x

Iklan

Difa Aprilia

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 14 April 2022

Senin, 30 Oktober 2023 10:24 WIB

Pekan Kebudayaan Nasional 2023 di UIN Jakarta sebagai Ruang Apresiasi dan Ekspresi Sastra


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pekan Kebudayaan Nasional atau sering kita kenal dengan singkatan PKN merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Pameran Pekan Kebudayaan Nasional 2023 ini menyajikan 40 Titik Ruang Tamu dengan bertema Kekayaan Kebudayaan Tanah Air. 40 Titik Ruang Tamu Pekan Kebudayaan Nasional 2023 tersebar di Jakarta, Bogor, Bekasi, Tangerang, dan Kepulauan Seribu. Pekan Kebudayaan Nasional sebagai platform untuk menghidupkan dan mempromosikan sastra Indonesia, serta menjalin ikatan budaya yang kuat antara generasi yang berbeda dan lapisan masyarakat yang beragam. Pekan Kebudayaan Nasional dapat menjadi usaha untuk merawat kebudayaan Indonesia, di mana kebudayaan ini harus dirawat oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Pada kesempatan ini, program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berkesempatan untuk menjadi salah satu dari 40 Titik Ruang Tamu Pekan Kebudayaan Nasional 2023.  Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk menjadi salah satu Titik Ruang Tamu Pekan Kebudayaan Nasional 2023. Acara tersebut, berlangsung dari 20-28 Oktober 2023 dengan mengusung tema “Resonansi Budaya Islam: Dari Ciputat untuk Dunia”.

Terdapat berbagai rangkaian acara yang memeriahkan acara ini, yaitu peluncuran Pojok Baca Danarto, semakan puisi, pilar ekspresi, apresiasi karya Danarto, pelatihan menulis dan membaca puisi, pentas seni, tribute serta penghargaan untuk budayawan muslim Ciputat. Rangkaian acara Pekan Kebudayaan Nasional di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, di antara: Hari pertama (semakan puisi); Hari kedua (Selametan Taman Bacaan Danarto); Hari ketiga (Pentas Seni alumni dan Dosen); Hari keempat (Worskhop Penulisan dan Pembacaan Puisi); Hari kelima (Bedah Buku “Surat Jibril” Karya Maftuhah Jakfar); Hari keenam (Workshop Stand Up Comedy “Merinci Pengalaman Spiritual dan Refleksi dengan Humor” dan Diskusi Resonansi Budaya Islam dalam Sastra dan Seni Rupa); Hari keenam (Semakan Puisi); Hari kedelapan (Semakan Puisi); Hari kesembilan (Tribute: Budayawan Muslim Ciputat). 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

            Rangkaian acara tersebut dapat menjadi wadah untuk para mahasiswa khususnya mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai wadah untuk berekspresi dan mengapresiasi sastra. Di mana dalam acara ini, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berkesempatan untuk menampilkan berbagai pertunjukan seperti dramatisasi puisi atau cerita pendek, bermolonog, berpuisi, membawakan tarian serta pertunjukan yang lainnya sebagai bentuk ekspresi terhadap sastra. Selain sebagai wadah untuk berekspesi, dalam Pekan Kebudayaan Nasional di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini dapat menjadi wadah dalam mengapresiasi sastra. Dengan memeriahkan dan menghadiri Pekan Kebudayaan Nasional ini merupakan salah satu hal kecil dalam mengapresiasi sastra.

            Berbagai jenis penampilan sastra dengan berbagai asal daerah ditampilkan dalam Acara ini. Di antaranya penampilan puisi “Sajak Orang Lapar” karya WS Rendra yang ditampilkan oleh salah satu mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.  Dalam puisi ini Rendra seperti membawa kita untuk melihat bagaimana kehidupan orang-orang kelas bawah yang hidup kelaparan, serta bagaimana malangnya hidup orang-orang di jalanan itu, pengemis yang kelaparan. Selain itu, terdapat penampilan tarian, salah satunya tarian Pasambahan yang dibawakan oleh perwakilan kelas 5A Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tarian ini berasal dari Minangkabau dan biasanya tarian ini dibawakan dalam acara penyambutan tamu dan sebagai ucapan selamat datang dan ungkapan rasa hormat kepada tamu kehormatan. Penampilan yang tidak kalah keren nya, dibawakan oleh perwakilan kelas 5B Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang membawakan sebuah dramatisasi cerita pendek yang berjudul “Umi Kalsum” karya Djamil Suherman.

