x

Iklan

Fadzul Haka

Cuma pengelana lintas disiplin dan pemain akrobat pikiran. Bagi yang mau berdiskusi silakan kontak saya: fadzul.haka@gmail.com
Bergabung Sejak: 2 Desember 2021

Kamis, 25 Mei 2023 14:15 WIB

Karena Maut Tak Kunjung Tiba

Hampir sebulan, saya dihantui puisi Emily Dickinson yang berjudul Because I could Not Stop for Death. Dan pada minggu sebelumnya, saya dan seorang sahabat bercakap-cakap tentang kematian di tengah keramaian kafe, lalu berlanjut di depan gedung mall yang tampak menua dan sekarat. Saya merenungi keduanya dan menemukan bahwa mungkin saja kematian dan cinta secara intrinsik saling terikat sejauh keduanya membuat seseorang memikirkan tentang eksistensinya. Bahwa kita bisa menjadi saksi atas kematian atau cinta, tetapi sebagai peristiwa itu sendiri, baik kematian atau cinta ketika hadir dalam sudut pandang orang pertama akan membawa seluruh totalitas keterlemparan eksistensi kita kedalam kehidupan dan dunia kepada penyadaran seakan-akan kita tiba pada satu momen ini. Yang satu membawa pada akhir, yang lain membawa pada permulaan, tetapi kedua-keduanya mempertemukan kesementaraan eksistensi dengan keabadian dan ketakterhinggaan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Malam itu, kita berdua

seperti sepasang gagak

dan bangkai

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

gedung tua, lampu padam, dan

bunga layu begitulah dunia

saat kita bergandengan tangan

 

nafasmu dan nafasku

seperti gema dari lorong

ke lorong – saling mencari

dan hilang

 

atau barangkali terlewatkan

di balik pintu bioskop: akhir cerita

sementara tiket tetap menunggu

di masa lalu

 

karena maut tak kunjung tiba

aku pun menanti dengan sepenuh hati

dalam ruang remang buat berdua

dan kefanaan

 

Bandung

2023

Ikuti tulisan menarik Fadzul Haka lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu