Dalam pusaran gramatikal
sudah tidak presisi sebab puebi
digeser henti oleh pemilik diksi
bergelar oposisi, tragedi yang ironi.
Hilang pekerjaan
hilang jati dirinya
hilang juga penganutnya
Berdiri manunggal satu kaidah
mutlak dalam anomali tanpa jeda
tak kunjung reda sebab mata air
di gunung tua menjelma
seorang dewata
Kami melata.
Remaja sedang jatuh cinta
dihiasi bunga-bunga di dada
menyapa kuntum mawar
melepas janji alegori dari khuldi
yang menjelma sukma hendak
berangkat menembus cakrawala.
Seorang penyair dengan sebatang
rokok mengepul asap
metropolis menunggu senja berpijar
di malam natal saat
sinterklas bagikan kado indah,
"Selamat Jalan"
Sudah itu saja.
(2022)
Ikuti tulisan menarik Gilang Ramadhan lainnya di sini.