            Pada acara puncak Tribute: Budayawan Muslim Ciputat, program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia menghadirkan seorang sastrawan kebanggaan Indonesia yaitu Putu Wijaya. Dalam acara ini pak Putu Wijaya membawakan sebuah monolog berjudul “Kemerdekaan”. Selain itu, diberikan pula penghargaan terdapat sastrawan kepada bapak Djamal d. Rahman.

            Salah satu aspek yang sangat penting dalam Pekan Kebudayaan Nasional adalah peran yang dimainkan oleh sastra sebagai media ekspresi dan apresiasi budaya. Pekan Kebudayaan Nasional ini bukan sekadar tentang merayakan atau memeriahkan, tetapi juga tentang mengapresiasi, mengekspresikan, dan menganalisis sastra sebagai bagian integral dari kekayaan budaya bangsa.

            Apresiasi sastra adalah kemampuan untuk memahami, menilai, dan menghargai karya sastra. Apresiasi sastra melibatkan pemahaman mendalam tentang unsur-unsur sastra seperti tema, karakter, plot, gaya penulisan, dan pesan yang ingin disampaikan penulis atau pengarang dalam sebuah karya sastra. Apresiasi sastra memungkinkan pembaca atau penikmat sastra untuk mengidentifikasi makna tersembunyi, simbolisme, dan konteks budaya yang ada dalam sebuah karya.

            Sedangkan ekspresi sastra adalah kemampuan untuk mengungkapkan pemikiran, emosi, atau ide melalui tulisan atau karya sastra yang kita hasilkan. Ekspresi sastra dapat berupa puisi, cerita pendek, esai, atau bentuk sastra lainnya. Ketika kita mengekspresikan diri melalui sastra, kita menggunakan kata-kata dan bahasa untuk mengomunikasikan ide-ide dan perasaan kita. Ekspresi sastra adalah cara untuk memanifestasikan pemahaman dan apresiasi terhadap sastra dalam bentuk karya pribadi.

Berbagai macam jenis karya sastra serta keberagaman daerah yang ditampilkan dalam Pekan Kebudayaan Nasional 2023. Dengan berekspresi dan mengapresiasi sastra yang berbeda jenis dan asal daerahnya, dapat membantu pemahaman kita dalam mengidentifikasi persamaan, perbedaan, dan hubungan antara karya satu dengan karya sastra lainnya. Hal ini memungkinkan kita untuk mengeksplorasi tema-tema yang muncul dalam berbagai karya sastra, membandingkan cara penulis mengungkapkan ide-ide mereka, dan mengenali pengaruh sastra dari masa lalu pada karya-karya masa kini.

            Ketika seorang belajar untuk mengapresiasi sastra dengan sangan mendalam, pemahaman dan interpretasi mereka tentang karya sastra menjadi lebih kaya. Selanjutnya, pemahaman yang lebih baik akan membantu seseorang dalam mengekspresikan diri melalui sastra dengan lebih baik, karena mereka dapat menangkap nuansa dan makna dalam karya mereka sendiri. Dalam hal ini, sastra bandingan membantu dalam membandingkan dan mengkontraskan berbagai karya sastra, memperdalam pemahaman dan apresiasi kita terhadap dunia sastra secara keseluruhan.

            Pekan Kebudayaan Nasional yang dilaksanakan oleh program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berjalan dengan lancar dan meriah. Seluruh dosen dan mahasiswa khususnya program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia sangat mengharapkan untuk menjadi salah satu Titik Ruang Tamu dalam Pekan Kebudayaan Nasional ini. Hal ini karena, Pekan Kebudayaan Nasional ini dapat menjadi wadah untuk para dosen ataupun mahasiswa untuk dapat merawat menghidupkan, mempromosikan dan merawat sastra Indonesia. Selain juga, acara ini dapat menjadi wadah untuk menambah pengetahuan dan mengeksplorasi wawasan kita terhadap sastra Indonesia serta wadah untuk berekspresi dan mengapresiasi sastra Indonesia.

Ikuti tulisan menarik Difa Aprilia lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu