x

Iklan

Ilham Pasawa

Penulis
Bergabung Sejak: 8 November 2021

Rabu, 18 Oktober 2023 08:16 WIB

Putusan Mahkamah Konstitusi dan Potensi Terbentuknya Dinasti Jokowi

Meskipun kinerja Presiden Jokowi patut diapresiasi, terutama dalam menangani pandemi Covid-19, pembangunan infrastruktur, dan menjaga stabilitas ekonomi di tengah resesi global, namun ua tak terhindar dari kritik dan kekhilafan. Aspek yang paling mencolok adalah praktik bagi-bagi kursi dan dugaan politik dinasti.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Belakangan ini, panggung politik Indonesia menjadi sorotan yang menarik namun juga menimbulkan kekhawatiran. Drama keluarga Jokowi menjadi pementasan yang mengundang decak kagum sekaligus kegelisahan di tengah analisis sosiologi dan ilmu politik. Sejarah politik tanah air mencatat permainan kekuasaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Meskipun kinerja Presiden Jokowi patut diapresiasi, terutama dalam menangani pandemi Covid-19, pembangunan infrastruktur, dan menjaga stabilitas ekonomi di tengah resesi global, namun tak terhindar dari kritik dan kekhilafan. Aspek yang paling mencolok adalah praktik "bagi-bagi kursi" dan dugaan politik dinasti.

Pasalnya, selama kepemimpinan Jokowi, kecenderungan mengangkat orang-orang terdekatnya untuk menduduki posisi strategis dalam pemerintahan menjadi perhatian utama. Meskipun bisa dianggap sebagai politik balas budi, namun penempatan posisi terkadang terlihat tanpa mempertimbangkan potensi kemampuan individu yang menduduki jabatan tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jokowi memasuki dunia politik sebagai walikota Solo, didukung oleh PDIP Perjuangan, dan kemudian diusung oleh PDIP dan Gerindra untuk Pilkada DKI 2012. Kemenangan di Pemilu 2014 membawanya menjadi Presiden RI. Uniknya, di periode kedua, Jokowi mengajak lawan politiknya untuk masuk ke dalam pemerintahan, menciptakan kolalisi yang menarik.

Gaya politik Jokowi yang penuh drama, terkenal dengan blusukan dan kesederhanaannya, menemui sorotan ketika putra bungsunya, Gibran, yang awalnya tidak berminat dalam politik, tiba-tiba merajut mimpi politik di Kota Solo. Keberhasilan Gibran menjadi Walikota Solo menimbulkan pertanyaan apakah ini kebetulan semata atau sebuah takdir politik yang tertulis dalam darah keluarga.

Tidak hanya Gibran, melainkan juga menantunya yang ikut terlibat dalam politik. Kritik bermunculan, mempertanyakan apakah kapabilitas seorang kepala daerah benar-benar sepadan dengan jabatan yang diemban, terutama ketika menantunya maju dalam Pilkada Medan dan berhasil terpilih sebagai walikota.

Intrik politik mencapai puncak saat adik perempuan Jokowi menikah dengan ketua Mahkamah Konstitusi. Hal ini menciptakan pertanyaan serius mengenai campur tangan politik dalam lembaga yudikatif, menambah lapisan misteri pada dinasti yang merambah ke keputusan pembentukan kerangka hukum negara.

Dramatisasi mencapai puncaknya ketika putra terakhir keluarga ini memimpin sebuah partai politik. Kaesang, yang baru beberapa hari terlibat dalam politik, tiba-tiba menjadi ketua umum partai, menimbulkan pertanyaan apakah ini langkah strategis atau titik balik dalam evolusi politik keluarga.

Pertanyaan mendasar mengenai dinasti politik muncul dari dua sudut pandang. Sosiologi, melalui lensa fungsionalisme, melihatnya sebagai bentuk keluarga yang menjaga kontinuitas kepemimpinan dalam masyarakat. Namun, kritik mengenai konsentrasi kekuasaan dan potensi otokrasi dalam pemerintahan keluarga menunjukkan pandangan yang berbeda.

Keputusan Mahkamah Konstitusi yang mengabulkan sebagian tuntutan terkait batas usia cawapres menambah kompleksitas situasi. Suara-suara meragu di politik, mempertanyakan apakah posisi-posisi tersebut diisi berdasarkan kapabilitas dan keberhasilan individu, ataukah hubungan keluarga yang menentukan peruntungan politik.

Epilog dramatis tercipta dari pertentangan politik, konflik kepentingan, dan tuntutan akan transparansi. Masyarakat mendambakan bukti bahwa politik bukanlah panggung sandiwara keluarga, melainkan panggung demokrasi yang jujur dan inklusif.

Ketika Jokowi dihadapkan pada pertanyaan mengenai keputusan Mahkamah Konstitusi, sikap mengalihkan dan enggan memberikan jawaban langsung menciptakan ketidakjelasan. Di ujung narasi politik yang penuh intrik, masyarakat menantikan kelanjutan dari drama dinasti Jokowi, bertanya-tanya apakah ini hanya kisah keluarga yang berjaya ataukah sudah saatnya mengakui dinasti politik yang sedang tumbuh.

Ikuti tulisan menarik Ilham Pasawa lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu