang cerdas, ramah lingkungan, dan berkelanjutan dengan fokus pada pengembangan sektor industri yang ramah lingkungan, maju, dan berkelanjutan. Dalam upaya ini, sektor-sektor seperti kesehatan, farmasi, pendidikan, pariwisata, teknologi bersih, industri digital, dan inovasi juga akan dikembangkan
Indonesia melakukan pengembangan pelabuhan dalam mendukung ibu kota baru Indonesia (IKN) dapat dilakukan dengan mengadopsi konsep smart city dan smart mobility. Pelabuhan perlu mengantisipasi perkembangan ekonomi dan keuangan serta menyesuaikan dengan bertambahnya ukuran kapal. Tantangan yang dihadapi pelabuhan adalah bagaimana menyeimbangkan teknologi, gigantisme sarana transportasi laut, dan infrastruktur yang membutuhkan investasi besar. Oleh karena itu, pelabuhan perlu mencari solusi yang cerdas dan kompetitif untuk menjawab tantangan tersebut. Pelabuhan juga perlu memperhatikan masalah keamanan, dimana pelabuhan dapat menjadi sasaran bagi pihak yang ingin mengambil keuntungan pribadi. Mengintegrasikan aktivitas antara penduduk dan entitas pelabuhan dapat mendorong pelabuhan untuk mengadopsi solusi teknologi baru dan pendekatan baru untuk merencanakan dan mengelola operasi pelabuhan.
Di era Industri 4.0, konsep smart port di ibu kota baru Indonesia (IKN) berperan penting dalam mencapai visi ibu kota baru sebagai smart city dengan 8 prinsip utama. Konsep ini akan diterapkan di Pelabuhan Balikpapan sebagai infrastruktur utama transportasi laut di ibu kota baru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam proses bisnis pelabuhan serta menciptakan keseimbangan antara aspek ekonomi dan ekologi. Transportasi laut dinilai efektif dalam mengangkut barang dan orang, oleh karena itu dibutuhkan teknologi canggih di pelabuhan untuk meningkatkan pelayanan dan pendapatan. Penggunaan teknologi canggih di pelabuhan dapat mengurangi biaya, waktu, dan kesalahan manusia, meningkatkan keselamatan dan akurasi pelacakan, serta meningkatkan kinerja pelabuhan dengan mengadopsi teknologi yang relevan untuk meningkatkan kemampuan daya saing negara, terutama di ibu kota baru.
Era Industri 4.0 menghadirkan potensi signifikan untuk peningkatan fasilitas terminal peti kemas di pelabuhan internasional dan domestik, serta dermaga kargo kering melalui pengembangan pelabuhan pintar. Selain itu, program pengembangan sumber daya manusia seperti program kampung nelayan dan pengembangan ekosistem mangrove sebagai destinasi wisata yang menarik juga dapat menjadi pilihan yang menarik untuk dikembangkan. Apalagi ada rencana pengembangan teknologi maritim dengan membuat kapal tanpa awak. Beberapa inovasi telah diterapkan di Indonesia seperti penggunaan Area Traffic Control System untuk mengatur lampu lalu lintas GPS, alat anti tabrakan di kereta api, dan pengatur lalu lintas kapal. Pelayanan pengiriman pelayaran nasional juga diharapkan semakin membaik dengan pengembangan sistem booking online yang lebih canggih yang akan diperluas ke smart port. Ini akan memberikan manfaat transparan dalam hal penetapan harga, penjadwalan, dan layanan kepada pengguna. Namun, tantangan untuk memodernisasi port adalah mengintegrasikan sistem yang lebih kompleks, seperti pemrosesan data yang lebih cepat dan efisien sambil memastikan keamanan informasi. Pelabuhan juga perlu mempertimbangkan optimalisasi sistem transportasi, seperti membangun jalan khusus menuju pelabuhan agar tidak mengganggu jalan utama.
Terdapatnya pemindahan ibu kota ini diharapkan masalah infrastruktur seperti pelabuhan yang merupakan pusat ekonomi dan transportasi laut. Oleh karena itu, persiapan yang matang harus dilakukan untuk memastikan kesuksesan pemindahan ibu kota dan adopsi konsep smart port akan meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan daya saing pelabuhan. Penting untuk memastikan keamanan pelabuhan agar tidak disusupi oleh pihak yang mencari keuntungan pribadi, serta integrasi antara aktivitas warga dan pelabuhan harus dilakukan. Semua upaya tersebut perlu dielola dengan baik agar pemindahan ibu kota dapat berjalan dengan sukses dan memberikan dampak positif pada pembangunan di seluruh Indonesia.
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Revolusi Industri 4.0: Ibu Kota Nusantara Menuju Visi Indonesia
Rabu, 3 Mei 2023 12:49 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler