Dekadensi Moral: Ancaman dan Tantangan Masa Depan Bangsa

Senin, 27 November 2023 10:19 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dekadensi moral menjadi sorotan yang dapat mengancam masa depan anak bangsa. Faktor yang mendasari terjadinya dekadensi moral tidak menutup kemungkinan karena adanya pengaruh globalisasi. Derasnya arus teknologi informasi telah menyuapi pemikiran generasi muda dengan berbagai kemudahan akses yang ditawarkan.

Dekadensi moral atau kemerosotan nilai moral menjadi isu penting yang kian mengkhawatirkan. Fenomena ini berdampak pada perubahan kondisi sosial pada generasi muda yang ditandai dengan lunturnya sikap-sikap kenormaan. Faktor yang menyebabkan terjadinya dekandensi moral pada anak dapat dijumpai dengan melihat lemahnya pengetahuan dan pemahaman pada nilai-nilai luhur pancasila, adanya kelalaian orang tua dalam memantau dan mendidik anak, dan yang paling penting adalah pengaruh dari terpaan media sosial akibat mengkonsumsi gadget secara berlebihan.

Bentuk fenomena dekadensi moral pada anak dapat dijumpai pada maraknya kasus pelajar yang melakukan tindak bullying, pemalakan, maraknya aksi tawuran, meningkatnya kasus kekerasan seksual di lembaga pendidikan, melakukan aksi kekerasan atau penganiayaan kepada guru, free sex, mengkonsumsi dan mengedarkan obat-obat terlarang, dan masih banyak contoh kasus lain. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah yang pada hakikatnya menjadi tempat untuk menimba ilmu kini harus ternodai dengan aksi-aksi yang sangat disayangkan untuk terjadi.

 

KPAI mencatat pada Agustus 2023, sebanyak 2.355 laporan masuk sebagai kasus kekerasan pada anak. Data KPAI, sebanyak 723 kasus kekerasan terjadi dalam satuan pendidikan sebagaimana laporan tersebut terdiri dari anak korban bullying atau perundungan terdapat 87 kasus. Derasnya arus teknologi informasi telah menyuapi pemikiran generasi muda dengan berbagai kemudahan akses yang ditawarkan. Berkat adanya kemudahan ini, anak-anak dengan mudahnya dapat mengakses konten-konten pornografi dan kriminalitas yang terbungkus dalam serial film. Hal ini tentu saja dapat berdampak pada psikologis dan fisik yang ditandai dengan perubahan mental, ketidakstabilan emosi, menurunnya minat belajar, mudah lupa dan tidak fokus, hingga dapat menyebabkan ganguan kejiwaan.

 

Mengingat kemerosotan nilai moral tidak hanya terjadi pada anak dibawah umur, tetapi juga dapat terjadi pada rentang usia dewasa sekalipun. Hal tersebut diyakini karena kurangnya internalisasi nilai-nilai moral sejak usia dini. Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat (14) menjelaskan bahwa pendidikan anak usia dini adalah salah satu upaya pembinaan yang ditujukan untuk anak sejak lahir sampai dengan 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut.

 

Pendidikan pada anak usia dini perlu dilakukan pada jenjang Taman Kanak-Kanak (TK) sebagai langkah dan pondasi awal untuk mengenalkan pentingnya penerapan nilai-nilai moral dalam berkehidupan. Hal ini perlu dilakukan mengingat maraknya aksi dekadensi moral pada anak dibawah umur telah terjadi di luar batas kemanusiaan. Hal ini tentu menyorot pada peran orang tua dan tenaga pendidik di sekolah. Peran orang tua dilihat dari tanggung jawab untuk memberikan edukasi nilai moral dirumah, dan tenaga pendidik bertanggung jawab pada pembinaan dan perkembangan sikap di lembaga pendidikan.

 

Dekadensi moral telah menjadi sorotan yang dapat mengancam masa depan anak bangsa.  Faktor yang mendasari terjadinya dekadensi moral tidak menutup kemungkinan karena adanya pengaruh globalisasi. Berkembangnya nilai-nilai yang tidak sesuai dengan budaya bangsa menyebabkan pergeseran pola pikir masyarakat. Selain itu, pertumbuhan teknologi informasi yang kian tak terbendung mengakibatkan anak-anak terkena terpaan media yang begitu kuat. Oleh karena itu, kesiapan generasi sandwich dalam menata masa depan perlu dibina agar stereotip generasi rapuh ini tidak menjadi bias yang semakin melekat.

 

Dengan melihat fenomena ini, maka sudah seharusnya masyarakat kita lebih sadar akan pentingnya internalisasi moral yang diterapkan sejak dini untuk membentuk moralitas dan karakter bangsa. Seperti kata pepatah “Generasi muda hari ini adalah pemimpin hari esok.” Maka sudah seharusnya generasi muda sekarang harus dibekali penanaman nilai moral, karena ditangan generasi mudalah tergenggam arah bangsa. Tantangan dan ancaman dekadensi moral bukanlah urusan personal, namun lebih jauh dari itu dapat mengancam masa depan bangsa.

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
zhahira avriel

Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam UIN Gusdur Pekalongan

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terpopuler di Peristiwa

img-content
img-content
Lihat semua