x

Cara berkomunikasi secara jujur dan berempati dengan anggota keluarga menjadi kunci komunikasi efektif pada masa pandemi

Iklan

Novita Amelia

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 9 Juni 2023

Minggu, 11 Juni 2023 13:55 WIB

Harmonisasi Keluarga dan Pembentukan Karakter Anak untuk Kemajuan Bangsa

keluarga memiliki peran penting dalam pembentukan karakter seorang anak, oleh karna itu sangat penting bagi para orang tua untuk selalu menjaga keharmonisasian dalam keluarga. hal ini akan sangat berpengaruh terhadap anak,

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Keluarga adalah orang yang memiliki hubungan darah dengan kita. Keluarga bisa menjadi tempat kamu untuk berlindung, bercerita , berkeluh kesah dan akan selalu menjadi tujuan akhir kamu ketika sedang mengalami kesulitan,keluarga juga merupakan tempat pertama bagi seorang anak mendapatkan pendidikan sebelum melanjutkan ke pendidikan formal.

Keluarga memiliki peran penting dalam pembentukan karakter seorang anak, oleh karna itu sangat penting bagi para orang tua untuk selalu menjaga keharmonisasian dalam keluarga. hal ini akan sangat berpengaruh terhadap anak, jika seorang anak tumbuh dalam lingkungan keluarga yang harmonis serta penuh kasih sayang maka anak tersebut akan menjadi anak yang periang, ceria dan mampu mengendalikan/mengekspresikan diri dengan baik. Hal ini juga akan berdampak sebaliknya jika seorang anak tumbuh dalam lingkungan keluarga yang tidak baik maka anak tersebut akan tumbuh menjadi anak yang pemurung, pendiam, sulit mengekspresikan diri serta kesulitan dalam berbaur dengan lingkungan sekitar.
 
Tahap pembentukan karakter seorang anak menurut Thomas Lickona terdapat 3 aspek didalamnya yang harus ada dalam proses pembentukan karakter tersebut. 3 aspek tersebut yaitu:
1. Pengetahuan (moral knowing). Mendidik seorang anak bukan hanya sekedar memberitahunya tentang baik-buruknya sesuatu tetapi juga harus dapat memahami kenapa perlu dilakukannya hal tersebut. Artinya anak dapat mengerti tentang baik dan buruk serta dapat mengambil tindakan dan dapat memprioritaskan hal-hal baik
2. Perasaan (moral feeling). Artinya seorang anak mampu mencintai kebaikan serta membenci perbuatan buruk. Hal ini dapat menimbulkan cinta anak untuk melakukan perbuatan baik dan dapat merasakan efek dari perbuatan baik tersebut hingga tertanam didalam diri anak tersebut.
3. Tindakan (moral action). Dalam tahapan ini anak dilatih untuk melakukan kebaikan hingga terbiasa akan hal tersebut. kebiasaan tersebut mampu membuat anak tersebut menjauhi hal-hal negatif. Dan akan berdampak positif terhadap karakternya.
 
Proses pembentukan karakter tersebut hanya akan terlaksana di lingkungan keluarga. Orang tua memegang peran penting dan sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter anak, hal ini merupakan implikasi dari proses kehidupan seorang anak tak lepas dari keluarga (orang tua). Karna sebgian besar waktu anak terdapat di dalam keluarga.
 
Orang tua memiliki peranan sebagai seorang guru, pembimbing, pengaja, pembina dan teladan bagi anak- anaknya. Karna orang tualah yang pertama kali menanamkan nilai-nilai karakter pada seorang anak karna pendidikan di dalam keluarga berlangsung secara alami tanpa ada rekayasa. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan orang tua dalam melaksanakan pendidikan karakter seperti halnya memberi keteladanan, pembiasaan, nasehat, hukuman, serta motivasi. Berikut adalah penjabarannya.
1. Keteladan
Keteladanan merupakan cara yang paling efektif dalam pembentukan karakter. Orang tua merupakan figure utama bagi seorang anak yang setiap tingkah laku, cara berbicara dan sopan santunya dapat ditiru secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Setiap anggota keluarga merupakan model/guru keteladan bagi anak dalam lingkungan keluarga.
Orang tua dapat memberikan contoh keteladan yang baik seperti beribadah tepat waktu, senantiasa bersikap jujur, hormat kepada yang lebih tua dan sopan kepada yang lebih muda. Karena sikap inilah yang bakal ditiru oleh anak dan akan merubah sikap anak tersebut.
2. Pembiasaan
Pembiasaan ini perlu dilakukan secara perlahan-lahan dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar maka dari itu proses pembiasaan ini perlu dilakukan sejak dini oleh orang tua. Pembiasaan ini perlu dilakukan secara perlahan dan tanpa paksaaan agar berubah menjadi kebiasaan. Contohnya, orang tua hendaknya mengajarkan anaknya untuk hidup bersih, memcuci tangan setelah makan, membiasakan untuk berpamitan dan bersalaman jika hendak pergi. Membiasakan untuk selalu pulang tepat waktu dan lainya.
3. Nasehat dan Hukuman
Nasehat merupakan arahan dari orang tua kepada anak yang menjadi tolak ukur anak tersebut yang dapat membuka pemikiran baru bagi anak serta mendorong anak untuk memperbaiki diri setelah melakukan kekeliruan.
Tentu bukan hanya nasehat saja yang harus diberikan, orang tua juga dapat memberikan hukuman jika anak tersebut melakukan hal yang seharusnya tidak boleh dilakukan. Banyak orang tua yang salah paham disini tindakan pemberian hukuman ini bukan untuk melakukan kekerasan terhadap anak melainkan bertujuan untuk memberi efek jera terhadap anak sehingga anak tersebut tidak berani melakukannya kembali.
4. Motivasi
Dorongan atau motivasi dari orang tua sangat penting untuk perkembangan anak dalam menunjukan jati dirinya. Orang tua harus memberikan motivasi yang positif dan membangun pada anak agar anak tetap bepegang teguh pada tujuannya. Tentunya pemberian motivasi ini tidak boleh terlalu berlebihan apalagi membebani si anak karena hal ini akan berdampak buruk pada anak sebab anak tersebut akan kurang bahagia karena tekanan yang diberikan orang tua sehingga anak tersebut akan berusaha untuk bebas dari tekanan tersebut dan mulai membalas.
Pemberian motivasi kepada anak dapat berupa penguatan ataupun penghargaan terhadap usaha anak yang positif dan bisa juga berupa hadiah, tetapi pemberian hadiah juga perlu dibatasi untuk menghindari anak menjadi manja.
 
Oleh karna itu keharmonisasian suatu keluarga akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter anak karna lingkungan keluarga merupakan tempat pendidikan pertama yang dijalani oleh seorang anak sebelum dia menjadi peserta didik. , jika seorang anak tumbuh dalam lingkungan keluarga yang harmonis serta penuh kasih sayang makan anak tersebut akan menjadi anak yang periang , ceria dan mampu mengendalikan / mengekspresikan diri dengan baik. Hal ini juga akan berdampak sebaliknya jika seorang anak tumbuh dalam lingkungan keluarga yang tidak baik maka anak tesebut akan tumbuh menjadi anak yang pemurung, pendiam, sulit mengekspresikan diri serta kesulitan dalam berbaur dengan lingkungan sekitar.
Novita Amelia
Mahasiswa Unpam

Ikuti tulisan menarik Novita Amelia lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu