x

Misteri Gunung Slamet

Iklan

Handoko Widagdo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Minggu, 29 Oktober 2023 19:25 WIB

Misteri Gunung Slamet

Kisah mengharukan bagaimana upaya survival tiga pendaki yang hilang di Gunung Slamet pada tahun 1985.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Judul: Misteri Gunung Slamet

Penulis: Alex Poedji Winarto

Tahun Terbit: 2023

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penerbit: Pohon Cahaya

Tebal: 264

ISBN: 978-602-4914-08-0

 

 

Misteri Gunung Slamet bukan buku tentang bagaimana naik gunung. Buku ini berisi tentang perenungan sejati tentang siapa sesungguhnya manusia. Sebuah kisah perjalanan menaklukkan kesombongan diri. Sebuah dialog antara manusia dan Tuhannya dalam situasi kemarahan, frustasi tapi tidak menyerah. Sebuah kisah tentang bagaimana mempertahankan hidup saat hanya semangat pantang menyerah yang dipunyainya. Sebuah kisah tentang bagaimana persahabatan dalam situasi kritis.

Sebelum melanjutkan membaca buku ini, saya menyempatkan untuk mencari informasi tentang peristiwa tersesatnya 3 pendaki dari IKIP Semarang di Gunung Slamet pada tahun 1985. Informasi yang saya dapat tersebut menjadi bekal bagi saya untuk menyerap apa yang ditulis oleh Alex Poedji Winarto dalam buku yang ditulisnya. Alex adalah survival dari kejadian tersebut. Sementara dua teman yang mendaki bersamanya, yaitu Iqbal Latief dan Gagah Pribadi meninggal di Gunung Slamet.

Pendakian yang merengut dua temannya di Gunung Slamet tersebut telah membuat trauma yang dalam bagi Alex. Itulah sebabnya ia baru menuliskan pengalamannya 29 tahun kemudian dan mengunggahnya bagi publik melalui media sosial setahun kemudian. Buku ini baru terbit 38 tahun setelah kejadian. Perlu waktu lama untuk menuangkan pengalaman traumatik tersebut melalui sebuah buku. Apalagi pengalamannya menghadapi tuduhan melakukan kanibalisme karena mayat sahabatnya tak ditemukan. Meski tuduhan tersebut tak terbukti setelah dilakukan uji feses. Dan tuduhan lain yang dialamatkan kepada Alex bahwa ia menumbalkan kedua kawannya demi menguasai ilmu hitam.

Alex Poedji Winarto akhirnya memutuskan untuk menuangkan pengalamannya dalam sebuah buku. Tentu buku ini bukan untuk membanggakan keberhasilannya menerobos hutan perawan Gunung Slamet sehingga dia menjadi satu-satunya pendaki yang selamat. Buku ini diterbitkannya adalah untuk mengenang dua sahabatnya. Buku ini juga diterbitkan sebagai peringatan kepada para pendaki gunung lainnya supaya tidak mengulangi kecerobohan yang dilakukannya bersama dua sahabatnya.

Alex, Iqbal dan Gagah mendaki Gunung Slamet pada tanggal 5 Januari 1985. Mereka mengawali pendakiannya dari Desa Bambangan. Mereka berencana untuk menggunakan rute standar pendakian Gunung Slamet. Sesampai di puncak, mereka diserang kabut tebal. Untuk menghindari frostbite, mereka memutuskan untuk turun ke Plawangan. Namun kabut tebal membuat ketiga pendaki ini tersesat. Sementara itu mereka tidak membawa perlengkapan mendaki yang memadai.

Setelah mencoba mencari jalur untuk turun dan gagal, mereka memutuskan untuk mengikuti jalur sungai supaya bisa sampai di kaki gunung. Dalam upaya turun inilah Iqbal dan Gagah meninggal. Sedangkan Alex berhasil mencapai sebuah desa di kaki Gunung Slamet.

Buku ini berkisah tentang bagaimana persahabatan ketiga pendaki ini saat berupaya turun dari Puncak Gunung Slamet. Alex mengisahkan perjuangan turun dari puncak, menerabas hutan rimba mengikuti alur sungai dan bertemu dengan anjing dan macan.

Kisah tentang bagaimana mereka mengambil keputusan bersama, Kisah tentang Iqbal yang mencoba menolong Alex yang terperosok, sampai Iqbal matanya terluka karena terkena pecahan kacamata yang dikenakannya, kisah tentang Gagah yang memilih untuk balik menuju jenazah Iqbal saat diberi tahu bahwa Iqbal telah meninggal adalah dua kisah yang sangat mengharukan. Kisah kesetiaan dua sahabatnya ini sungguh memukul Alex yang merasa bahwa dirinya adalah seorang pecundang.

Alex tidak hanya menceritakan pengalaman nyata, tetapi juga pengalaman-pengalaman di luar nalar yang dihadapinya. Alex menceritakan bagaimana ia melihat dua bangunan cungkup di awal pendakian. Ia mengisahkan bagaimana ia tidak bisa mengingat tentang bagaimana ia menuruni punggung sungai yang tinggi, terjal dan licin saat mencari jalan pulang. Tiba-tiba ia sudah berada di dasar sungai tanpa tahu bagaimana dia turun. Apakah ia terperosok dari bukit sampai dasar sungai, selamat tetapi pingsan? Atau ada kekuatan ghaib yang membawanya ke bawah? Alex tak bisa menjelaskan pengalamannya yang tak masuk akal tersebut.

Alex juga mengisahkan bagaimana ia masuk ke sebuah desa jin. Ia berinteraksi dengan masyarakat jin yang menghuni Gunung Slamet. Apakah ini pengalaman nyata atau sebuah halusinasi? Tentang hal ini ia juga tak bisa menjelaskan. Namun ia menyaksikan bahwa pengalamannya tersebut adalah sungguh nyata. Belum lagi pengalaman para anggota SAR yang menyaksikan mayat Iqbal dan mayat Gagah dibawa lari oleh sosok tinggi besar, sehingga mayat keduanya tak pernah ditemukan.

Selain mengisahkan tentang perjuangan Alex dan dua sahabatnya selama 14 hari tersesat di Gunung Slamet, buku ini juga kaya dengan tips bagaimana bisa bertahan di gunung dan hutan rimba. Alex mengisahkan bagaimana ia bisa bertahan dengan makan berbagai bagian dari tumbuhan. Ia juga menjelaskan jenis-jenis tumbuhan yang aman dan tidak aman untuk dimakan.

Alex menjelaskan bagaimana melakukan sugesti diri saat berhadapan dengan binatang buas di hutan. Juga tentang bagaimana menggunakan bagian tubuh selain kaki dan tangan untuk memanjat dan menuruni sebuah lereng. Pengetahuan yang didapatnya dari Gunung Slamet ini bahkan dilatihkannya kepada para pendaki setelahnya.

Pengetahuan tentang bagaimana bertahan hidup di gunung dan rimba raya tersebut tentu sangat bermanfaat bagi para pecinta alam lainnya. Mendaki gunung bukanlah sebuah kegiatan untuk bersenang-senang. Mendaki gunung bukan untuk mengumbar kesombongan. Mendaki gunung harus dipersiapkan dengan sangat baik. Jika ragu, lebih baik membatalkan kegiatan yang penuh bahaya ini. 794

 

Ikuti tulisan menarik Handoko Widagdo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

13 jam lalu

Terpopuler