x

Ilustrasi Bullying

Iklan

Nathan Athallah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 22 Juni 2023

Sabtu, 24 Juni 2023 07:36 WIB

Maraknya Kasus Bullying di Lingkungan Pesantren dan Upaya Mengatasinya

beberapa cara mencegah pembullyan di lingkungan pesantren

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Maraknya Kasus Bullying Di Lingkungan Pesantren, Begini 5 Upaya Yang Dapat Di Lakukan Mengatasinya

oleh : nathan aqil athalah, mahasiswa ilmu politik universitas andalas

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pesantren adalah lembaga pendidikan agama yang memiliki peran penting dalam pembentukan karakter dan moral generasi muda. Namun, seperti halnya di berbagai lingkungan sosial lainnya, kasus bullying atau perundungan juga dapat terjadi di pesantren.

Kasus bullying di pesantren memiliki dampak yang serius pada korban, termasuk gangguan emosional, rendahnya rasa percaya diri, dan bahkan dapat memengaruhi performa akademik mereka. Oleh karena itu, penting bagi pesantren untuk mengatasi dan mencegah praktik bullying agar lingkungan belajar menjadi aman dan menyenangkan bagi semua santri.

Bullying merupakan tindakan agresif yang dilakukan dengan sengaja oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap individu yang lebih lemah secara fisik atau emosional. Di pesantren, bullying dapat terjadi dalam berbagai bentuk, bisa berupa fisik maupun non fisik.

Bullying fisik bisa meliputi pukulan, tendangan, atau perlakuan kasar secara fisik terhadap korban. Sedangkan bullying non fisik meliputi penghinaan, ejekan, celaan, atau ancaman yang disampaikan melalui kata-kata.

Berikut langkah yang dapat di lakukan untuk mencegah terjadinya kasus bullying di lingkungan pesantren :

  1. Meningkatkan Kesadaran dan Pendidikan: Pesantren harus aktif dalam meningkatkan kesadaran akan bahaya dan konsekuensi dari tindakan bullying. Melalui pendidikan yang tepat, baik melalui ceramah, seminar, maupun kegiatan lainnya, pesantren dapat memberikan pemahaman yang mendalam tentang pentingnya menghormati dan menghargai sesama, serta mendorong santri untuk menjadi pribadi yang inklusif dan tidak mengintimidasi orang lain.
  2. Pembentukan Tim Konseling: Pesantren perlu membentuk tim konseling yang terdiri dari para ahli psikologi atau konselor yang berpengalaman. Tim ini bertugas memberikan pendampingan dan konseling kepada santri yang menjadi korban bullying, serta memberikan pemahaman dan bimbingan kepada pelaku bullying. Tim konseling juga dapat membantu mengidentifikasi faktor-faktor pemicu bullying dan merancang program intervensi yang tepat.

Kesimpulannya adalah pencegahan kasus bullying di lingkungan pesantren adalah tanggung jawab bersama pesantren, pengajar, pengurus, dan santri.

Ikuti tulisan menarik Nathan Athallah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu