x

Ilustrasi anak-anak menunggu berbuka puasa di Jakarta, Selasa 14 April 2020. TEMPO/Subekti.

Iklan

Muhammad Rizal Firdaus

Content Writer
Bergabung Sejak: 7 April 2023

Sabtu, 29 Juli 2023 10:08 WIB

Asal-usul Puasa di Nusantara, Gus Muwafiq Sebut ada 6 Jenis

Di Nusantara telah dikenal puasa sebelum Islam datang ke Indonesia. Istilah puasa sudah dikenal masyarakat Indonesia sebelum masuknya Islam di Indonesia, puasa berasal dari bahasa Jawa kuno, upawasa dan pasa.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ibadah puasa adalah syariat yang wajib dilakukan oleh umat muslim. Namun, puasa tidak hanya menjadi syariat Islam. Di Nusantara juga telah dikenal puasa sebelum Islam datang ke Indonesia yang dibawa oleh para penyebar Islam Walisongo.

Masyarakat Jawa kuno sejak dulu telah mengenal puasa yang hakikatnya tidak jauh berbeda dengan puasa yang dilakukan umat muslim sekarang. Puasa artinya adalah menahan diri dengan tidak makan, minum, dan menahan hawa nafsu.

Tradisi puasa yang ada di Nusantara pun pun beragam, yakni dengan berbagai tujuan juga dengan cara berpuasa yang terbilang unik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kata puasa berasal dari bahasa Jawa kuno, yakni ‘upawasa’ atau ‘pasa’ yang artinya belenggu, rantai, atau diikat, atau juga bisa diartikan sebagai menahan hawa nafsu.

Menurut Gus Muwafiq, masyarakat Jawa jaman dulu berpuasa memiliki tujuan yang berbeda-beda, diantaranya untuk kesaktian, kedigdayaan, dan untuk kekuasaan atau ingin jadi pemimpin.

Namun, ada juga tujuan dari dilakukannya puasa jika ditinjau dari sisi filosofis, Gus Muwafiq menyebut setidaknya terdapat enam jenis puasa yang banyak dilakukan masyarakat jawa jaman dulu.

Diantaranya Puasa Ngidang, Puasa Ngrowot, Puasa Patigeni, Puasa Ngalong, Puasa Mbisu Ngedan. Selain enam macam tersebut sebenarnya juga masih ada jenis puasa lainnya.

Namun, Gus Muwafiq hanya menjelaskan enam macam puasa yang dilakukan masyarakat jawa jaman dahulu tersebut.

Berikut ini enem puasa yang dilakukan masyarakat jawa jaman dulu, beserta penjelasan singkatnya.

  1. Puasa Ngidang

Puasa ngidang adalah puasa yang dilakukan hanya dengan memakan dedaunan, sayuran,  atau pucuk daun.

  1. Puasa Ngrowot

Puasa ngrowot adalah puasa yang dilakukan dengan cara hanya memakan umbi-umbian yang ada di bawah tanah atau dalam istilah jawanya polo pendem.

  1. Puasa Patigeni

Jenis puasa yang ketiga adalah puasa pati geni, puasa ini sangat sulit dilakukan, pasalnya puasa ini dilakukan dengan cara berdiam diri di suatu tempat tanpa terkena sinar matahari dan sinar lampu dalam beberapa waktu.

  1. Puasa Ngalong

Puasa ngalong adalah puasa yang dilakukan dengan cara bergelantungan di sebuah pohon dalam posisi terbalik seperti kelelawar.

  1. Puasa Mbisu

Puasa mbisu adalah puasa yang dilakukan dengan berdiam diri dan dilarang untuk berbicara apapun.

  1. Puasa Ngedan

Jenis puasa kejawen yang keenam adalah puasa ngedan, puasa ngedan adalah puasa yang dilakukan dengan cara menyusuri jalan dengan cara berjalan kaki.

Itulah enam macam puasa dalam tradisi kejawen, selain banyak dilakukan pada zaman dahulu dengan tujuan tertentu, hingga kini tidak sedikit masyarakat jawa yang melakukan salah satu dari puasa tersebut dengan tujuan tertentu.

<--more-->

Keberadaan enam jenis puasa tersebut tidaklah lahir dalam ruang hampa, menurut Gus Muwafiq, sebelum Islam masuk ke Pulau Jawa terdapat tradisi puasa sudah dikenal di Pulau Jawa. Terdapat dua ajaran yang diajarkan oleh salah satu aliran yang menjadi penguasa pulau jawa waktu itu.

Aliran tersebut adalah bhairawa tantra, aliran ini mempunyai dua ajaran kepada pengikutnya, yang pertama adalah ajaran menahan hawa nafsu atau yang disebut dengan  upawasa atau pasa, dan yang kedua adalah mengumbar hawa nafsu.

Dalam perjalanannya ajaran mengumbar hawa nafsu lebih banyak diikuti oleh pengikutnya hal ini membuat salah seorang ulama dari Persia dipanggil untuk meruqyah pulau jawa.

Aliran ini memiliki kekuatan gaib yang dahsyat, aliran tersebut adalah aliran bhairawa tantra, aliran ini mempunyai ajaran panca makara yaitu tradisi melakukan hubungan terlarang secara bebas, minum minuman keras, dan makan tubuh manusia.

Seseorang yang melakukan ajaran tersebut dipercaya akan bisa ngrogo sukmo, yakni sukma yang ada di dalam tubuh bisa keluar dan bisa dijadikan alat untuk mencapai berbagai tujuan, seperti mencelakakan orang, menjadikan orang suka, dan memperkaya diri.

Mengetahui adanya aliran yang terkenal kuat di pulau jawa, akhirnya Syekh Subakir ditunjuk untuk menumbali pulau jawa karena dirasa banyak dihuni makhluk gaib yang perkasa.

Setelah berhasil menumbali pulau jawa, syekh subakir dibantu oleh sunan bonang akhirnya memperbaiki ajaran dari aliran bhairawa tantra yang ada di pulau jawa dan menyebarkan agama Islam ke pelosok pulau Jawa yang hingga kini bisa kita rasakan.

Itulah pembahasan mengenai asal-usul puasa yang ada di Nusantara, menurut Gus Muwafiq salah satu ulama kenamaan yang berasal dari Yogyakarta tersebut.

Ikuti tulisan menarik Muhammad Rizal Firdaus lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu