Perluasan sanksi ekonomi ini merupakan bagian dari sikap Taiwan yang mengutuk invasi Rusia dan menandai bergabungnya negara pulau ini ke kubu negara-negara Barat yang juga menjatuhkan sanksi kepada Moskow. Meskipun begitu, sanksi ekonomi Taiwan ini lebih bersifat simbolik mengingat hanya terdapat sedikit perdagangan langsung yang dilakukan kedua negara.
Perwakilan Kementerian Ekonomi Taiwan mengatakan kebijakan sanksi dilakukan untuk tujuan memenuhi kerjasama internal dan mencegah terjadinya ekspor produk-produk teknologi tinggi untuk kepentingan militer. Sanksi ini tidak saja mencakup komponen-komponen semikonduktor, tetapi juga produk-produk kimia dan obat-obatan tertentu.
Pemberlakuan sanksi ekonomi ini menutup pintu perdagangan produk-produk Taiwan ke Rusia. Perwakilan Kementerian Ekonomi Taiwan mengatakan jika terdapat pengajuan izin ekspor barang yang masuk daftar sanksi, maka secara prinsip pengajuan itu tidak akan diterima.
Pemberlakuan sanksi ekonomi ini sejalan dengan kebijakan yang telah diterapkan Uni Eropa, Amerika Serikat, dan negara-negara lainnya. Sebelumnya, negara-negara Barat telah mengumpulkan puing-puing senjata di medan perang Ukraina dan telah membuat daftar produk prioritas utama terkait komponen, peralatan, dan produk elektronik yang secara luas digunakan secara komersial, namun berpotensi digunakan sebagai senjata.
Penderitaan rakyat Ukraina akibat invasi Rusia telah mendapatkan simpati publik yang luas di Taiwan. Pasalnya, penderitaan ini berpotensi terjadi terhadap rakyat Taiwan jika pemerintah Tiongkok melakukan aksi kekerasan yang sama untuk mengklaim dan merebut negara pulau itu sebagai bagian dari teritori negeri Tirai Bambu ini. (malaymail/reuters)
Ikuti tulisan menarik Teguh V. Andrew lainnya di sini.