x

Oleh Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures, CC BY-SA 3.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid\x3d8612594

Iklan

Dellia Gustiani

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 25 Desember 2023

Senin, 25 Desember 2023 16:00 WIB

Relevansi Filsafat Dialektika Hegel pada Peristiwa Bandung Lautan Api 1946

Dalam peristiwa Bandung Lautan Api terdapat pertentangan antara ide dan peristiwa. Pertentangan ini diselesaikan dengan melibatkan kedua pihak.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sebagai seorang pelajar mungkin sudah tidak asing lagi dengan Ilmu Filsafat. Filsafat merupakan salah satu ilmu pengetahuan tertua yang sudah ada di dunia ini yang berguna untuk menelusuri kebenaran dari suatu hal atau pun peristiwa. Ilmu filsafat ini memiliki beberapa cabang keilmuan salah satunya adalah filsafat sejarah.

Filsafat sejarah ini berbicara mengenai realitas masa lalu serta entitas tentang tulisan-tulisan masa lampau dengan selalu menghubungkan tiga aspek yang tidak bisa dipisahkan dari sejarah yaitu antara dinamika manusia, ruang dan waktu.

Dengan mengandalkan cara berpikir sebagai landasan hal ini membuat banyaknya pemikiran-pemikiran baru yang dihasilkan dari orang-orang yang menekuni filsafat ini. Salah satu dari pemikiran filsafat sejarah ini adalah filsafat dialektika yang dicetuskan oleh Hegel. Hegel atau yang bernama lengkap Georg Wilhelm Friedrich Hegel merupakan seorang filsuf terkenal yang berasal dari daerah Jerman dimana pemikiran-pemikiran Hegel ini sangatlah membawa pengaruh yang besar pada abad ke-18 sampai 19 Masehi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Teori filsafat Hegel ini menekankan proses dialektika yang ditekankan pada dua hal dimana sumber dari segala perubahan yang terjadi pada sebuah peristiwa itu merupakan ide yang kemudian ide-ide tersebut berkembang hingga mempengaruhi perubahan dan perkembangan sejarah. Sistem Dialektika menurut Hegel ini ditandai dengan tiga proses yaitu tesis, antitesis dan juga sintesis.

Banyak sekali peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah yang dapat dikaitakan dengan teori filsafat sejarah dialektika milik Hegel ini salah satunya adalah peristiwa Bandung Lautan Api.

Sudah tidak asing lagi terutama bagi masayarakat Bandung dengan peristiwa Bandung Lautan Api ini. Peristiwa besar yang pernah terjadi di Kota Bandung guna melindungi Bandung dari tangan-tangan penjajah yang terjadi pada tanggal 23 Maret 1946 dan akan terus dikenang hingga hari ini.

Peristiwa Bandung Lautan Api ini merupakan peristiwa dimana Kota Bandung mengalami pengosongan dan pembumihangusan oleh rakya serta tentara Bandung sendiri hal ini dinilai merupakan solusi terbaik pada saat itu agar pasukan Nederlandsch Indische Civiele Administratie (NICA) yang diboncengi oleh pihak sekutu yang tergabung dalam Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) agar tidak dapat menjadikan wilayah Bandung sebagai markas militer mereka.

Sesaat setelah Indonesia memproklamasikan Kemerdekaannya tepatnya pada tanggal 12 Oktober 1945 Belanda kembali datang ke wilayah Indonesia tepatnya di wilayah Bandung untuk membebaskan para tentara sekutu dari tahanan Jepang. Namun ternyata kedatangan Belanda ini diboncengi oleh sekutu dengan tujuan menguasai wilayah Indonesia kembali.

