x

Iklan

Yafet Ronaldies

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 9 Agustus 2022

Senin, 10 Juli 2023 19:35 WIB

Luh Punya Duit, Luh Punya Kuasa

Kali ini penulis coba menapis maksud dari perkataan mas gondrong terkait duit dan kuasa. Sebenarnya secara tersirat, memiliki makna yang dalam dan luas.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

     Terngiang-ngiang di benak penulis kalimat mas gondrong dalam poadcastnya," Pemikiranku ya, luh punya duit, luh punya kuasa. Tapi buat guah enggak. Ibaratnya guah gak bermateri, lawan orang yang bermateri. Bisa jadi guah menang, soal pemikiran.” Pembicaraan ini kian viral, sampai-sampai beberapa artis memparodikan kata-kata dari mas gondrong tersebut.
     

Mau di bilang lucu, yaaah ini lucu. Ini menjadi salah satu humor dari penulis, apalgi kalau videonya di ulang-ulang terus, akan menggelitik perut penulis. Bahkan video potongan mas gondrong viral ke mana-mana. Muka dari mas gondrong, kini menjadi icon baru dan bahkan menjadi meme bahkan stiker WhatsApp. Pokoknya mas gondrong menjadi pembeda dari kaum golongan gondrong lainnya.

Akan tetapi asal kalian tau, pernyataan mas gondrong tersebut, sebenarnya punya makna yang tersirat. Butuh meditasi tingkat tinggi, agar penulis bisa memahami maksud yang di sampaikan oleh mas gondrong. Jadi begini, maksudnya mas gondrong itu ialah jikalau orang mempunya uang yang banyak, orang tersebut punya kuasa, bebas melakukan apa saja, karena mempunyai uang yang banyak. Kalau kata Aristoteles, orang-orang seperti ini sering disebut oligarki. Lebih luas Aristoteles menguraikan arti dari oligarki, seperti kekuatan kekuasaan yang di kuasai oleh beberapa orang atau segelintiran orang yang elitis serta masuk dalam golongan kaum-kaum terkaya. Bahkan sama sekali tidak mempedulikan kepetingan masyarakat luas.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lebih komperhensif lagi ketika penulis Jeffrey A. Winters yang bukuny  berjudul “Oligarki”. Dia menjelaskan lebih detail bahkan lebih dalam, karena buku Jeffrey di dukung dan telah di lakukan beberapa riset ke lapangan langsung. Bahkan beliau sempat melakukan penelitian di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Jeffrey membagi empat ciri utama dari oligarki tersebut, pertama kadar keterlibatan langsung dalam melakukan pemaksaan yang menyokong klaim atau hak milik atas harta dan kekayaan, keterlibatan oligarki dalam kekuasaan atau pemerintahan, sifat keterlibatan dalam pemaksaan dan kekuasaan itu terpecah atau kolektif, dan terakhir apakah oligarki bersifat liar atau jinak (di mana penjinakan oleh pihak luar lebih umum serta lebih stabil daripada penjinakan diri sendiri). 

Hal ini yang kadang membuat para oligarki (punya duit banyak), selalu mempunyai motivasi politik yang relevan dan sifatnya defensif serta eksistensial. Setelah mencapai puncak menjadi oligarki, tujuan prioritas mereka para oligarki ialah mengamankan, memelihara dan mengembangbiakkan kekayaannya serta kekuasaan yang banyak terhadap segala bentuk ancaman dari lawan-lawan politiknya bahkan lawan sesama oligarkinya. Hal ini, bakalan menambah hasrat oligarki dalam menambah harta kekayaan dan memperluas kekuasaannya secara masif, dengan masuk dan bertarung dalam perpolitikkan di suatu wilayah atau negaranya.

Biasanya eskalasi oligarki dengan kekuasaan itu memang tidak bisa dipisahkan. Oleh sebab itu biasanya di mana ada ketidaksetaraan harta, maka pastilah ada juga ketidaksetaraan kekuasaan, dan ketika ketidaksetaraan kekuasaan tidak memadai, maka kemakmuran menjadi bayang-bayang halusinasi saja. Inilah maksud dari mas gondrong, banyak makna tersirat, akan tetapi penulis hanya mampu menafsirkannya sampai disini aja. Kemudian maksud dari kalimat mas gondrong, “ibaratnya guah gak bermateri, lawan orang yang bermateri. Bisa jadi guah menang, soal pemikiran”. Mas Gondrong mau menyampaikan kalau dia unggul dan menang atas pemikiran dari para mereka-mereka yang bermateri banyak alias punya uang banyak. Mas gondrong juga tidak mau kalah dengan pola pikir, konsep, intelektual. Walau mas gondrong katanya gak bermateri. Tapi kalau soal pemikiran mas gondrong boleh di adu.

 

 

Ikuti tulisan menarik Yafet Ronaldies lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler