Lukas Enembe memprotes isi dakwaan jaksa KPK. Bahkan Gubernur Papua itu melontarkan protes saat jaksa membacakan dakwaan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (19/6).
Pembacaan dakwaan ini awalnya mendapat protes dari pihak Lukas Enembe. Sebab, ia mengaku sakit dan belum mampu menjalani sidang. Meski ada surat keterangan dokter yang menyampaikan sebaliknya.
Akhirnya hakim tetap menyatakan sidang dilanjutkan dengan agenda pembacaan dakwaan. Jaksa kemudian membacakan dakwaan tersebut.
Lukas Enembe didakwa menerima suap dan gratifikasi senilai Rp 46,8 miliar. Diduga uang tersebut diterima sebagai hadiah yang berkaitan dengan jabatannya sebagai Gubernur Papua dua periode, tahun 2013-2023.
Namun, dari awal pembacaan dakwaan, Lukas Enembe yang duduk di kursi terdakwa beberapa kali melontarkan keberatannya. Ia tidak setuju dengan isi dakwaan.
Ketika jaksa membacakan dakwaan yang menyebut nilai suap Lukas Enembe, protes Enembe semakin kencang.
"Bohong!" kata Enembe.
"Tidak benar! Tidak benar! Dari mana saya terima!" sambungnya.
Hakim sempat mengingatkan agar tidak ada protes saat pembacaan dakwaan.
"Nanti ada waktunya, beri kesempatan kepada Penuntut Umum untuk membacakan dakwaan. Nanti setelah itu Saudara bisa [melakukan pembelaan]. Saudara harus tertib, nanti ada kesempatan untuk menyampaikan segala sesuatu, kita saling menghargai, tolong hargai kami, jangan dipotong dulu," papar hakim.
Hakim sempat meminta keluarga Lukas Enembe untuk memberikan pengertian. Namun, Enembe tetap melontarkan protes.
"Itu tipu-tipu," ujar Enembe.
Hakim kemudian kembali mengingatkan Lukas Enembe. Pembacaan dakwaan kembali dilanjutkan jaksa.
Ikuti tulisan menarik EWIL M. WOLOIN lainnya di sini.
