Pentingnya Figur Ayah bagi Anak Perempuan

Jumat, 22 September 2023 18:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Indonesia adalah negara fatherless ketiga di dunia. Banyak anak --khususnya perempuan-- yang mempunyai sosok ayah secara fisik, namun tidak mendapatkan peran ayah psikologis. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan si anak, sang ayah tak hadir. Di Indonesia, salah satu penyebab hal ini adalah kentalnya budaya patriarki. Tradisi ini membuat ibu berperan dalam mengasuh anak dan mengurus rumah tangga.

Fenomena fatherless sudah tidak asing lagi untuk didengar dan diperbincangkan saat ini. Konsep ketidak adaannya seorang ayah dalam proses mengasuh anak sudah menjadi permasalahan yang banyak diperhatikan, khususnya dalam perkembangan anak perempuan. Fatherless adalah istilah yang bisa kita artikan sebagai gambaran tentang anak yang tumbuh tanpa adanya kehadiran ayah atau adanya ayah tapi tidak ada perannya. Hal ini dibuktikan dengan kedudukan Indonesia menjadi negara fatherless ketiga di dunia yang dikutip dari kompas.com.

Nyatanya banyak anak yang mempunyai sosok ayah secara fisik, namun tidak mendapatkan peran ayah psikologis. Sehingga banyak anak yang tumbuh tanpa peran ayah dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, khususnya perempuan. Jika di Indonesia, salah satu faktor yang mempengaruhi adalah budaya tradisional patriarki. Kebudayaan ini membuat ibu berperan dalam mengasuh anak dan mengurus rumah tangga.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara itu, ayah berperan mencari nafkah atau hal yang bersifat public. Sehingga, ayah jarang terlibat dalam pengasuhan anak, padahal pada kenyataannya mendidik anak adalah tugas kedua orang tua. Selain faktor kebudayaan, perceraian juga bisa menjadi faktor gagalnya ayah berperan dalam mengasuh anak. Serta beberapa pekerjaan yang menempatkan ayah bekerja jauh dari anak juga menjadi penghalang.

Tugas orang tua dalam mendidik anak tentunya memiliki porsi dan pengaruh masing-masing. Namun, hal tersebut harus dilakukan bersama-sama satu sama lain karena jika tidak mendapatkan salah satu peran orang tua, maka anak akan merasakan dampak saat pertumbuhan dan perkembangannya. Peran ayah dalam mengasuh memberikan kontribusi penting bagi anak perempuan karena pengalaman bersama ayah akan mempengaruhi pertumbuhan seorang anak tersebut.

Sepanjang sejarah, dari berbagai masyarakat dunia, laki-laki bertanggung jawab memberi makan istri dan anak-anaknya. Sedangkan perempuan akan lebih cenderung mengurus rumah, menyiapkan makanan secara teratur, dan membesarkan anak-anaknya (Duvall 1977). 

Padahal, tugas seorang ayah dalam keluarga bukan hanya sekedar mencari nafkah. Namun juga perlu dan ikut andil dalam mengasuh anak, memberikan kasih sayang, dan menjadi teladan bagi anak-anaknya. Hal tersebut berpengaruh terhadap pembentukan identitas bagi anak, khususnya perempuan. Beberapa peran ayah yang seharusmya didapatkan setiap anak perempuan adalah ayah berperan sebagai role model atau memberikan contoh perilaku yang positif dalam membangun rasa percaya diri dan harga diri seorang anak. Kemudian, memberikan dukungan secara emosional, membantu dalam pengembangan gender, pengambilan keputusan, dan pengembangan karakter.

Bagaimana jika ayah tidak ikut andil dalam mengasuh anak? Tentunya hal ini akan berdampak buruk terhadap perkembangan maupun pertumbuhan anak, baik emosional, sosial, dan psikologis. Contohnya anak-anak bisa kesulitan mengendalikan emosi, sulit membangun hubungan interpersonal yang positif, dan tidak memiliki rasa percaya diri yang baik. Oleh karena itu, ayah berperan penting dalam perkembangan jati diri seorang anak perempuan. 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Dona septiani putri

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler