x

Iklan

Berliana Ananda Putri

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 10 April 2022

Senin, 30 Oktober 2023 12:37 WIB

Perbandingan Teks Puisi “Doa" karya Taufiq Ismail dengan Puisi "Surat Jibril III" karya Maftuhah Jakfar pada Pekan Kebudayaan Nasional 2023

Ruang Tamu Pekan Kebudayaan Nasional 2023 akan diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang akan berkolaborasi dengan Kemendikbudristek.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pekan Kebudayaan Nasional atau yang biasa disebut dengan PKN adalah agenda tahunan yang diadakan oleh Kemendikbudristek dalam rangka mewujudkan implementasi kebudayaan dengan cara memberikan ruang bagi keberagaman ekspresi budaya, serta mendorong interaksi budaya untuk memperkuat keberagaman budaya yang inklusif.

Ruang Tamu Pekan Kebudayaan Nasional 2023 sendiri akan diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang akan berkolaborasi dengan Kemendikbudristek selama satu pekan, yaitu mulai tanggal 20-28 Oktober 2023 di FITK UIN Jakarta. Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sendiri merupakan salah satu titik penyelenggara Ruang Tamu Pekan Kebudayaan Nasional dari 40 titik yang ada di Indonesia. Tema yang akan dipakai dalam Ruang Tamu Pekan Kebudayaan Nasional 2023 X Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Jakarta adalah Merawat Bumi, Merawat Kebudayaan, Kebudayaan Milik Semua “Resonansi Budaya Islam: Dari Ciputat untuk Dunia” dengan maksud ingin menghadirkan semangat kebudayaan yang dibalut dalam serangkaian kegiatan sebagai wadah dari berbagai aspek lingkungan, seperti pegiat budaya hingga masyarakat.

Tahun ini Pekan Kebudayaan Nasional memiliki konsep yang menarik, yaitu “Ruang Tamu”. Pada Ruang Tamu Pekan Kebudayaan Nasional, seluruh dosen, mahasiswa FITK, serta masyarakat sekitar diajak untuk terlibat dalam apresiasi kebudayaan Islam di kampus Ciputat yang dibentuk dalam beberapa acara, seperti semakan puisi, slametan pojok bacaan Danarto, pameran karya lukis seniman Ciputat, workshop: pelatihan menulis dan membaca puisi, bedah buku “Surat Jibril”, workshop: stand up comedy, diskusi karya lukis Islam, bazar Tarbiyah, panggung ekspresi, dan Tribute untuk budayawan muslim Ciputat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adapun acara di Ruang Tamu Pekan Kebudayaan Nasional yang akan kita bahas adalah Panggung Ekspresi. Dalam Panggung Ekspresi terdapat banyak sekali penampilan yang ditampilkan oleh perwakilan kelas di prodi PBSI, salah satunya adalah pembacaan puisi. Puisi dalam sastra merupakan salah satu bentuk ekspresi sastra yang paling khas dan puitis. Aminuddin dalam buku “Strategi Ampuh Memahami Makna Puisi” mengatakan bahwa konsep puisi telah diartikan sebagai sebuah hasil seni sastra yang mengharuskan penyusunan kata-kata sesuai dengan aturan dan elemen-elemen tertentu seperti irama, sajak, dan kata kiasan. Puisi memungkinkan individu untuk menciptakan realitas alternatif atau dunia tersendiri yang mengandung pesan atau gambaran suasana tertentu, baik yang bersifat fisik maupun batiniah. Dapat disimpulkan bahwa puisi merupakan jenis karya sastra yang memanfaatkan kata-kata indah dan penuh makna. Keindahan dalam puisi diperoleh melalui penggunaan kosa kata yang tepat, majas, dan irama. Puisi menggunakan kata-kata sebagai alat untuk mengkomunikasikan ide dan menciptakan citra dalam imajinasi pembaca. Dalam esensinya, puisi adalah sarana di mana seorang penyair dapat mengekspresikan identitasnya dan menyampaikan pesan tertentu.

Di pembahasan kali ini kita akan fokus pada perbandingan puisi yang telah dibawakan di Pekan Kebudayaan Nasional 2023, yaitu Perbandingan antara teks puisi “Doa" karya Taufiq Ismail dengan puisi "Surat Jibril III" karya Maftuhah Jakfar. Puisi “Doa” karya Taufik Ismail dan Puisi “Surat Jibril III” karya Maftuhah Jakfar sukses dibawakan oleh mahasiswa PBSI pada semakan puisi di PKN 2023. Setelah menyimak kedua pembacaan puisi tersebut, saya menyimpulkan bahwa terdapat persamaan makna antara kedua puisi, seperti adanya pengalaman spiritual, hubungan alam, dan pengungkapan diri melalui puisi. Namun dibalik persamaan makna antara kedua puisi tersebut, pastinya terdapat perbedaan yang dapat dibandingkan hasilnya, baik dari unsur intrinsik maupun ektrinsik. Mari kita bahas lebih lanjut mengenai perbandingan antara Puisi Doa” karya Taufik Ismail dan Puisi “Surat Jibril III” karya Maftuhah Jakfar yang dapat dilihat sebagai berikut:

