x

Iklan

Bambang Udoyono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Maret 2022

Kamis, 18 Mei 2023 08:31 WIB

Cara Mengatasi Sikap Negatif

Banyak orang enggan bertindak karena merasa kondisinya belum ideal. Orang mau bisnis, mau omong Inggris, mau menulis dll ragu lalu tidak jadi berihtiar. Sejatinya mudah saja mengatasinya. Bagaimana caranya? Ikuti terus.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Suatu hari saya bersama keluarga jalan jalan ke sebuah mall.  Kami naik taksi menuju ke mall tersebut.  Suatu saat ketika berpapasan dengan mobil lain, cucu saya yang masih kecil berkata kepada ibunya, ”Bunda awas ada ombil”.

Maksudnya mengingatkan bundanya agar waspada dengan mobil yang ada di depannya dan berjalan berlawanan arah.  Dia masih belum mampu mengucapkan kata ‘mobil’  sehingga diucapkan ombil.  

Meskipun cara mengucapkan beberapa kata masih belum tepat anak kecil tidak menjadikannya kendala untuk berbicara.  Mereka terus menerus berusaha berkomunikasi dengan kata kata yang belum sempurna. Kenyataannya mereka berhasil berkomunikasi dengan orang tuanya paling tidak.  Saling pengertian sudah terjalin. Sehingga komunikasi itu berhasil.

Antusiasme anak kecil

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pertanyaannya, pelajaran apa yang bisa kita tarik? Pelajaran dari anak kecil adalah, mulai dengan apa adanya.  Mulailah ihtiar di bidang apa saja dengan apa yang kita miliki meskipun masih ada kekurangan di sana sini. 

Tapi mengapa banyak orang tidak segera memulai berihtiar?  Karena orang dewasa sudah kehilangan antusiasme yang dulu pernah mereka miliki Ketika kecil.  Terbukti setelah dewasa mereka terkendala secara mental.

Kendala mental orang dewasa 

Kendala itu berasal dari kemajuan intelektual mereka.  Setelah mereka banyak belajar maka mereka  sudah tahu banyak teori.  Mereka mengetahui banyak peluang tapi sekaligus segala macam resiko.  Mereka menyadari bahwa apa yang mereka miliki baik kemampuan untuk bekerja atau modal uang untuk berbisnis masih kurang. Mereka melihat banyak kelemahan meskipun mereka melihat peluang. 

Keadaan itu disikapi dengan negatif sehingga menimbulkan keraguan.  Mereka ragu  karena merasa masih ada kelemahan.  Perhatian mereka terlalu fokus ke titik lemahnya.  Sesungguhnya mereka salah fokus. Akibatnya mereka menunggu kondisi ideal. Mereka anggap saat ini belum saatnya bertindak karena kondisi ideal tu belum tercapai.

Sayangnya kondisi ideal itu ibarat bayangan.  Ketika kita lari maka bayangan itu lari sama cepatnya. Bahkan bisa mendahului kita.  Alhasil kondisi ideal susah dicapai.

Ubah fokus

Oleh karena itu sesungguhnya apa yang perlu kita lakukan adalah mengubah fokus.  Perhatian harus seimbang. Jangan hanya fokus pada resiko dan kelemahan.  Dengan kata lain jagan menunggu kondisi ideal untuk bertindak.   Segeralah bertindak tanpa menunggu kondisi ideal.

Saya ingat dulu di jaman perjuangan kemerdekaan.  Ada sebagian perintis kemerdekaan yang meragukan bahwa di tahun 1945 kita sudah siap merdeka. Alasannya kita masih memiliki banyak kelemahan. Kita belum memiliki tantara yang kuat. Kita belum memiliki birokrasi yang kuat. Kita belum memiliki ekonomi kuat. Sdm kita masih lemah dll.

Semua fakta itu benar. Tapi untung Bung karno berfokus pada kesempatan yang muncul setelah Jepang dan Belanda hancur akibat PD II. Terbukti Sukarno  benar.  Indonesia bisa merdeka.

Demikian juga kejadian di banyak negara Asia dan Afrika.  Mereka juga punya banyak kelemahan tapi mampu merdeka dari kezaliman kolonialis Barat.

Mulai dengan apa adanya

Dalam dunia tulis menulis terjadi hal serupa.  Banyak orang ingin menulis tapi ragu karena merasa masih memiliki banyak kelemahan.  Sedangkan semua penulis pasti memiliki kelemahan.  Pemenang hadiah Nobel pun saya kira memiliki kelemahan. Meskipun saya tidak mampu melihat kelamahannya bukan berarti tidak ada titik lemahnya. Tapi kelemahan itu tidak menyurutkan ihtiar mereka.

 

Jadi ketika Anda menulis jangan menunggu kemahiran Anda sempurna baru mulai menulis.  Jika Anda bersikpa demikian maka Anda tidak akan pernah menulis.  Mulai saja dulu. Setelah mulai maka pelan pelan akan ada kemajuan.

 

Demikian juga dalam semua bidang : bisnis, seni budaya,  politik dll.  Kalau mau berbicara dalam Bahasa Inggris tidak perlu menunggu grammar Anda sempurna dulu.  Segera saja berihtiar omong.  Setelah anda rajin omong Inggris maka secara bertahap kompetensi lisan Anda akan naik.

 

Penutup

Sembari menyiapkan diri sebaik baiknya, ubah fokus perhatian Anda.  Fokuskan perhatian secara seimbang.  Potensi disiapkan secara maksimal.  Resiko diantisipasi agar bisa teratasi.  Peluang yang datang harus segera dimanfaatkan seperti dicontohkan Sukarno.  Jangan menunggu kondisi ideal untuk bertindak.  Segera bertindak ketika peluang muncul.

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler