x

Wajah Plastik, Kreasi Seni Berbahan Limbah Plastik Gagasan Made Agus Janardana (sumber: detik)

Iklan

Dewi puspa

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Jumat, 1 September 2023 14:16 WIB

Wajah Plastik, Kreasi Seni Berbahan Limbah Plastik Gagasan Made Agus Janardana

Tak mudah membuat lukisan-lukisan tersebut. Made Agus Janardana membuatnya dengan sungguh-sungguh sehingga setiap lukisan yang dihasilkannya menuai decak kagum. Ia melakukan itu untuk menyelamatkan lingkungan dengan meminimalkan limbah plastik.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Akrab dengan julukan Bapak Made Oplas, ia menyulap limbah plastik menjadi lukisan apik bergaya pop art. Tak mudah membuat lukisan-lukisan tersebut, namun Made Agus Janardana membuatnya dengan sungguh-sungguh sehingga setiap lukisan yang dihasilkannya menuai decak kagum. Namun, tujuan utama dari pembuatan lukisan tersebut untuk untuk mendapatkan uang, melainkan untuk menyelamatkan lingkungan dengan meminimalkan limbah plastik. 

Di tangan mereka yang kreatif, sampah plastik memang bisa diolah menjadi berbagai produk yang menarik dan memiliki nilai ekonomis. Sampah plastik bisa diolah menjadi aneka cenderamata, bunga imitasi, wadah celengan, hingga aneka tas yang indah. Namun limbah plastik di Indonesia begitu banyaknya, sehingga perlu banyak orang yang harus diedukasi untuk melakukan 4R, recycle (mendaur ulang), reuse (menggunakan kembali), reduce (mengurangi), dan replace (menggantikannya).  

Salah satu cara untuk mengedukasi pengolahan limbah plastik dicontohkan oleh Made Agus Janardana dengan menggunakannya sebagai bahan untuk membuat sebuah lukisan yang menarik. Guru SMA Negeri 2 Tejakula ini memanfaatkannya untuk membuat dua jenis lukisan, yaitu lukisan yang bersifat tematik dan lukisan portrait wajah seseorang. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pembuatan lukisan pop art inovatif berbahan sampah plastik ini didasari atas kegelisahan Made Agus Janardana atas banyaknya limbah plastik di daerah tempat tinggalnya, Sampah kantong plastik tak laku dijual. Sampah-sampah jenis ini susah sekali diurai. Andaikata didaur ulang juga baru sekian persen dari jumlah sampah yang beredar. Sampah-sampah ini bisa masuk ke perairan, mengotori lingkungan, dan bisa menganggu ekosistem daratan dan perairan. Untuk itulah, ia berupaya membantu dengan cara yang dikuasainya, yaitu dengan melukis. 

Tinggal di Buleleng, Bali, yang dikenal sebagai daerah yang melahirkan banyak seniman, ia juga memiliki darah seni. Ia juga seorang desainer grafis. Maka dengan desain-desain buatannya, ia pun membuat lukisan-lukisan dengan bahan plastik. Sampah plastik tersebut dipotong-potong lalu ditempelkan dengan hati-hati di desain yang telah dibuatnya. 

Tak mudah membuat lukisan pop art dari bahan potongan plastik. Potongan plastik tersebut dikelompokkan dulu sesuai warna, baru kemudian ditempelkan ke lukisan. Komposisi warna, ukuran, gradasi, semua diperhatikannya. Berbekal kesabaran dan ketekunan, maka satu lukisan bisa memerlukan warna lima jam hingga lebih bergantung pada tingkat kompleksitasnya. 

Baginya melukis adalah hobi. Alhasil dengan hobi ini ia bisa membantu untuk mengurangi limbah sampah plastik di daerahnya. Lukisan-lukisan tersebut dijualnya, namun sebagian dari hasil penjualan ia sumbangkan ke para lansia yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Hal ini dilakukannya karena memang membuat lukisan dari limbah plastik ini bukan semata-mata untuk tujuan ekonomi, namun demi kelestarian lingkungan.

Kemampuannya membuat lukisan dari bahan plastik ini ia tularkan ke anak didiknya. Siswa-siswi diajarkannya untuk mengumpulkan sampah, membuat desain dengan aplikasi desain grafis di komputer, lalu membuat pola dan menempelkannya. Alhasil banyak murid yang bisa membuat lukisan wajah plastik. 

Tak sedikit siswa-siswi dari sekolah lainnya yang tertarik untuk belajar. Bapak Made Oplas  pun laris diundang menjadi narasumber dan pengajar workshop membuat lukisan wajah plastik. Melihat antusiasme siswa-siswi, ia merasa senang dan berharap pesan untuk mencintai lingkungan bisa diserap oleh para murid tersebut. 

Di antara lukisan-lukisan yang dibuatnya tak sedikit yang memberikan edukasi tentang cinta lingkungan. Berkat upayanya mengurangi limbah plastik menjadi lukisan menarik, ia mendapatkan penghargaan dari PT Astra Indonesia berupa Satu Indonesia Awards. Selamat Pak Made Agus Janardana. 

Ikuti tulisan menarik Dewi puspa lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

12 jam lalu

Terpopuler