x

Salah satu acara puncak para pemimpin negara-negara ASEAN di Kuala Lumpur, 2015. Wikipedia

Iklan

Muhammad Farhan Fadilla

Mahasiswa Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Bergabung Sejak: 23 Maret 2022

Senin, 12 Juni 2023 07:04 WIB

Mengapa Kebijakan Politik Luar Negeri Bebas dan Aktif Masih Relevan di Era Kontemporer?

Kebijakan politik luar negeri Indonesia yang dikenal dengan istilah "Bebas Aktif" telah menjadi landasan utama dalam hubungan internasional negara ini sejak tahun 1945. Namun, dalam era kontemporer yang ditandai oleh dinamika geopolitik yang kompleks dan perubahan paradigma global, muncul pertanyaan apakah politik luar negeri Indonesia Bebas Aktif masih relevan. Artikel ini akan membahas relevansi politik luar negeri Indonesia Bebas Aktif dalam konteks saat ini.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kebijakan politik luar negeri Indonesia yang dikenal dengan istilah bebas-aktif telah menjadi fondasi utama dalam hubungan internasional Indonesia sejak masa kemerdekaan 1945. Konsep itu merupakan strategi yang mengedepankan kemandirian, tidak terikat kepada satu kekuatan internasional, dan kesukarelaan dalam menjalankan hubungan dengan negara-negara lain di dunia tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Latar belakang politik luar negeri Indonesia bebas aktif dapat ditelusuri dari masa perjuangan kemerdekaan Indonesia. Saat itu, Indonesia telah mengalami penjajahan dari kolonial Belanda selama berabad-abad. Setelah meraih kemerdekaannya, Indonesia berusaha menjalin hubungan dengan negara-negara lain untuk memperoleh dukungan internasional dalam menghadapi tantangan pembangunan negara yang baru.

Ketika Indonesia menghadapi era Perang Dingin pada tahun 1950-an hingga 1960-an, politik luar negeri Bebas Aktif semakin terdefinisikan. Indonesia berusaha mempertahankan kemerdekaannya dengan tidak terjebak dalam konflik ideologi antara Blok Barat dan Blok Timur. Indonesia menekankan prinsip-prinsip ketidakpersekutuan dan ketidakberpihakan terhadap salah satu blok kekuatan besar tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selama periode itu, Indonesia juga menjadi salah satu pendiri Gerakan Non-Blok pada tahun 1961. Gerakan Non-Blok menjadi wadah bagi negara-negara di dunia yang ingin mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan, dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip perdamaian dunia. Melalui Gerakan Non-Blok, Indonesia berperan aktif dalam mengadvokasi isu-isu global seperti dekolonisasi, pembangunan ekonomi, dan pemeliharaan perdamaian. Seiring berjalannya waktu, politik luar negeri Indonesia Bebas Aktif tetap menjadi pilar penting dalam hubungan internasional Indonesia. Indonesia terus berupaya menjalin kerjasama dengan negara-negara lain berdasarkan prinsip kemerdekaan, kedaulatan, kesetaraan, dan saling menghormati. Pada saat yang sama, Indonesia juga berperan dalam menjaga stabilitas regional, baik melalui ASEAN maupun kerjasama bilateral dengan negara-negara tetangga.

Dalam era globalisasi dan tantangan baru yang dihadapi oleh dunia saat ini, politik luar negeri Indonesia Bebas Aktif terus beradaptasi dengan dinamika zaman. Indonesia semakin aktif dalam berperan dalam forum-forum internasional untuk mengadvokasi kepentingan nasional dan mempromosikan perdamaian dunia. Indonesia juga terus mendorong kerjasama ekonomi dan investasi dengan negara-negara mitra untuk meningkatkan kesejahteraan dan pembangunan negara. Namun, era globalisasi pada saat ini juga membawa permasalahan-permasalahan baru yang dihadapi oleh Indonesia khususnya dalam menjalankan prinsip "bebas aktif" tersebut, sehingga memunculkan pertanyaan apakah politik luar negeri Indonesia dengan prinsip bebas aktif masih memiliki relevansi pada masa sekarang.

Ya. Sejauh ini politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif masih relevan dan akan terus relevan, bebas dan aktif di sini bukan berarti tidak berpihak atau netral. Bebas dan aktif yang dimaksud adalah Indonesia memiliki kemampuan untuk memilih sikapnya dipanggung internasional tanpa diintervensi dari negara lain, dan bebas untuk menentukan pilihan dan arah politik luar negerinya sendiri. 

Alasan mengapa prinsip tersebut masih relevan karena pertama, kebijakan politik luar negeri Bebas Aktif memberikan fleksibilitas bagi Indonesia dalam menjalin hubungan dengan berbagai negara dan kelompok kepentingan. Dalam era kontemporer yang ditandai oleh kompleksitas geopolitik, pendekatan ini memungkinkan Indonesia untuk menjaga kemerdekaan dan kedaulatannya tanpa terikat oleh ikatan ideologi atau kepentingan satu negara tertentu. Fleksibilitas ini memungkinkan Indonesia untuk menjaga kemandirian dalam pengambilan keputusan dan menjalankan kebijakan yang menguntungkan negara.

Kedua, politik luar negeri Bebas Aktif masih relevan dalam konteks perkembangan geopolitik yang dinamis. Perubahan kekuatan global dan pergeseran dinamika politik dunia memunculkan tantangan baru. Dalam situasi ini, politik luar negeri Bebas Aktif memungkinkan Indonesia untuk menjaga hubungan yang seimbang dengan kekuatan global tanpa terjebak dalam konflik ideologi. Indonesia dapat menjalin kerja sama dengan berbagai negara dan mengambil peran aktif dalam forum-forum internasional untuk mempromosikan kepentingan nasional dan menjaga stabilitas regional.

Terakhir, politik luar negeri Bebas Aktif juga berperan penting dalam menjaga kedaulatan dan kepentingan nasional Indonesia. Dalam era digital dan ekonomi global saat ini, kebijakan ini memungkinkan Indonesia untuk menjaga kebebasan dalam mengambil keputusan dan menjalankan kebijakan yang menguntungkan negara. Indonesia dapat menjaga kedaulatan dan merespon dinamika internasional sesuai dengan kepentingan nasional, tanpa terpengaruh oleh tekanan atau dominasi kekuatan besar.

Oleh karena itu, dalam era kontemporer yang ditandai oleh perubahan geopolitik dan tantangan global yang semakin kompleks, politik luar negeri Indonesia yang Bebas Aktif masih relevan. Pendekatan ini memberikan fleksibilitas, memungkinkan kerja sama regional, mempertahankan kedaulatan, dan menjaga kemandirian negara. Namun, Indonesia juga harus terus mengkaji dan menyesuaikan kebijakan ini dengan dinamika dan perubahan zaman guna memastikan efektivitasnya dalam menjalankan hubungan internasional.

Ikuti tulisan menarik Muhammad Farhan Fadilla lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu