Rumi Tentang Menyimak Bisikan Hati
Bambang Udoyono
Kita setiap hari mendengarkan orang bicara atau musik atau kicauan burung. Tapi kalau hanya itu saja yang kita dengarkan ternyata belum cukup. Ada satu hal lagi yang sangat penting untuk didengar. Mari kita simak apa kata Maulana Jalaludin Rumi.
Kata Mutiara Rumi
Listen to the sound of waves within you. Dengarkan suara gelombang di dalam dirimu. Apa maksudnya? Mari kita elaborasi.
Seperti biasanya Rumi selalu memakai matafora untuk menyampaikan maksudnya. Diperlukan tafsiran untuk memahami maksudnya.
Saya menafsirkan ‘suara gelombang’ adalah bisikan hati dan bakat serta minat. Semuanya itu sudah ada di dalam diri setiap orang. Meskipun demikian tidak semua orang mendengarnya. Itulah sebabnya Rumi merasa perlu menyampaikannya.
Pertanyaannya mengapa ada orang yang tidak mendengarnya? Dan bagaimana cara mendengarnya?
Suara hati yang tidak terdengar mungkin karena kita memang tidak pernah meniatkan mendengarnya. Kemungkinan lain hati yang tidak sehat. Lantas bagaimana cara mendengarkan dan menyehatkan hati?
Ada beberapa cara mendengar suara hati. Pertama adalah dengan meniatkannya. Inilah yang paling utama. Niatkan dulu. Pusatkan perhatian kepada diri Anda sendiri. Cari waktu dan tempat yang mendukung. Sepertiga malam yang terakhir sekitar jam dua malam sampai terbit fajar adalah saat terbaik. Setelah solat tahajud heningkan pikiran dan perasaan. Tempatnya bisa di rumah Anda sendiri. Dengan latihan rutin Anda akan merasakan kemajuan. Anda akan mampu mendengarnya.
Pastikan hati Anda sehat dan bersih. Bisikan hati bersih dan sehat akan memberikan bisikan yang mengarah kepada kebaikan. Sebaliknya bisikan hati yang sakit dan kotor akan mengarah kepada keburukan.
Obat hati
Bagaimana menyehatkan dan membersihkan hati? Sunan Bonang sudah memberi saran lewat tembangnya Tombo Ati. Artinya obat hati.
Tombo ati iku limo perkarané
Obat hati ada lima jumlahnya
Kaping pisan moco Qur’an sak maknané
Yang pertama membaca Al Qur’an dan memahami artinya
Kaping pindo sholat wengi lakonono
yang kedua jalankanlah solat malam
Kaping telu, wong kang sholèh kumpulono
Yang ketiga berkumpullah dengan orang salèh
Kaping papat, kudu weteng ingkang luwé
Yang keempat laparkanlah perutmu (maksudnya berpuasa)
Kaping limo, dzikir wengi ingkang suwé
Yang kelima zikir malam yang lama
Salah sawijiné sopo biso ngelakoni
Siapa bisa menjalankan salah satunya
Mugi-mugi Gusti Allah nyembadani
Semoga Gusti Allah mencukupi / mengabulkan
Hati bersih dan sehat memberi bisikan benar
Itulah tindakan yang harus dilakukan untuk membersihkan dan menyehatkan hati. Lakukan dengan sungguh sungguh agar hati Anda sehat dan bersih. Kalau hati sudah sehat dan bersih maka ia akan mampu menerima petunjuk Allah. Maka bisikannya layak didengar. Heningkan pikiran dan perasaan agar Anda mampu menyimaknya dan memahaminya. Dengan bisikan hati yang tercerahkan oleh wahyu Allah maka insya Allah Langkah dan tindakan kita akan benar.
Saya yakin Rumi juga menganjurkan agar kita mengembangkan diri berdasar bakat dan minat. Itulah pemberian Allah kepada kita. Maka ‘mendengarkan suara gelombang’ bisa diartikan sebagai menemukan bakat, minat dna potensi diri. Fokuskan saja perhatian dan upaya mengembangkannya. Hal ini layak ditekankan karena banyak orang terpesona dengan sukses orang lain lantas ingin menirunya. Kalau potensinya sama tidak masalah. Itu justru baik karena kita menemukan role model alias teladan. Masalah timbul Ketika potensinya beda. Jadi pastikan Anda memiliki role model yang sama potensinya.
Penutup
Bersihkan dan sehatkan hati dengan kelima langkah yang dianjurkan oleh Sunan Bonang. Be yourself. Jadilah dirimu sendiri, kata orang Barat. Maksudnya temukan dan kembangkan segenap potensi yang sudah diberikan oleh Allah dalam diri Anda.
Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.