Sejak awal mula dari kedatangannya tersebut AFNEI dibawah kepemimpinan MacDonald memerintahkan kepada setiap rakyat Indonesia untuk menyerahkan semua peralatan perang kecuari milik Tentara Keamanan Rakyat (TKR) untuk segera diserahkan kepada AFNEI. Tahanan-tahanan Belanda pun mulai dibebaskan dari kamp tawanan Jepang dan mualai mengganggu keamanan wilayah sekitar. Dengan kedatangan Belanda dengan maksud dan tujuan yang seperti itu maka rakyat Indonesia mulai melakukan perlawanan serta pemberontakan terhadap NICA dan AFNEI. Hingga pada 24 November 1945 perang antara TKR dengan sekutu pun tidak dapat dihindari, angkatan perang Indonesia mulai melakukan penyerangan terhadap markas-markas sekutu di wilayah Bandung Utara.

Adapun pada tanggal 27 November 1945 Kolonel MacDonald ini memberikan ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat Mr. Datuk Djamin untuk memerintahkan kepada rakyat Bandung dan juga para tentaranya untuk segera mengosongkan wilayah Bandung Utara.

Namun ultimatum tersebut tidak diindahkan oleh seluruh rakyat dan tentara Bandung. Mereka tidak rela jika wilayah Bandung pada saat itu diambil alih oleh sekutu dan dijadikan sebagai markas militer mereka. Hingga pada akhirnya dilakukanlah musyawarah oleh Madjelis Persatoean Perdjoangan Priangan (MP3). Pada 23 Maret 1946 Kolonel Abdoel Haris Nasoetion memerintahkan untuk mengevakuasi dan meninggalkan kota Bandung. Lalu  pada malam harinya dilaksanakan pembakaran terhadap wilayah Bandung tersebut oleh TRI. Di selatan Bandung, tepatnya di Dayeuhkolot, pecah pertempuran antara TRI dengan sekutu.

Tepat pada pukul 24.00 wilayah selatan Bandung ini telah kosong dari penduduk dan TRI, namun wilayah ini terbakar hebat hingga menjadi lautan api. Adapun peristiwa pembumihangusan Bandung ini dilakukan karena TRI merasa bahwa kekuata mereka tidak sebanding dengan kekuatan pihak NICA dan juga AFNEI oleh karena itu digunakan strategi pembakaran ini guna mengalahkan sekutu.

Setelah peristiwa ini barulah TRI dengan bantuan rakyat indnesia melakukan perlawanan terhadap sekutu dengan strategi gerilya.

Dalam peristiwa Bandung Lautan Api ini dapat kita analisis mengenai relevansinya dengan teori filsasat sejarah dialektika Hegel. Melalui teori dialektika ini ditunjukan bahwa terdapat petentangan ide dalam sebuah peristiwa. Pertetangan ini hadir karena ide serta tujuan yang saling bertolak belakang yang disebut tesis dan antitesis. Kemudian diselesikan dengan proses yang melibatkan kedua aspek.

Dalam peristiwa Bandung Lautan Api terjadi kebijakan dari pihak sekutu dimana memerintahkan untuk menyerahkan setiap senjata perang milik rakyat, dimana hal itu bertujuan agar dapat menduduki wilayah Indonesia kembali, hal ini dapat disebut sebagai tesis. Kemudia dalam pelaksanaanya muncul respon dari rakyat dan seluruh pihak Indonesia yang tidak rela dengan inginya pihak sekutu untuk menduduki wilayah Indonesia, hal ini merupakan analisis dan antitesis dalam teori dialektika yang lahir dari akibat respon yang bersifat menentang dari ide tersebut. Setelah terciptanya dua aspek tersebut timpul permasalahan yang harus ditemukan penyelesaian yaitu dibumihanguskanlah wilayah Bandung sebagai perlawanan terhdap pihak sekutu hal ini lah yang kemudian ini disebut sebagai sintesis yang pada akhirnya dari peristiwa ini kemenangan ditangan Indonesia pun didapatkan.

 

SUMBER

Thohir, A., & Sahidin, A. (2019). Filsafat Sejarah: Profetik, Spekulatif, dan Kritik. Jakarta: Prenadamedia Group.

Amar, Djen. 1963. Bandung Lautan Api. Dhiwantara

R.W Smail. 2011. Bandung Awal Revormasi 1945-1946. Bandung:Ka Bandung

 

 

Ikuti tulisan menarik Dellia Gustiani lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

14 jam lalu

Terpopuler