Doa

Karya Taufik Ismail

Tuhan kami

Telah nista kami dalam dosa bersama

Bertahun‐tahun membangun kultus ini

Dalam pikiran yang ganda

Dan menutupi hati nurani

 

Ampunilah kami

Ampunilah

Amin

 

Tuhan kami

Telah terlalu mudah kami

Menggunakan Asma-Mu

Bertahun di negeri ini

Semoga Kau rela menerima kembali

Kami dalam barisan-Mu

 

Ampunilah kami

Ampunilah

Amin

Surat Jibril III

Karya Maftuhah Jakfar

Adzan di pelupuk maghrib

Aku masih di sini

Menyusun serpihan puisi

 

Maghrib melesat di pucuk pohon randu

Lindap di ujung alisku

Surat Jibril menyala dari air wudhu

Menjadi berkas cahaya

Luluri keriap suara

Sisa-sisa doa

Kedua puisi di atas adalah dua karya puisi yang berbeda antara latar belakang penyair serta pesan yang ingin disampaikan penyair. Berikut adalah perbedaan antara kedua puisi tersebut:

  1. Latar Belakang Penyair: Taufik Ismail adalah seorang penyair terkenal asal Indonesia. Ia dikenal sebagai salah satu penyair terkemuka dalam sastra Indonesia modern. Ia memiliki latar belakang sastra dan kebudayaan yang kuat, dan karyanya sering mencerminkan pemahamannya tentang kehidupan, alam, dan spiritualitas. Sedangkan Maftuhah Jafar adalah seorang penyair asal Indonesia. Ia merupakan seorang penyair yang aktif dalam dunia sastra Indonesia. Puisi-puisinya sering menggambarkan momen-momen spiritual dan pengalaman keagungan, serta hubungan dengan alam. Latar belakang mereka yang berbeda dapat mempengaruhi pesan dan makna yang terkandung dalam puisi mereka.
  2. Gaya penulisan dan Bahasa: Gaya penulisan dan bahasa yang digunakan dalam kedua puisi sangat berbeda. Puisi "Doa" karya Taufik Ismail cenderung lebih sederhana. Puisi ini memiliki nuansa religius yang kuat, dan bahasa formal untuk menciptakan suasana yang sesuai dengan tema puisi itu sendiri. Sedangkan Puisi "Surat Jibril III" karya Maftuhah Jafar memiliki gaya penulisan yang lebih deskriptif dan puitis.
  3. Tema Puisi: Puisi "Doa" karya Taufik Ismail menggambarkan ungkapan perasaan penyesalan dan permohonan ampun kepada Tuhan. Sedangkan Puisi "Surat Jibril III" karya Maftuhah Jafar menggambarkan momen-momen spiritual dan pengalaman keagungan, serta hubungannya dengan alam.
  4. Isi Puisi: Puisi "Doa" karya Taufik Ismail menceritakan perjalanan rohani seseorang yang menyadari kesalahan yang telah dilakukan dan merasa rendah di hadapan Tuhan. Puisi ini menekankan pentingnya introspeksi, penyesalan, dan permohonan ampun kepada Tuhan dalam kehidupan. Dengan bahasa yang sederhana namun kaya makna, Taufiq Ismail berhasil menyampaikan perasaan manusia yang merendahkan diri kepada Tuhan dalam harapan untuk mendapatkan pengampunan-Nya. Sedangkan Puisi "Surat Jibril III" karya Maftuhah Jafar terdiri dari kumpulan puisi yang berhubungan antara seorang hamba dengan Pencipta-Nya. Puisi-puisi ini juga menggambarkan pengalaman spiritual.
  5. Makna dan Pesan: Puisi "Doa" karya Taufik Ismail menjadi pengingat akan pentingnya introspeksi, penyesalan, dan memohon ampun kepada Tuhan dalam menjalani kehidupan. Sedangkan Puisi "Surat Jibril III" karya Maftuhah Jafar memberi pesan bahwa sebagai manusia kita harus selayaknya menjadi hamba yang selalu taat kepada sang pencipta.

Meskipun ada perbedaan dalam makna dan pesan dalam kedua puisi ini, perbedaan ini dapat menciptakan keunikan dalam masing-masing karya. Terlebih lagi  makna puisi bersifat subjektif yang dapat berbeda pemahamannya bagi setiap pembacanya.

Referensi:

Jakfar, Maftuhah. Surat Jibril. Yogyakarta: Istana Agency, 2023.

Setiawan, Kodrat Eko Putro dan Andayani. Strategi Ampuh Memahami Makna Puisi: Teori Semiotika dan Penerapannya. Cirebon: Eduvision, 2019.

Ikuti tulisan menarik Berliana Ananda Putri lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu