Fantasialand

Selasa, 18 Juli 2023 07:55 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Cerita pendek ini terasa seperti tendangan lucu yang memprovokasi kita untuk melihat dunia dengan mata yang lebih kritis dan cerdas.

Di sebuah kota bernama Fantasialand, terdapat sebuah tempat hiburan yang menggambarkan dunia impian serta imajinasi yang tak terbatas. Di Fantasialand, segalanya tampak sempurna, bahagia, dan penuh keajaiban. Namun, di balik kemegahan serta keindahan itu, tersembunyi satire yang menggugah pemikiran kita.

Pertama, ada Kafe Nonsens, tempat di mana pelayan-pelayan mengenakan topeng tersenyum di sepanjang waktu, sambil menghadirkan hidangan-hidangan aneh yang tidak masuk akal. Pelanggan duduk dengan tampang bingung, mencoba memahami makna di balik makanan yang mereka makan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kemudian, ada Taman Kemarahan, sebuah wahana berputar yang memicu emosi marah yang tak terkendali pada pengunjungnya. Mereka berteriak serta meluapkan amarah mereka, seolah-olah kemarahan adalah sensasi yang menyenangkan dan harus dihargai.

Tak jauh dari situ, ada Teater Terbalik, tempat di mana pemeran-pemeran menggambarkan kisah cinta tragis dengan cara yang benar-benar terbalik. Pemeran perempuan memainkan peran jahat, sementara pemeran laki-laki terlihat lemah dan bergantung pada perempuan. Pertunjukan ini bertujuan menggambarkan bagaimana stereotip gender dapat membingungkan perasaan kita.

Lalu, ada juga Pusat Perbelanjaan Tanpa Harga, di mana orang-orang dapat berbelanja sepuasnya tanpa harus membayar. Barang-barang mewah dan mahal tersedia secara gratis. Namun, saat mereka mencoba meninggalkan toko, alarm berbunyi dan mereka dipaksa kembali ke dalam, dihadapkan pada tumpukan hutang yang tak terbayar. Ironisnya, orang-orang yang haus dengan memiliki barang-barang ini tanpa memikirkan konsekuensinya.

Tentu saja, tak ada yang lebih menarik daripada Dunia Pembohong, di mana segala sesuatu adalah palsu dan tak terpercaya. Pengunjung masuk ke dalam di mana kebohongan dianggap benar, dan kebenaran dianggap sebagai kebohongan. Semua informasi yang mereka terima diputarbalikkan, dan masyarakat terus diisukan dengan berita palsu, atau hoaks serta propaganda.

Fantasialand menunjukkan refleksi kehidupan nyata yang diputarbalikkan menjadi sebuah satire. Di balik kemewahan dan pesonanya, kita dihadapkan pada keanehan, ketidaklogisan, serta ketidakkonsistenan. Setiap wahana dan tempat di sana menyindir dan menggugah pemikiran kita tentang dunia yang kita tinggali.

Di tengah tawa dan keheranan, Fantasialand mengajak kita untuk merenung. Mungkin, dibalik ilusi yang diciptakan oleh Fantasialand, kita juga bisa menemukan satire dalam kehidupan nyata kita sendiri. 

Apakah kita sedang terperangkap dalam kebohongan dan manipulasi? Apakah kita tenggelam dalam konsumerisme dan materialisme yang tak terkendali? Pertanyaan-pertanyaan ini terasa seperti tendangan lucu yang memprovokasi kita untuk melihat dunia dengan mata yang lebih kritis dan juga cerdas.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Puspo Lolailik Suprapto

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Birokratika

Selasa, 1 Agustus 2023 20:12 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler