x

cover tahun 1962

Iklan

Meidy Maulidiya 11504

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Mei 2023

Sabtu, 21 Oktober 2023 14:14 WIB

Novel Pagar Kawat Berduri pada Masa Revolusi Karya Trisnojuwono

Novel pagar kawat berduri karya Trisnojuwono ini menceritakan tentang kisah revormasi pada saat itu ada dua orang pemuda bernama herman dan toto yang tertangkap oleh tentara belanda bersama dengan para pedagang saat berada di desa bedono, kemudian mereka dibawa kemarkas IVG ambarawa untuk melakukan pemeriksaan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Identitas Novel

 Nama Penulis: Trisnoyuwono

Tahun Terbit: 1962

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penerbit: PT. Dunia Pustaka Jaya

Jumlah halaman: 158 halaman

Pembahasan

Herman dan Toto adalah seorang pejuang republik indonesia yang mengemban tugas untuk mencari keterangan mengenai penyerbuan belanda ke markas besar tentara dijogja, saat mereka sedang melakukan pemeriksaan mereka mengaku sebagai pelajar yang akan menlanjutkan pembelajaran kesemarang, mereka di siksa dan di masukan ke kamp pagar kawat berduri  dibelakang penjara umum di salatiga oleh serdadu belanda kerena ada seorang serdadu yang mengetahui mereka sebagai pejuang republik indonesia.

Didalam kamp mereka bertemu dengan para tahanan yang berbeda latarbelakang mengapa mereka bisa berada di kamp tersebut, mereka juga bertemu parman kapten gerakan bawah tanah yang bernama kapten kresna yang menyamar sebagai parman, orang yang sejak lama mereka cari, parman terkenal dengan tampan, pintar dan bijak. Ia juga sering kali bermain catur bersama koenan yaitu kepala sel pagar kawat berduri.

Parman membuat rencana melarikan diri untuk herman dan toto mereka sering kali berunding untuk menjalankan recana melarikan diri tersebut, saat waktu yang mereka tentukan herman dan toto melarikan diri melewati tempat yang telah diarahkan oleh parman, sesaat terdengar bunyi tembakan membuat seisi sel gaduh sedangkan parman hanya terdiam pasrah.

Toto tewas tertembak oleh serdadu belanda sedangkan herman berhasil melarikan diri, sersan boy marah kepada keonan akibat kecorobohannya itulah membuat tahanan berani meralikan diri, parman yang ketahuan mendalangin hal tersebut mendapatkan hukuman mati dari kopral boy serdadu belanda,  Koenen kehilangan kepercayaan, kalut, pusing, dan tidak sanggup mengakhiri hidupnya dengan terdengar suara pistol dikamarnya, koenan bunuh diri. Sampailah tamat cerita novel ini

Gaya bahasa yang digunakan

Menggunakan kalimat tidak langsung, biasanya dalam novel terdapat tanda petik disetiap dialog tokohnya, namun dalam novel ini tidak menggunakan tanda petik. Novel ini beralur menanjak, yaitu konflik cerita berderap sampai klimaks dan  memiliki keterkaitan yang erat dengan unsur intrinsik dan ekstrinsik, antara lain: penokohan, setting, tema, dan latar belakang sosial budaya pengarang.

Kelebihan novel

Alur novel ini cukup menarik, Konfliknya yang sangat sederhana membuat para membaca mudah untuk memahami permasalah tahanan dengan para serdadu dan kehidupan mereka sendiri dan dijelaskan dengan sangat baik, dengan cara ini seolah-olah pembaca juga berperan dalam peristiwa tersebut.

Kekurangan novel

banyak bahasa atau kata yang sangat sulit di mengerti dan dipahami, selain itu juga banyak penggunaan kata yang salah atau kurang sesuai penempatan.

 Simpulan

kesimpulan dari novel ini  yaitu Perjuangan dan pengorbanan warga negara dalam mempertahankan kemerdekaan. Demi cintanya kepada tanah air, Herman, Toto, dan Parman, serta para pejuang yang lain rela kehilangan harta, benda bahkan nyawa.

Ikuti tulisan menarik Meidy Maulidiya 11504 lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 jam lalu

Terpopuler